5 Fakta Cuaca Berkabut di Bekasi yang Viral hingga Dijuluki ‘Bekaswiss’
Glery Lazuardi June 30, 2025 10:32 AM

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Fenomena cuaca tak biasa terjadi di Bekasi, Jawa Barat.

Kabut tipis menyelimuti sebagian wilayah kota sejak Minggu (29/6/2025), membuat suasana yang biasanya panas berubah menjadi sejuk dan mendung sepanjang hari. 

Pemandangan yang langka ini membuat warganet ramai memperbincangkannya di media sosial dan menjuluki Bekasi sebagai “Bekaswiss”, plesetan dari negara Swiss yang terkenal akan pegunungan dan cuaca dinginnya.

Dari unggahan meme hingga komentar satir, cuaca berkabut di Bekasi mendadak menjadi perbincangan nasional. 

Sejumlah pengguna X (dulu Twitter) bahkan menyebut Bekasi kini memiliki “longstanding policy of neutrality” hingga “industri tas mewah” layaknya Swiss.

Di balik viralnya “Bekaswiss”, berikut lima fakta penting mengenai kabut yang menyelimuti Bekasi:

1. Viral di Media Sosial: Bekasi Seperti Swiss?

Awal mula viralnya kabut Bekasi datang dari unggahan akun X @TxtdariBekasy yang menyamakan Bekasi dengan Swiss. Unggahan tersebut berbunyi:

“Bekaswiss is famous for its breath-taking City scenery, luxury bag industry, delicious uduk, efficient public transport and its longstanding policy of neutrality.”

Pernyataan satir itu langsung menyita perhatian warganet. Dalam waktu singkat, kata “Bekaswiss” menjadi trending topic di berbagai platform media sosial.

Sejumlah video yang diunggah netizen memperlihatkan jalanan, rumah, dan gedung di Kota Bekasi diselimuti kabut tipis, dengan suasana yang tenang dan udara yang sejuk.

Kondisi ini sangat berbeda dengan kesan Bekasi yang biasanya panas, padat, dan berdebu.

BERKABUT - Kemunculan kabut di Cilebut, Sukaraja Bogor, Jawa Barat, Minggu(29/6/2025).
BERKABUT - Kemunculan kabut (Willy Widianto)

2. BMKG Jelaskan Penyebab Kabut dan Udara Sejuk

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, memberikan penjelasan ilmiah mengenai munculnya kabut di Bekasi. Menurutnya, kabut terbentuk karena serangkaian faktor meteorologis yang mendukung.

“Hujan dapat menyebabkan suhu menjadi lebih sejuk dan kelembaban meningkat. Kelembaban yang tinggi dapat membuat udara terasa lebih dingin dan berkabut. Pergerakan angin juga membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut,” ujar Guswanto.

BMKG mencatat suhu di Bekasi berkisar 24 hingga 25 derajat Celsius pada siang hari, dengan kelembapan udara mencapai 92–96 persen.

Kondisi angin yang tenang — sekitar 0–4 mph — ikut mendukung terbentuknya kabut, terutama pada malam hingga pagi hari.

3. Fenomena Tak Hanya di Bekasi, Tapi Juga Depok dan Bogor

Ternyata, kabut tipis tidak hanya terjadi di Bekasi.

Sejumlah warga di Depok, Citayam, Sawangan, Bojonggede, hingga Bogor juga melaporkan kondisi serupa.

Daerah-daerah ini diselimuti cuaca mendung sepanjang hari, dan selepas Maghrib, kabut mulai tampak menyelimuti permukiman.

“Dari subuh tidak ada matahari, langit mendung terus. Menjelang malam kabutnya mulai turun, kayak di Puncak,” kata Fathan, warga Bogor.

“Di Telaga Golf Sawangan, pas buka jendela kabutnya tebal banget. Agak kaget juga, biasanya enggak seperti ini,” ungkap Silvie, warga Depok.

Kondisi ini juga dialami oleh warga Citayam dan Bojonggede. Mereka mengatakan kabut terasa cukup tebal, terutama menjelang malam hari.

4. Warga Bekasi: Cuaca Bikin Sendu, Tapi Nyaman

Bagi warga Bekasi, fenomena kabut ini menjadi hiburan tersendiri. Tak sedikit yang merasa kagum dan senang melihat sisi lain dari kotanya yang jarang muncul.

“Biasanya Bekasi itu panas, enggak bersahabat. Tapi hari ini beda. Dari subuh sampai malam enggak ada matahari. Hujan datang dan pergi, dan sore harinya kabut turun. Rasanya aneh tapi nyaman,” ujar Fajar, warga Harapan Indah.

Netizen lainnya, Angga (17), warga Depok, mengaku suasana sore hari saat kabut turun terasa lebih melankolis.

“Vibe-nya sendu karena berkabut. Jadi rasanya beda. Ini bukan Depok yang biasanya. Adem, sejuk, kayak di film-film,” katanya.

5. BMKG Prediksi Kabut Bisa Terulang

BMKG memprediksi kondisi serupa bisa terjadi kembali dalam waktu dekat, terutama jika hujan turun dalam durasi panjang.

Kelembapan yang tinggi dan suhu malam hari yang lebih rendah adalah kombinasi utama terbentuknya kabut.

“Kabut mungkin akan muncul kembali pada malam hari karena kelembaban tinggi dan suhu rendah. Ini fenomena normal saat musim hujan dengan angin tenang dan curah hujan tinggi,” ujar Guswanto.

Sementara itu, hingga pukul 22.00 WIB pada Minggu malam, suhu udara di Depok dan sekitarnya tercatat sekitar 23 derajat Celsius dengan kelembapan mencapai 96 persen, serta jarak pandang yang kurang dari 10 kilometer.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.