Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Anggota Komisi E DPRD Jatim Puguh Wiji Pamungkas sependapat jika urusan ketahanan keluarga menjadi salah satu fokus utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2030.
Puguh beralasan, dengan diatur dalam RPJMD maka nantinya akan banyak produk regulasi yang bisa dihasilkan.
"Pemerintah memang harus hadir melalui berbagai kebijakan terkait ketahanan keluarga," kata Puguh saat dikonfirmasi dari Surabaya, Rabu (25/6/2025).
Puguh menjelaskan, ketahanan keluarga memang tidak bisa lagi dianggap sebagai urusan domestik saja.
Apalagi berdasarkan data, angka perceraian di Jawa Timur juga masih tinggi.
Hal ini kemudian berimbas pada sejumlah hal. Termasuk diantaranya adalah banyaknya perempuan harus menjadi kepala keluarga.
Jumlahnya hampir 20 persen dari total 10,8 juta rumah tangga.
Perceraian menjadi salah satu penyebab tingginya angka ini.
"Makanya kenapa penting sekali isu terkait ketahanan keluarga ini," terang legislator dari dapil Malang Raya ini.
Selain urusan perceraian, Puguh juga menyinggung masih tingginya angka pernikahan dini. Sehingga berdasarkan sejumlah alasan tersebut, Puguh turut setuju jika ketahanan keluarga menjadi salah satu fokus dalam RPJMD yang saat ini tengah jadi bahasan di DPRD.
"Apalagi, Jawa Timur kan penduduknya besar. Kekuatan rumah tangga menjadi sangat penting sekali menurut saya," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, usulan tentang ketahanan keluarga masuk RPJMD disuarakan oleh Ketua Fraksi PKS DPRD Jatim Lilik Hendarwati.
Dia mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur agar menjadikan ketahanan keluarga sebagai prioritas utama dalam RPJMD 2025-2030.
Lilik menegaskan hal ini penting lantaran masih tingginya data perceraian di Jawa Timur.
Dalam penjelasannya, Lilik mengungkapkan tingginya angka perceraian bukan sekadar angka statistik, melainkan sinyal kuat bahwa institusi keluarga sebagai unit terkecil masyarakat sedang dalam kondisi rapuh.
“Jika keluarga goyah maka pembangunan daerah akan berdiri di atas pondasi yang rapuh pula,” kata Lilik kepada wartawan, Rabu (25/6/2025).