Jet NATO Turun Tangan Saat 537 Drone dan Rudal Rusia Guyur Ukraina, F-16 Kiev dan Pilotnya Lenyap
Hasiolan Eko P Gultom June 30, 2025 09:31 PM

Jet NATO Turun Tangan Saat 537 Drone dan Rudal Rusia Guyur Ukraina, F-16 Kiev Beserta Pilotnya Lenyap
 
 
TRIBUNNEWS.COM - Rusia meluncurkan 537 pesawat tak berawak (drone) dan rudal ke Ukraina pada Sabtu malam hingga Minggu (pagi, menurut angkatan udara Ukraina.

Sebuah jet tempur F-16 Ukraina dan pilotnya juga dilaporkan hilang selama upaya untuk menangkis serangan itu.

Angkatan udara Ukraina menulis di Telegram kalau Rusia meluncurkan 477 pesawat nirawak dan 60 rudal ke sejumlah target di seluruh negeri pada malam hari.

Serangan Rusia Sabtu malam itu merupakan salah satu -- jika bukan yang terbesar -- dari perang Moskow hingga saat ini.

Begitu besarnya serangan sampai-sampai militer Polandia -- anggota NATO yang berbatasan dengan Ukraina di sebelah baratnya -- juga bereaksi.

Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia mengatakan dalam sebuah unggahan di platform X bahwa serangan Rusia mendorong pesawat tempur Polandia dan sekutunya dikerahkan.

Komando Militer Polandia tersebut mengatakan kalau mereka "mengaktifkan semua pasukan dan sumber daya yang tersedia, pasangan pesawat tempur yang bertugas telah dikerahkan dan sistem pertahanan udara dan pengintaian radar berbasis darat telah mencapai tingkat kesiapan tertinggi. Langkah-langkah yang diambil ditujukan untuk memastikan keamanan di wilayah yang berbatasan dengan wilayah yang terancam."

Dua jam kemudian, komando tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan kalau pasukan tersebut ditarik "karena berkurangnya tingkat ancaman serangan udara Rusia."

TERBANG RENDAH Pesawat F-16 angkatan udara Ukraina kembali di ketinggian rendah setelah menyerang posisi militer Rusia ke arah Kurakhove yang diduduki pada 17 Februari 2025, di wilayah Dnipropetrovsk, Ukraina.

F-16 dan Pilotnya Lenyap

Angkatan udara Ukraina mengatakan 436 pesawat nirawak dan 38 rudal berhasil dijatuhkan oleh pertahanan udara, dengan bantuan jet tempur F-16 buatan AS yang pilotnya menembak jatuh "puluhan" pesawat nirawak serang. 

"Pekerjaan pesawat tempur Ukraina sangat berbahaya," katanya.

Di antara pilot tersebut adalah Letnan Kolonel Maksym Ustimenko, kata angkatan udara Kiev, yang menembak jatuh tujuh target sebelum F-16 miliknya rusak saat berupaya menjatuhkan target kedelapan.

"Pesawatnya rusak dan mulai kehilangan ketinggian," kata angkatan udara.

Ustimenko, imbuhnya, mengarahkan pesawat menjauh dari area permukiman di darat tetapi "tidak punya waktu untuk melontarkan diri."

Dampak serangan pesawat tak berawak atau rudal Rusia terekam di enam lokasi, kata angkatan udara, dengan puing-puing yang berjatuhan dilaporkan di delapan lokasi.

Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan serangan itu sebagai "serangan besar-besaran dengan senjata jarak jauh berbasis darat, laut, dan udara berpresisi tinggi, termasuk sistem rudal hipersonik aerobalistik Kinzhal, serta kendaraan udara tak berawak, terhadap fasilitas kompleks industri militer dan kilang minyak di Ukraina."

"Tujuan serangan telah tercapai, semua target yang ditentukan telah diserang," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah posting di Telegram.

Kementerian juga mengatakan pasukannya menembak jatuh tiga pesawat tak berawak Ukraina semalam.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan kalau sebuah bangunan tempat tinggal di kota Smila, dekat dengan pusat kota Cherkasy, termasuk di antara yang terkena serangan pesawat tak berawak, dengan satu anak terluka.

Zelenskyy juga mengatakan bahwa ia telah memerintahkan penyelidikan atas kematian Ustimenko, seraya menambahkan "Penerbangan Ukraina secara heroik membela langit. Terima kasih kepada semua orang yang membela Ukraina."

"Moskow tidak akan berhenti selama mampu melancarkan serangan besar-besaran," lanjut presiden.

Presiden Rusia Vladimir Putin, katanya, "sudah lama memutuskan bahwa ia akan terus berjuang meskipun dunia menyerukan perdamaian. Kita perlu mengakhiri perang, kita perlu menekan agresor, kita perlu perlindungan."

"Ukraina perlu memperkuat pertahanan udaranya," katanya.

"Ini adalah sistem Amerika yang siap kami beli. Kami mengandalkan kepemimpinan, kemauan politik, dan dukungan dari Amerika Serikat, Eropa, dan semua mitra kami."

 

(oln/GMA/AOL/*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.