Viral 'Bekaswiss', BMKG Sebut Fenomena Kabut di Bekasi Masih Bisa Berlanjut
GH News July 01, 2025 08:03 AM

'Bekaswiss' belakangan ramai menjadi perbincangan pasca cuaca atau suhu di Bekasi dirasakan lebih dingin dari biasanya. Sejumlah warganet juga menunjukkan wilayah Bekasi di malam dan pagi hari juga tampak sedikit berkabut bagaikan di Swiss.

Tidak heran, penyematan nama 'Bekaswiss' kemudian ramai digunakan warganet. "Ini Bekasi apa Swiss sih? Berkabut bae," curhat salah satu pengguna TikTok yang diunggah Minggu malam (29/5/2026), menunjukkan kabut yang terlihat di jalan raya sekitar Grand Wisata Bekasi.

"Berasa di Sentul," timpal yang lain.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menegaskan fenomena kabut di Bekasi sebenarnya normal. Mengingat, hal ini terjadi di tengah musim hujan.

"Ini fenomena normal saat musim hujan dengan angin tenang dan curah hujan tinggi," jelas Guswanto saat dihubungi detikcom, Senin (30/6/2025).

Sebagai catatan, kabut terbentuk karena sejumlah faktor, termasuk hujan yang bisa memicu penurunan suhu serta kelembapan udara. Walhasil, kelembapan yang tinggi dapat membuat udara terasa lebih dingin dan berkabut.

"Pergerakan angin juga membawa udara yang lebih sejuk dan lembap ke wilayah tersebut," ujar Guswanto.

Karenanya, tiga faktor meliputi hujan, kelembapan tinggi, dan pergerakan angin, membuat cuaca lebih dingin dan Bekasi tampak sedikit berkabut. Guswanto menyebut fenomena berkabut masih mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.

Hujan ringan membuat suhu berada di sekitar 23-24 derajat celcius dengan kelembapan di angka 90 persen.

"Kabut mungkin akan muncul pada malam hari karena kelembapan yang tinggi dan suhu yang lebih rendah," terang dia.

Sebagian masyarakat mengira bahwa kemunculan kabut merupakan pertanda udara yang tercemar atau tingginya tingkat polusi. Namun, Ketua Tim Kerja Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani, menegaskan kehadiran kabut tidak otomatis menunjukkan penurunan kualitas udara.

Ia menjelaskan bahwa meskipun di daerah perkotaan kabut dapat bercampur dengan partikel polusi, hal tersebut tidak serta-merta berarti udara dalam kondisi tidak sehat.

"Kabut yang muncul di wilayah dengan aktivitas manusia tinggi tidak selalu mencerminkan kualitas udara yang buruk," ujarnya, saat dihubungi terpisah.

BMKG juga memastikan bahwa kabut yang terjadi saat ini tidak berdampak pada aktivitas sehari-hari. Jarak pandang untuk transportasi, baik darat maupun udara, masih berada dalam kategori aman.



NEXT: Prakiraan Cuaca Bekasi 1 Juli 2025

Bekasi Timur

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 74 sampai 98 persen

Bekasi Barat

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 73 sampai 98 persen

Bekasi Utara

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 29 derajat celsius
Kelembapan 73 sampai 98 persen

Bekasi Selatan

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 74 sampai 98 persen

Rawalumbu

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 74 sampai 98 persen

Medansatria

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 29 derajat celsius
Kelembapan 74 sampai 98 persen

Bantargebang

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 74 sampai 98 persen

Pondokgede

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 73 sampai 99 persen

Jatiasih

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 74 sampai 99 persen

Mustikajaya

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 72 sampai 97 persen

Pondokmelati

Hujan ringan dengan suhu 23 sampai 28 derajat celsius
Kelembapan 73 sampai 99 persen


© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.