Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangistu
TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso berencana menjadikan Gunung Piramid, di Kecamatan Curahdami sebagai destinas wisata minat khusus.
Hal itu untuk mengantisipasi adanya pendakian ilegal yang selama ini sering ditemukan.
Seperti diketahui, Gunung Piramid meski tak pernah dibuka untuk pendakian namun pada beberapa tahun lalu banyak didatangi pendaki ilegal. Hingga terjadi dua kali pendaki jatuh, dan meninggal di Gunung yang dikenal dengan Punggung Naga.
Menurut Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso, Yuni Dwi Sri Handayani, pihaknya akan menggandeng Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) bekerjasama dengan Pokdarwis dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
"Daripada itu dilarang tapi banyak pendakian ilegal, " katanya dikonfirmasi pada Selasa (1/7/2025).
Tak hanya itu, Disparbudpora juga sudah berkoordinasi dengan Perhutani dan Kecamatan Curahdami sebagai pemangku wilayah, kelurahan serta Pokdarwis setempat. Pasalnya, wisata pendakian tidak semua orang dapat mendaki di Gunung Piramid, Gunung Saeng dan Gulgulan.
"Kalau PKS (Perjanjian Kerja Sama) itu kan harus ada lembaga, nggak tahu apakah nanti koperasi, karang taruna. Tapi yang di depan itu APGI, " lanjutnya.
Selama ini, pendakian-pendakian yang ada termasuk ilegal termasuk dari luar kota sehingga tak heran sering terjadi peristiwa jatuhnya pendaki. Namun jika wisata ekstrem ini dikelola secara profesional, maka ia yakin dapat menekan angka kecelakaan.
"Kami sudah ketemu sama APGI, Perhutani, supaya ada PKS, supaya ada kejelasan siapa pengelola, sistem pendakiannya dengan SOP yang jelas, " ungkap Yuni.
Lebih jauh ia menerangkan, para petugas maupun pengelola wisata di Bondowoso rata-rata merupakan pemandu gunung. Untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam, pihak desa, Bumdes menggandeng aparat dan berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Mitigasi bencana itu anak-anak sudah paham betul. Mereka harus berbuat apa, bagaimana jadi kita mengantisipasi hal itu, " lanjutnya.
Petugaspun kini memanfaatkan media sosial untuk memberikan informasi kepada wisatawan jika kondisi alam tidak bersahabat untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Kita dari Dispar itu mengundang Basarnas untuk kepemanduan," pungkasnya.