Update Kondisi Anak yang Jadi Korban Penyiksaan Orang Tua di Kebayoran Lama
Pravitri Retno W June 26, 2025 03:32 PM

TRIBUNNEWS.COM - M (7), anak perempuan yang diduga menjadi korban penyiksaan orang tuanya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Kabag Humas RS Polri Kramat Jati, Firdaus, berujar M yang sebelumnya dirujuk pada Rabu (11/6/2025), saat ini masih menjalani perawatan untuk pemulihan kondisi secara umum.

Hal ini karena berdasarkan hasil pemeriksaan, korban tak hanya mengalami luka pada bagian lengan kanan dan terdapat bekas luka bakar pada wajah, tetapi juga menderita gizi buruk serta anemia berat.

"Secara keseluruhan masih proses pemulihan," kata Firdaus saat dikonfirmasi Tribun Jakarta di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (26/6/2025).

RS Polri Kramat Jati mengerahkan enam dokter spesialis untuk merawat korban.

Mereka adalah dokter anak konsultan, dokter bedah plastik, dokter bedah tulang, dokter psikiatri, dokter gizi, dan dokter rehab medik.

M sudah melakoni tindakan operasi pemulihan luka pada bagian lengan kanan yang dilakukan dokter spesialis ortopedi dan spesialis anestesi RS Polri Kramat Jati, Sabtu (14/6/2025) lalu.

Akan tetapi, tindakan operasi lanjutan masih menunggu perbaikan kondisi umum korban.

Pasalnya, untuk melakukan tindakan lebih lanjut kondisi pasien secara umum harus dinyatakan baik.

"Belum, mengingat kondisi pasien yang harus dipulihkan dulu. Untuk tindakan operasi ada standar minimal kesehatan pasien." 

"Tindakan operasi tulang lengan kemarin karena menjadi prioritas," ujar Firdaus.

Selain pemulihan fisik, pihak RS juga memberikanpendampingan dengan mengerahkan psikolog untuk proses pemulihan trauma akibat tindak kekerasan yang dialami korban.

Menurut Firdaus, sampai saat ini proses pendampingan pemulihan korban masih berjalan.

Namun, bocah malang tersebut belum bisa banyak berkomunikasi.

"Sudah ada psikolog yang mendampingi. Cuma pasien belum bisa diajak bicara, hanya satu dua kata yang terucap," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri melakukan koordinasi intensif dengan Dukcapil untuk menelusuri identitas dan asal-usul keluarga korban.

"Proses penyelidikan masih terus berjalan, termasuk verifikasi identitas anak yang telah menyebutkan sejumlah nama anggota keluarganya," kata Brigjen Nurul Azizah dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

Selain berkoordinasi dengan Dukcapil, Bareskrim turut melakukan pelacakan ke sejumlah wilayah di luar Jakarta, seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur, untuk menindaklanjuti informasi yang diberikan korban.

Namun, sampai saat ini, informasi yang diperoleh belum sesuai keterangan yang disampaikan korban.

Penelusuran dilakukan secara menyeluruh, yaitu mencakup pelacakan administratif, investigasi langsung di lapangan, analisis data dan digital forensik, serta pendekatan psikologis dan komunikatif bersama pendamping ahli. 

Bareskrim juga melakukan penyebaran informasi terbatas lewat kerja sama lintas kementerian dan lembaga terkait.

Nurul menekankan, prinsip perlindungan anak menjadi prioritas utama dalam penanganan kasus ini.

"Keterlibatan aktif masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan setiap langkah yang diambil benar-benar menjamin keselamatan, pemulihan, dan masa depan anak secara utuh dan berkelanjutan," ujarnya.

(Deni)(TribunJakarta.com/Bima Putra)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.