TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sebagai salah satu pionir dalam teknologi Artificial Intelligence (AI) untuk analisis citra satelit, Dabeeo Inc., perusahaan teknologi asal Korea Selatan, kembali menunjukkan komitmennya terhadap transformasi digital di sektor perkebunan dengan meluncurkan platform terbaru mereka, Eartheye Plantation, yang secara resmi akan diperkenalkan kepada pasar global pada bulan Juli ini.
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan inovasi Dabeeo, melanjutkan prestasi sebelumnya sebagai perusahaan pertama di dunia yang mengomersialkan analisis AI pada citra satelit ultra-high resolution (30 cm) untuk pengelolaan hutan dan perkebunan pada tahun 2023 Web Platform: Menghadirkan Era Baru dalam Plantation Monitoring dengan Detection Rate Lebih dari 99%.
Versi terbaru dari Eartheye Plantation Web Platform tidak hanya menghadirkan perbaikan teknis biasa, tetapi juga membawa peningkatan dalam akurasi, coverage area, dan kecepatan pemrosesan data.
Dengan akurasi di atas 99% untuk deteksi individu pokok kelapa sawit, klasifikasi kesehatan tanaman dengan tingkat akurasi mencapai 95%, serta klasifikasi kematangan buah yang mampu memberikan akurasi hingga 96%, platform ini menetapkan standard baru dalam remote sensing berbasis AI untuk industri agribisnis.
Lebih dari itu, Dabeeo juga mengumumkan komitmen kuat terhadap Service Level Agreement (SLA) delivery time, dengan target proses analisis ronde pertama yang selesai dalam waktu maksimal 2 minggu sejak akuisisi data dilakukan. Hal ini menjadi jawaban atas tuntutan perkebunan yang semakin mengutamakan kecepatan dan ketepatan informasi lapangan.
Super-Resolution hingga Digital Twin: Menciptakan Simulasi Virtual Perkebunan dalam Skala Nyata Eartheye Plantation kini mengintegrasikan teknologi AI-powered Super Resolution, yang mampu meningkatkan kualitas citra satelit 30 cm menjadi setara 7,5 cm pixel resolution, mendekati kualitas drone imagery. Dengan kemampuan ini, pengguna mendapatkan detail visual yang lebih tajam untuk pengambilan keputusan operasional.
Di sisi lain, 3D Plantation Modeling dan Digital Twin Analysis menjadi pilar penting dalam pembaruan platform ini. Fitur ini memungkinkan perhitungan intensitas penyinaran matahari per blok, pemodelan risiko banjir berdasarkan topografi dan aliran air musiman (ephemeral streams), serta analisis kesesuaian lahan dengan memperhitungkan slope dan terrain complexity.
Dengan pendekatan ini, estate managers dapat lebih tepat dalam menentukan prioritas operasional.
Mobile App: AI di Genggaman Tangan untuk Real-Time Decision Making Field App dari Dabeeo menjadi inovasi baru yang ditunggu-tunggu oleh sektor perkebunan. Dengan fitur offline mapping, GPS-based navigation, serta AI-driven anomaly reporting, aplikasi ini menjawab kebutuhan operasional di area dengan konektivitas internet minim.
Melalui AI Fruit Ripeness Classification, pekerja lapangan cukup menggunakan kamera smartphone biasa untuk mengklasifikasikan tingkat kematangan buah sawit dalam hitungan detik, tanpa memerlukan perangkat tambahan.
Uji coba internal menunjukkan bahwa fitur ini telah mampu meningkatkan proporsi buah matang dalam panen hingga 12,5%, memberikan dampak langsung terhadap yield dan efisiensi produksi CPO (Crude Palm Oil).
Selain itu, fitur real-time work tracking dan field reporting juga memberikan visibilitas penuh kepada manajemen untuk memantau pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Victor Choi, Vice President Dabeeo Inc. dan Head of Plantation Business Division, menjelaskan Eartheye Plantation adalah lebih dari sekadar tools digital. Ini adalah sebuah operational insight system yang mengintegrasikan analitik, visualisasi, dan eksekusi lapangan dalam satu ekosistem terpadu. Kami percaya, transformasi digital hanya akan berdampak nyata ketika hasil analisis dapat langsung ditindaklanjuti di lapangan.
Sebagai bagian dari strategi globalnya, Dabeeo juga memperkuat kehadirannya di Indonesia dengan pendirian PT Dabeeo Artificial Intelligence Indonesia di Jakarta pada Mei 2025, setelah sebelumnya sukses mendirikan entitas di Amerika Serikat dan Vietnam.
Langkah ini menandai komitmen Dabeeo untuk berinteraksi lebih dekat dengan stakeholder di Indonesia. (*)