TRIBUNNEWS.COM - Menteri Perlindungan Pekerja Migran sekaligus Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Abdul Kadir Karding memberikan klarifikasinya terkait pernyataannya yang viral soal imbauan untuk bekerja di luar negeri agar angka pengangguran di Tanah Air berkurang.
Karding menegaskan, dalam pernyataan itu ia tidak bermaksud mengusir warga Indonesia untuk bekerja di luar negeri.
Namun Karding hanya memberikan alternatif pilihan pekerjaan untuk warga Indonesia, salah satunya dengan bekerja di luar negeri.
"Konteksnya saya bicara itu adalah tidak ada istilah mengusir."
"Saya mengatakan bahwa ada alternatif pilihan yang cukup menjanjikan, yaitu bekerja di luar negeri," kata Karding dilansir Kompas TV, Minggu (29/6/2025).
Lebih lanjut Karding menuturkan, sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, maka ia harus bisa menjadikan peluang kerja di luar negeri sebagai solusi membantu masalah pengangguran di Indonesia.
Selain itu dengan pemanfaatan peluang bekerja di luar negeri ini, angka kemiskinan di Indonesia juga bisa dikurangi.
Pertumbuhan ekonomi masyarakat juga turut meningkat jika mereka memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang menjanjikan.
"Saya harus menjadikan peluang kerja di luar negeri ini sesuatu yang dapat membantu mengurangi pengangguran, kemiskinan."
"Dan juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat," jelas Karding.
Abdul Kadir Karding merupakan Menteri Perlindungan Pekerja Migran/Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).
Ia akan mengemban jabatan tersebut hingga 2029 mendatang.
Sebelumnya, Karding pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari 2009 hingga 2024 mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah VI.
Karding merupakan politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Diketahui Karding menjadi sorotan publik karena pernyataannya yang meminta warga mencari kerja di luar negeri viral.
Hal tersebut disampaikan Karding dalam acara talkshow dan peresmian Migrant Center di Gedung Prof. Soedarto, Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, Kamis (26/6/2025).
"Di Jateng ada (hampir) 1 juta (pengangguran) yang belum terserap, anda (mahasiswa) calon (tenaga kerja) yang tidak terserap, maka segera berpikir ke luar negeri," tutur Karding.
Ia menyebut, secara nasional angka pengangguran di Indonesia telah melampaui 70 juta orang.
Dalam kondisi seperti ini, bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) terampil disebutnya sebagai salah satu solusi utama untuk mengurangi pengangguran.
"Justru bekerja di luar negeri jembatan kita menapak karir lebih bagus, karir global. Jadi bekerja di luar negeri bukan pilihan alternatif. Kalau menurut saya ini pilihan paling utama," sambungnya.
Karding juga menyampaikan keyakinannya bahwa pengiriman PMI ke berbagai negara bisa menjadi sarana Indonesia untuk menanamkan pengaruh secara global.
(Faryyanida Putwiliani/David AdiAdi)