TRIBUNNEWS.COM - Berikut perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1.225 pada Rabu (2/7/2025).
Pada dini hari, Rusia menyerang wilayah Odessa dengan pesawat tak berawak, merusak infrastruktur pelabuhan dan pariwisata.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) menangguhkan pengiriman sejumlah rudal pertahanan udara dan amunisi berpemandu presisi lainnya ke Ukraina.
Penangguhan tersebut dilakukan di tengah kekhawatiran persediaan senjata AS yang semakin menipis, menurut laporan Politico mengutip sumber keamanan AS.
"Di antara senjata yang ditunda adalah rudal untuk sistem pertahanan udara Patriot, peluru artileri presisi Hellfire, dan rudal lain yang ditembakkan dari jet tempur dan drone F-16," lapor Politico.
Keputusan itu dibuat oleh kepala kebijakan Pentagon Elbridge Colby setelah peninjauan terhadap persediaan amunisi Pentagon, kata sumber, yang menemukan pengurangan jumlah total peluru artileri, rudal pertahanan udara, dan amunisi berpemandu presisi.
Menteri Pertahanan Ukraina Rustam Umerov mengatakan Ukraina meluncurkan program produksi senjata bersama dengan negara-negara anggota Ramstein.
Ramstein merupakan kelompok Kontak Pertahanan yang dibentuk sebagai respon atas invasi Rusia ke Ukraina.
"Kami memiliki pengalaman yang tak ternilai dalam melakukan peperangan modern, senjata kami sendiri yang efektif, dan kesempatan untuk mengujinya secara langsung di medan perang," kata Kementerian Pertahanan Ukraina pada hari Selasa.
Ia mengatakan Ukraina menjadi pemain yang setara di pasar senjata global.
Untuk melaksanakan program ini, produsen Ukraina akan menerima rezim hukum dan pajak khusus.
Hal ini akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan dan memodernisasi produksi, mengurangi tekanan regulasi, dan memastikan tingkat keamanan yang tinggi, seperti diberitakan Suspilne.
Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melaporkan bahwa pasukannya berhasil menyerang kilang minyak JSC Saratovorgsintez di wilayah Saratov, Rusia.
"Kapasitas kilang ini digunakan oleh penjajah untuk menyediakan bahan bakar dan pelumas bagi unit militer Rusia yang terlibat dalam agresi bersenjata terhadap Ukraina," kata laporan itu.
Militer Ukraina mengatakan dampak serangan tersebut telah dikonfirmasi dan instalasi teknologi mengalami kerusakan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan panggilan telepon pertama kali sejak tiga tahun terakhir dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Macron mendesak Putin untuk menyetujui gencatan senjata di Ukraina secepat mungkin.
"Macron menekankan dukungan teguh Prancis terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," ungkap Istana Elysee, Selasa (1/7/2025).
Sementara itu, Kremlin mengonfirmasi penggilan tersebut, namun mencatat Putin menganggap Barat bertanggung jawab atas perang Ukraina.
Putin juga menekankan bahwa perjanjian apa pun harus bersifat jangka panjang, mengatasi akar penyebab krisis Ukraina dan didasarkan pada realitas baru di lapangan.
Setelah berbicara dengan Putin, Macron menelepon Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk memberi tahunya tentang rincian pembicaraan dengan Putin.
Komandan brigade mekanis terpisah ke-110 yang dinamai Jenderal-Koroner Mark Bezruchko, Serhiy Zakharevich, tewas dalam serangan Rusia.
Zakharevich diangkat menjadi komandan Brigade Senapan Bermotor ke-110 pada Februari 2025. Sebelumnya, ia menjabat sebagai wakil komandan Brigade Mekanis ke-33.
Pada tahun 2015, ia dianugerahi Ordo Bohdan Khmelnytsky, tingkat ke-3, dan pada Juli 2022, ia dianugerahi Ordo Bohdan Khmelnytsky, tingkat ke-2.
(Yunita Rahmayanti)