Survei Sun Life: Gen Z Paling Rentan Kena Tekanan Inflasi
kumparanBISNIS July 02, 2025 12:00 PM
Generasi Z tercatat sebagai kelompok paling rentan secara finansial di tengah tekanan inflasi, menurut laporan edisi kedua Sun Life Asia Financial Resilience Index yang dirilis Sun Life Indonesia, dikutip Rabu (2/7).
Survei menunjukkan hanya 49 persen Gen Z merasa aman secara finansial, jauh di bawah Baby Boomer yang mencapai 63 persen. Gen-Z juga mencatat tingkat kematangan dan kepercayaan diri terendah dalam perencanaan keuangan, dengan 29 persen di antaranya bahkan tidak mencari bantuan saat mengambil keputusan finansial.
Menariknya, 21 persen dari Gen Z mengandalkan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk melakukan konsultasi keuangan, sedangkan Milenial (21 persen), Gen X (9 persen), dan Baby Boomer (11 persen).
Sebanyak 92 persen responden merasakan dampak inflasi, dan 46 persen mengaku kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi ini mendorong masyarakat lebih fokus pada kebutuhan jangka pendek, seperti pengeluaran harian (62 persen) dan dana darurat (42 persen), sementara perencanaan pensiun turun ke prioritas kelima.
Laporan juga mengungkapkan hanya 9 persen responden memiliki rencana keuangan lebih dari 10 tahun ke depan, dan 55 persen belum memiliki rencana lebih dari 12 bulan ke depan.
Chief Client and Distribution Officer Sun Life Indonesia, Kah Jing Lee, mengatakan Gen Z memiliki waktu yang panjang untuk merancang masa depan keuangan mereka, tetapi banyak dari mereka justru diliputi kekhawatiran dan keraguan.
“Mereka tumbuh dalam era ekonomi yang penuh ketidakpastian dan tekanan biaya hidup yang tinggi. Meningkatkan literasi finansial serta memperluas akses terhadap informasi tepercaya dapat menjadi kunci dalam membantu mereka membangun ketahanan finansial jangka panjang,” ucap Lee.
Lebih lanjut, laporan menunjukkan kesenjangan tajam antara individu dengan ketahanan finansial tinggi dan rendah.
Kelompok berketahanan tinggi cenderung lebih proaktif dan percaya diri dalam mencapai tujuan finansial jangka panjang, sementara kelompok berketahanan rendah lebih fokus pada pelunasan utang dan nyaris tidak memiliki daya tahan dalam situasi darurat.
“Laporan ini memperlihatkan adanya kesenjangan yang semakin jelas antara mereka yang secara aktif merencanakan masa depan finansialnya dan mereka yang masih terjebak pemenuhan kebutuhan sehari-hari,” ujar dia.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.