Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Cuaca ekstrem yang menerjang Kabupaten Trenggalek mengakibatkan puluhan bencana hidrometeorologi dalam kurun waktu dua hari, yakni 28 hingga 29 Juni 2025.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek mencatat total 23 kejadian bencana tersebar di enam kecamatan.
Jenis bencana yang terjadi didominasi oleh tanah longsor sebanyak 15 kejadian, disusul banjir 6 kejadian, dan cuaca ekstrem 2 kejadian.
Selain infrastruktur, bencana hidrometeorologi tersebut juga menerjang permukiman warga.
"Sebagian besar kejadian berupa tanah longsor yang menutup akses jalan antarwilayah hingga menyebabkan rumah warga mengalami kerusakan," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Stefanus Triadi,
Di Kecamatan Munjungan, banjir menerjang kawasan pesisir Dusun Ngadipuro, Desa Craken hingga menyebabkan jalan menuju pantai Ngadipuro dan permukiman warga rusak.
"Untuk mencegah longsor susulan, BPBD telah menyalurkan sedikitnya 500 karung pasir kepada warga. Karung tersebut digunakan sebagai tanggul penahan dan penguat tebing di sekitar lokasi longsor," lanjutnya.
Sedangkan di Desa Munjungan akses juga sempat terputus karena jembatan rusak akibat cuaca ekstrem.
Namun warga langsung melakukan kerja bakti untuk membuat jalan darurat agar bisa dilalui.
"Sudah xisiapkan glogoran dari batang pohon kelapa sebagai jembatan darurat agar aktivitas warga tetap berjalan," kata Stefanus.
Ia menambahkan, jembatan tersebut cukup vital karena menjadi penghubung antar desa.
"Saat ini upaya pembangunan jembatan permanen sedang dikaji oleh Dinas PUPR Kabupaten Trenggalek," jelasnya.
Triadi mengimbau agar masyarakat tetap waspada karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi kembali di Kabupaten Trenggalek baik di pegunungan maupun di wilayah pesisir pantai selatan.
"Saat ini gelombang pantai juga cukup tinggi dan rawan untuk terjadi banjir rob di pesisir pantai," pungkasnya.