TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Rencana Pemerintah Kota merelokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) di sekitar Alun-Alun Kota Probolinggo, Jawa Timur, akhirnya mendapat respon positif dari para pedagang.
Wali Kota Probolinggo, Dokter Aminuddin, bersama jajaran Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindustrian (DKUP), menggelar rapat koordinasi dengan perwakilan PKL, Kamis (26/6/2025) di Kantor Pemkot Probolinggo.
Rapat tersebut membahas penataan kawasan Alun-Alun yang akan mulai direvitalisasi pada Juli 2025. Dalam pertemuan tersebut, dicapai beberapa kesepakatan penting, termasuk penetapan lokasi relokasi sementara untuk para pedagang.
Pemkot Probolinggo menyiapkan dua lokasi sebagai tempat berjualan selama proses revitalisasi berlangsung yakni Sentra Kuliner GOR A. Yani dan Zona Alternatif yang mencakup Jalan Ikan Cucut Mayangan, area sekitar Klenteng, hingga Ruang Terbuka Hijau (RTH) Botani.
Sentra Kuliner GOR A Yani dirancang untuk menampung 186 PKL, terdiri dari 27 pedagang eksisting di GOR, 51 PKL Pujasera, 68 PKL Alun-Alun, dan 40 pedagang yang biasa berjualan di sepanjang Jalan dr Soetomo.
Sementara itu, Zona Alternatif juga bisa dimanfaatkan oleh PKL sebagai opsi tambahan.
Wali Kota Dikter Aminuddin menegaskan, relokasi bukan bentuk pelarangan, melainkan bagian dari upaya penataan agar kota lebih nyaman dan tertib.
“Kami tidak melarang berjualan, hanya menata agar lebih tertib dan nyaman saja,” tegas Dokter Aminuddin.
Kebijakan ini, menurut politisi Partai Gerindra itu tetap mempertimbangkan keberlangsungan penghidupan para pedagang, tanpa mengabaikan pentingnya menjaga kebersihan, keamanan, dan estetika kawasan kota.
Perwakilan PKL yang hadir dalam rapat menyampaikan apresiasi atas pendekatan dialogis yang diambil pemerintah. Mereka juga mengajukan permohonan agar tersedia zona khusus dan pemerataan lokasi dagang pasca-revitalisasi, termasuk di GOR A. Yani maupun Alun-Alun nantinya.
“Kami minta ada zona khusus agar lapak kami tetap strategis,” ujar salah satu perwakilan PKL.
Menanggapi hal tersebut, Kepala DKUP Kota Probolinggo, Fitriawati, menyatakan pihaknya akan melakukan seleksi ketat untuk penempatan PKL setelah revitalisasi rampung.
Fitri juga memaparkan, kawasan GOR A. Yani akan dikembangkan sebagai pusat wisata kuliner modern yang terintegrasi.
“Nanti di GOR A Yani juga akan ada jalan tembus ke museum yang juga bisa dimanfaatkan PKL,” jelas Fitri.
Proses relokasi ke GOR A Yani saat ini masih dalam tahap lelang. Pembangunan ditargetkan mulai berjalan pada Juli 2025. Pemerintah Kota Probolinggo berharap seluruh pihak dapat menjaga kondusivitas selama masa transisi ini.
Kolaborasi antara pemerintah dan PKL diharapkan menciptakan keseimbangan antara penguatan ekonomi kerakyatan dan penataan ruang kota yang lebih rapi dan teratur. (*)