Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) INTR-O Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat (FISIP ULM), baru saja selesai menyelenggarakan INTR-O Press Week (IPW) Volume II yang berlangsung pada 22, 27, dan 28 Juni di Wetland Square, Banjarmasin.
IPW Vol. II dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) LPM INTR-O yang ke-35. Mengusung tema “Digital Journalism: Tetap Eksis dengan Bijak di Era Artificial Intelligence”. Sebagaimana rilis yang disampaikan ke BPost, Pekan jurnalistik tahun ini tampil lebih ekspansif dan tematik dengan mengangkat isu jurnalis dan pekerja kreatif di tengah masifnya teknologi kecerdasan buatan.
IPW Vol. II dirancang untuk meningkatkan minat mahasiswa Kalimantan Selatan terhadap dunia jurnalistik, menyediakan pengalaman pembelajaran yang komprehensif mencakup aspek digitalisasi jurnalistik, memperkenalkan LPM INTR-O kepada khalayak umum, serta meningkatkan hubungan baik dengan organisasi internal dan eksternal kampus.
Hal ini ditegaskan oleh Muhammad Aldi, Pemimpin Umum LPM INTR-O. “Kami memperkenalkan hasil karya anak muda secara terbuka dengan melibatkan lembaga pers lain dan komunitas seni sebagai kolaborator,” tuturnya saat diwawancarai secara daring, Senin (30/6/2025).
Dalam evaluasi yang dilakukan, Bertha Stephanie Florencia selaku Ketua Pelaksana IPW Vol. II menegaskan fokus utama pekan jurnalistik kali ini adalah digitalisasi jurnalisme yang tidak terbatas pada ruang redaksi saja. “Kami ingin memperluas jangkauan dengan berbagai perspektif dalam menanggapi kemajuan teknologi, khususnya artificial intelligence (AI). Maka dari itu, kami tidak hanya menyuguhkan pelatihan jurnalistik, tapi juga forum dan ruang seni sebagai bentuk representasi dunia kreatif yang turut terdampak,” jelasnya saat diwawancarai secara daring.
Gagasan tersebut terefleksi dalam tiga rangkaian utama IPW Vol. II, yakni Journalist Development Training, Forum Group Discussion, dan Art Gallery Exhibition. Rangkaian pertama berlangsung pada Minggu (22/6), dibuka dengan Journalist Development Training yang berfokus pada literasi AI dalam jurnalisme. Diisi oleh jurnalis dari media di Banjarmasin, dan Sri Astuty selaku Koordinator Masyarakat Antifitnah Indonesia (MAFINDO) Banjarmasin.
Sebanyak 35 peserta dari latar belakang beragam dibekali pemahaman tentang batasan dan potensi kolaboratif AI dalam proses produksi berita, serta kemampuan cek fakta yang kritis dan akurat di era digital.
Rangkaian kedua pada Jumat (27/6) menghadirkan Forum Group Discussion bertemakan “Restoring Human Ideas”. Sebanyak 25 peserta dari kalangan anak muda berbagi pengalaman dan pandangan tentang tantangan dan peluang kolaborasi antara manusia dan mesin dalam industri kreatif. Forum ini mempertemukan Kysahh selaku Content Creator (@kysahh) lokal dan
Zahwa selaku Desainer Grafis, untuk memberikan pandangan dua arah tentang dampak kemajuan AI terhadap ruang kerja seniman.
Tak hanya ruang pembelajaran dan diskusi, IPW Vol. II melahirkan pembaharuan lewat Art Gallery Exhibition bertajuk “The Human Algorithm”. Berkolaborasi dengan LPM se-Kalimantan Selatan, komunitas seni, hingga individu muda kreatif, galeri ini diisi oleh 50 karya yang terdiri atas lukisan, fotografi, ilustrasi, buletin, dan majalah. Istimewanya, pengunjung dapat merasakan atmosfer terbuka dan interaktif dengan adanya aktivitas kreatif seperti draw your character, self-painting, write your favorite lyrics, dan real-life puzzle.
Di samping tiga agenda utama, IPW Vol. II juga menghadirkan kolaborasi dengan The Next Young Influencer (TNYI) melalui sesi spesial bertajuk “Unfiltered: Leading with Identity in an AI-Generated World”.
Andaka Bimo Wahyu Saputra selaku Program Manager TNYI mengajak peserta untuk merefleksikan kembali nilai-nilai otentisitas, empati, dan kepemimpinan di tengah
sistem digital yang kian algoritmis. Peserta dituntut tidak hanya adaptif terhadap teknologi, akan tetapi juga teguh pada personal.
Bertha turut menyampaikan harapan agar LPM INTR-O FISIP ULM untuk terus mendorong literasi kritis dan partisipatif. “Semoga IPW selanjutnya bisa tampil semakin keren dan nilai-nilai jurnalistik dapat dikenalkan ke khalayak luas, agar mereka bisa belajar dan mendapatkan ilmu baru,” tutupnya.
Dengan kolaborasi lintas bidang serta melahirkan pendekatan beragam mulai dari edukatif, reflektif, dan kreatif, IPW Vol. II menjadi ruang aktualisasi bagi generasi muda untuk tetap relevan dan kritis di tengah transformasi digital. Melalui setiap semangat yang dibawa dalam setiap rangkaiannya, LPM INTR-O menegaskan perannya sebagai ruang pers mahasiswa yang terbuka, adaptif, dan berdampak.(htw)