TRIBUNNEWS.com - Kasus kecelakaan anak sulung Amien Rais, Ahmad Hanafi Rais, kembali mencuat setelah sang ayah kembali menyinggungnya dalam sebuah video yang tayang di YouTube pada Jumat (27/6/2025).
Amien dalam videonya, menuding mantan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi), sebagai dalang di balik kecelakaan Hanafi di Tol Cipali, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (18/10/2020) dini hari.
Diketahui, kecelakaan terjadi saat Hanafi pulang dari Yogyakarta menaiki mobil Alphard bernomor polisi B 1612 WMV,
Mobil yang dikendarai sopir Hanafi bernama Ferdian itu melaju dari arah Cirebon menuju Jakarta.
Namun, saat tiba di Tol Cipali KM 112.900, mobil Hanafi ditabrak minibus dari belakang.
Akibatnya, mobil Hanafi juga menabrak kendaraan berat yang ada di depannya.
Saat kejadian, minibus maupun kendaraan berat diketahui sama-sama langsung melarikan diri.
"Kedua kendaraan itu diduga meninggalkan lokasi kejadian," ungkap Kombes Erdi A Chaniago yang saat itu menjabat sebagai Kabid Humas Polda Jabar, dilansir TribunJabar.id.
Terkait lokasi kecelakaan, Erdi mengakui memang minim penerangan jalan.
"Untuk kondisi di sekitar lokasi, tanpa ada penerangan jalan," katanya.
Selain itu, diketahui tidak ada kamera CCTV di lokasi kejadian.
Meski demikian, rekaman CCTV di KM 109 dan KM 117, sempat diserahkan pihak Tol Cipali ke Polres Subang.
"Yang ada (CCTV) di KM 117 dan 109, sudah kami serahkan ke Polres Subang, sedangkan di lokasi KM 112 tidak ada (CCTV)" jelas GM Tol Cipali kala itu, Suyitno, Senin (19/10/2020).
Kondisi serupa juga disampaikan Hasbullah Rahmat, yang ketika kasus terjadi, menjabat sebagai Sekretaris Fraksi PAN DPRD Provinsi Jabar.
Ia mengakui Tol Cipali memang minim penerangan jalan.
Karena itu, kata dia, beberapa titik di Tol Cipali cenderung gelap ketika malam tiba.
"Tol Cipali itu, memang yang pertama, penerangannya kurang ya. Tentu kita minta kepada pengelola Tol Cipali, itu kan orang berbayar, jadi saya kira pengguna jalan Tol Cipali juga wajar kalau dapat fasilitas penerangan lebih, untuk keselamatan mereka," kata Hasbullah saat dihubungi, Minggu (18/10/2020).
Selain soal penerangan, Rahmat juga menyoroti kondisi jalan Tol Cipali yang disebutnya bergelombang.
Ia menyebut, apabila pengemudi tak paham medan jalan, maka berisiko mengalami kecelakaan.
"Kedua, Tol Cipali itu memang tol yang bergelombang. Kalau penerangan kurang, jalannya bergelombang, kalau kendaraannya melaju kencang, tanpa sopirnya tahu kapan harus ngerem, di beberapa titik, ada yang mobil itu bisa terbang," urai dia.
Pengemudi minibus yang menabrak mobil Hanafi Rais maupun kendaraan berat yang ditabrak putra Amien Rais itu, diketahui sama-sama kabur setelah kejadian.
Kala itu, pihak kepolisian menyebut kasus tengah diselidiki untuk mengejar pelaku.
"Anggota masih menyelidiki, termasuk upaya pencarian terhadap kendaraan yang menabrak, untuk mengetahui apakah ada kelalaian dalam kecelakaan ini," kata Kombes Erdi A Chaniago.
Setelahnya, berdasarkan rekaman CCTV, Erdi menyebut pihaknya telah mengantongi identitas pengemudi yang menabrak mobil Hanafi.
Dari hasil penelusuran itu, ujar Erdi, anggota kepolisian langsung melakukan pengejaran.
"Adanya truk yang menabrak dari belakang dan memang sampai dengan saat ini sedang dilakukan pencarian truk tersebut," jelasnya, dilansir Kompas.com.
"Identitas sudah kita ketahui berdasarkan penyelidikan dari Satlantas Polres Subang, nanti mudah-mudahan dalam waktu dekat akan diungkap," imbuhnya.
Namun, berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, belum ada kepastian mengenai pelaku penabrakan hingga saat ini.
Sementara itu, baru-baru ini Amien Rais menuding Jokowi sebagai dalang di balik kecelakaan Hanafi Rais.
Menurut Amien, Jokowi melakukan hal tersebut untuk membungkamnya agar tak lagi mengkritik kebijakan pemerintahan saat itu.
"Ahmad Hanafi Rais oleh rezim Jokowi pernah mau dibunuh dengan ploting cukup rapi," ungkap Amien dalam video yang diunggah pada Jumat (27/6/2025).
"Mengapa Jokowi ingin membunuh anak saya? Supaya saya berhenti mengkritik kebijakan Jokowi yang memang harus dikritik," imbuh dia.
Lebih lanjut, Amien menuturkan ada sejumlah kejanggalan sebelum kecelakaan terjadi.
Menurut pengakuan Hanafi kepada sang ayah, ia melihat ada dua sedan yang membuntutinya sejak dari Semarang.
"Sejak dari Semarang, Hanafi merasa aneh mengapa ada dua sedan yang terus membuntuti mobilnya."
"Bila mobil Hanafi berjalan cepat, dua sedan misterius itu juga berjalan cepat. Kemudian jika mobil Hanafi pelan, dua mobil itu juga ikutan pelan," urai Amien.
Tak hanya mobil sedan, Amien menyebut ada dua truk yang diduga kuat saling berkomunikasi untuk menabrak mobil Hanafi.
Ketika di lokasi kejadian, ada satu truk yang menyalip mobil Hanafi, lalu mengerem mendadak.
Hal itu membuat mobil Hanafi menabrak truk tersebut.
"Dan truk yang dibelakang menyeruduk menghancurkan bagian belakang mobil Hanafi," ucap Amien.
(Pravitri Retno W/Yohanes Liestyo, TribunJabar.id/Muhammad Nandri/Mega Nugraha, Kompas.com/Agie Permadi)