Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO - Perajin sepatu dan alas kaki di Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Kota Mojokerto mulai kebanjiran order ekspor ke USA.
Dari pantauan di Sentra IKM Alas Kaki Surodinawan, Kecamatan Prajurit Kulon, Rabu (2/7/2025), para perajin tampak sibuk memproduksi ribuan sepatu dengan mesin modern berskala industri.
Sebanyak 2000 pasang sepatu casual nantinya akan diekspor ke Los Angeles, Amerika Serikat, melalui broker dari Korea Selatan.
Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengatakan, dirinya berkomitmen untuk terus memfasilitasi pelaku UMKM, khususnya perajin sepatu dan alas kaki dalam pemasaran produk hingga dapat menembus pasar global.
Pemkot Mojokerto telah memfasilitasi pelaku UMKM (Sepatu dan alas kaki) di antaranya, permodalan hingga memperkuat branding melalui event lokal maupun pameran domestik hingga luar negeri.
"UMKM Kota Mojokerto (Sepatu) sudah bisa go internasional, maka ini dapat menjadi inspirasi disektor lain. Sehingga, mendorong agar mereka lebih maju dan bisa seperti mereka (Ekspor)," kata Ning Ita saat meninjau produksi sepatu di Sentra IKM Alas Kaki Surodinawan, Rabu.
Menurut Ning Ita sapaan akrab Walikota Mojokerto mengungkapkan, produksi alas kaki dari Kota Mojokerto telah dikenal sebagai salah satu sentra terbesar di Jawa Timur.
Bahkan, sudah seringkali menjadi jujukan dan studi tiru dari berbagai daerah untuk belajar produksi alas kaki.
Teranyar, pada hari ini kunjungan dari Pemkab Bintan, Riau dan STT Tekstil Bandung yang belajar langsung produksi sepatu di Kota Mojokerto.
"Sentra IKM alas kaki dapat terus berkembang dan berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
Meningkatkan citra Kota Mojokerto sebagai kota dengan produk alas kaki yang berkualitas," pungkas Wali Kota Mojokerto.
Kepala Diskopukmperindag Kota Mojokerto, Ani Wijaya menambahkan, Sentra IKM Alas Kaki Surodinawan selain memproduksi sepatu ekspor, juga menjadi tempat penyelenggaraan pelatihan teknis produksi oleh BPIPI (Balai Pemberdayaan Industri Persepatuan Indonesia).
Pelatihan yang digelar mulai 19 Juni sampai 2 Juli 2025 itu diharapkan dapat meningkatkan keterampilan perajin IKM alas kaki.
"Pelatihan mencakup berbagai aspek produksi alas kaki yang meliputi, desain dan pembuatan pola. Kemudian pengetahuan bahan, proses produksi hingga manajemen produksi," tandasnya.