Inflasi Juni 2025 Diprediksi Naik Tipis, Dorongan Utama dari Harga Pangan
kumparanBISNIS July 01, 2025 11:41 AM
Inflasi domestik pada Juni 2025 diperkirakan mengalami kenaikan tipis dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh faktor musiman, seperti kenaikan harga bahan makanan selama libur sekolah dan perayaan Idul Adha, serta adanya tekanan ringan dari sektor transportasi.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahunan akan naik sedikit menjadi 1,8 persen yoy pada Juni 2025, lebih tinggi dibandingkan 1,6 persen yoy pada Mei 2025. Secara bulanan, inflasi juga diperkirakan naik menjadi 0,2 persen mom, berbalik dari deflasi minus 0,4 persen mom pada Mei 2025.
Kenaikan harga pangan menjadi kontributor utama, diikuti oleh kenaikan biaya transportasi akibat mobilitas masyarakat yang meningkat pada akhir Juni. Namun, menurut Andry, tekanan ini sedikit diimbangi oleh diskon pemerintah untuk layanan transportasi tertentu.
Sementara itu, inflasi inti pada Juni 2025 diperkirakan stabil di level 2,4 persen yoy. Stabilnya inflasi inti mencerminkan tren harga yang tetap terjaga di tengah nilai tukar Rupiah yang relatif stabil dan aktivitas domestik yang masih kuat.
“Inflasi inti diproyeksikan sebesar 2,4 persen yoy pada Juni 2025,” kata Andry dalam prediksinya, Selasa (1/7).
Sejumlah penumpang turun dari bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu (5/4/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah penumpang turun dari bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Sabtu (5/4/2025). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ekonom Bank Danamon Indonesia, Hosianna Evalita Situmorang, juga memproyeksikan inflasi Juni 2025 berada di kisaran 0,20 persen mom dan 1,9 persen yoy. Ia menekankan bahwa kenaikan harga terutama disumbang oleh kelompok bahan makanan yang masuk dalam kategori volatile food.
“Pendorong utama berasal dari kelompok bahan makanan (volatile food) yang mengalami tekanan musiman akibat meningkatnya permintaan selama libur sekolah dan Idul Adha,” jelas Hosianna.
Selain pangan, harga emas global yang masih tinggi ikut mendorong inflasi inti melalui kenaikan harga perhiasan.
Meski begitu, Hosianna menilai tekanan inflasi secara keseluruhan masih relatif terkendali. Paket stimulus fiskal dan perluasan bansos yang sudah diluncurkan pada kuartal II 2025 juga belum memberikan dampak signifikan terhadap inflasi Juni, dan baru diperkirakan akan terlihat pada Juli mendatang seiring peningkatan belanja masyarakat.
Dalam menghadapi kondisi ini, Hosianna menekankan pentingnya stabilisasi pasokan pangan dan logistik sebagai fokus utama pengendalian inflasi. Ia juga menyebut ruang pelonggaran suku bunga masih terbuka jika tekanan eksternal mereda, untuk mendukung konsumsi tanpa menimbulkan risiko terhadap stabilitas harga.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.