TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto, didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, meresmikan gedung baru Wisma Danantara di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (30/6/2025). Gedung yang sebelumnya menjadi kantor Bank Mandiri ini kini resmi menjadi pusat kegiatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Acara ditandai dengan potong tumpeng simbolis, sekaligus menandai era baru Danantara sebagai lembaga pengelola investasi besar negara yang kini mengelola aset mencapai Rp 15.000 triliun.
Gedung yang sebelumnya menjadi kantor Bank Mandiri ini kini resmi menjadi pusat kegiatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
Presiden berharap keberadaan kantor fisik akan memperkuat Danantara dalam menjalankan perannya sebagai "superholding BUMN", memastikan pengelolaan aset negara berjalan efektif dan transparan.
“Melalui keberadaan kantor ini, Presiden menyampaikan harapannya agar Danantara terus tumbuh dan berkembang sebagai dana pengelolaan kekayaan negara yang andal,” tulis Prabowo dalam unggahan di akun Instagram pribadinya.
Acara peresmian juga dihadiri sejumlah menteri Kabinet Merah Putih serta pimpinan Danantara.
Dalam sejumlah dokumentasi foto, tampak suasana peresmian berlangsung hangat dan akrab. Presiden Prabowo, mengenakan seragam safari krem, memotong tumpeng didampingi Wapres Gibran dan CEO Danantara Rosan Roeslani. Ketiganya tersenyum dan bertepuk tangan bersama undangan yang hadir.
Gedung Wisma Danantara sendiri sebelumnya dikenal sebagai Plaza Mandiri, kantor pusat Bank Mandiri. Pemilihan gedung tersebut dianggap strategis dalam upaya memperkuat eksistensi Danantara sebagai institusi pengelola investasi nasional.
Sebelum berpindah ke Wisma Danantara, Badan Pengelola Investasi Danantara berkantor di Jalan RP Soeroso, Jakarta Pusat.
Danantara diberi mandat untuk mengelola aset BUMN seperti Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID. Total nilai aset awalnya diperkirakan sekitar USD 900 miliar (~Rp 14.648 triliun), dan bisa meningkat sampai USD 982 miliar (~Rp 15.584 triliun) saat memasukkan entitas hulu-hilir BUMN lain.
Angka ini menjadikan Danantara sebagai salah satu sovereign wealth fund terbesar di dunia.
Rosan Roeslani, CEO Danantara, menyatakan lembaga ini mengandalkan dividen BUMN untuk investasi—bukan penyertaan modal negara—dengan target keuntungan di atas 10 persen untuk mendorong pertumbuhan proyek strategis nasional.
Peresmian ini turut menjadi momentum reformasi tata kelola BUMN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15/2025, Danantara kini memegang kendali atas 844 entitas anak-cucu BUMN, dan memiliki otoritas menahan perubahan direksi karena sedang berlangsung inbreng saham ke dalam holding.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa segala aset yang akan dikelola Danantara harus dijalankan dengan sistem pengawasan yang ketat dan bebas dari praktik lama penuh inefisiensi. Harapannya, lembaga ini menjadi katalis baru bagi investasi domestik dan global tanpa mengganggu pasar modal.