Misteri Kematian Wanita Muda di Kamar Apartemen Kawasan Surabaya, Ditemukan Surat Tulisan Tangan
Adi Suhendi July 03, 2025 03:31 AM

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Misteri kematian wanita muda berinisial ESN (21) di dalam apartemennya di Kedung Baruk, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur mulai menemui titik terang.

Ada indikasi korban meninggal karena mengakhiri hidup.

Namun, polisi masih menunggu hasil visum yang dilakukan Tim Medis Kompartemen Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya untuk memastikan penyebab kematian korban.

ESN diketahui ditemukan tewas di kamar apartemennya pada Senin (30/6/2025) sore.

"Masih lidik, sambil nunggu hasil visum. Kan masih visum sama RS Bhayangkara Surabaya. Masih menunggu," kata Kapolsek Rungkut AKP Agus Santoso saat dihubungi TribunJatim.com, Rabu (2/7/2025). 

AKP Agus Santoso pun mengungkap bila di apartemen korban kamera CCTV hanya ada di lift dan resepsionis.

"Alat kamera CCTV hanya ada di lift dan resepsionis, tidak ada di lorong kamar. Jadi, kami masih perlu menunggu hasil visum untuk mengungkap kasus ini," kata AKP Agus. 

Terpisah, seorang satpam yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa dia mendengar kabar tentang penemuan jasad perempuan di salah satu kamar apartemen pada Senin petang.

"Waktu itu ada polisi dan ambulans. Kami dilarang ikut masuk ke kamar, terus selesai dievakuasi diwanti-wanti bahwa semua informasi satu pintu di kepolisian," ungkapnya.

Sosok Korban 

Selama ini, saksi LW dan korban tinggal di apartemen tersebut.

LW dan ayah kandung korban berinisial BN, sudah berpisah. 

Sejak lulus dari SMA, ESN diketahui selalu berada dan beraktivitas di dalam rumah.

Tidak bekerja dan belum berkuliah (berita sebelumnya disebut seorang mahasiswi, red).

Termasuk belum memiliki ikatan status pernikahan.

"Kalau keseharian, di kamar itu. Karena dia juga belum kuliah dan juga enggak kerja. Kegiatan apa, saya enggak tahu," kata AKP Agus Santoso.

Kronologis Penemuan Jasad Korban

Ia pun menceritakan, penemuan jenazah korban pertama kali dilaporkan ibu korban berinisial LW (49) yang baru pulang kerja sekira pukul 17.00 WIB.

Saat kejadian, LW berusaha mengetuk pintu kamar apartemen, namun tak kunjung dibuka korban.

Bahkan saat saksi berusaha membuka engsel pintu apartemen, ternyata pintu dalam keadaan terkunci. 

Padahal, selama ini, setiap pulang bekerja atau bepergian dari luar apartemen, LW cuma mengetuk pintu apartemen dan sang anak; ESN akan membukakan kunci pintu tersebut. 

Mengira sang anak sedang pergi, LW berinisiatif membuka sendiri pintu apartemen tersebut dengan kunci cadangan yang dimilikinya selama ini. 

Saat pintu dibuka, ternyata LW melihat kondisi anaknya tergeletak di lantai area kamar apartemen. 

Menyadari ada yang tak beres dengan kondisi sang anak, LW bergegas melapor ke pihak keamanan apartemen, untuk dihubungkan ke Command Center 112 dan anggota Polsek Rungkut. 

"Kondisi pintu masih terkunci. ibunya cerita; kalau saya pulang, saya dodok (ketuk pintu), kok gak dibukakan. Langsung saya buka pakai kunci saya sendiri," jelas AKP Agus Santoso.

Serbuk Kimia Surat Wasiat

Selama olah TKP, Agus tak menampik bahwa personelnya menemukan benda serbuk kimia dalam wadah botol kecil di dekat jenazah korban. 

Diduga benda serbuk kimia tersebut menjadi bahan campuran minuman yang ditenggak korban hingga korban tak sadarkan diri dengan mulut mengeluarkan cairan. 

Namun, ia belum mengetahui pasti jenis cairan tersebut, karena barang bukti masih diteliti oleh Tim Medis RS Bhayangkara Surabaya dan Tim Labfor Polda Jatim. 

"Itu masih diselidiki. Dibawa ke Labfor Polda Jatim," terang AKP Agus Santoso. 

Lalu disinggung mengenai adanya surat yang diduga wasiat yang ditulis tangan oleh korban, Agus mengatakan, surat wasiat tersebut ditemukan ibu korban saat membantu proses penyelidikan yang dilakukan personelnya.

Seingat dia, isi surat wasiat tersebut berisi pesan bahwa korban menyampaikan permohonan maaf kepada ibunya.

Namun, surat wasiat tersebut masih diteliti lebih lanjut oleh personilnya. 

"Itu yang menemukan ibunya. Ditulis tangan (bentuknya). Makanya kami masih selidiki juga. Isi pesannya, apa ya saya lupa. Ya memang minta maaf gitu aja. Tulisannya. Saya enggak hafal. Iya (intinya permohonan maaf)," ungkapnya. 

Kemudian, mengenai adanya lebam pada beberapa bagian tubuh korban, Agus menjelaskan, berdasarkan keterangan Tim Inafis Polrestabes Surabaya yang melakukan pemeriksaan visum tubuh korban, kondisi lebam merupakan kondisi alami dari tubuh manusia yang sudah meninggal dunia. 

"Lebam jasad. Kata dokter di TKP itu lebam jasad. Iya (alami tubuh)," ucapnya. 

Sementara itu, pihak keluarga besar baru saja merampungkan prosesi sembahyang tutup peti jenazah ESN di Rumah Duka Adi Jasa, kawasan Jalan Demak, Gundih, Bubutan, Surabaya, Rabu (2/7/2025) siang. 

Pantauan TribunJatim.com di lokasi, puluhan orang dari anggota keluarga, sanak famili, dan teman-teman korban masih duduk di ruang tunggu seraya menyematkan doa di dekat peti jenazah korban. 

Beberapa pelayat tampak mulai berpamitan kepada kedua orang tua korban lalu meninggalkan tempat persemayaman peti mati korban di area duka berkode nomor 18.

Keterangan Ayah Korban

Ayah korban BN yang memilih duduk di area terluar tempat duka untuk menyambut pertama kali para pelayat menegaskan, kematian anak semata wayangnya itu, terbilang wajar. 

Ia mengungkapkan, anaknya itu, meninggal dunia secara mendadak karena kondisi sakit yang muncul mendadak pada bagian organ jantung.

Artinya, BN menyebutkan, tidak ada unsur tindak pidana dalam kematian anaknya. 

"Bukan (dari polisi). Dari pihak rumah sakit, indikasi jantung. Serangan jantung. Di dada sini ada, ya orang jantung, biasa sih, kayak biru gitu. Iya iya (karena enggak tersuplai oksigen). Kan jantung kayak gitu," ujarnya seraya menunjukkan kondisi jasad anaknya yang dilihat saat itu, seraya memeragakan dengan memegang dada sisi kiri lalu bergeser ke bagian ketiak tangan kirinya. 

Bahkan, saat disinggung mengenai adanya potensi bahwa korban sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara menenggak cairan kimia berbahaya, BN mengaku enggan membahas perihal itu, karena menjadi kewenangan pihak kepolisian yang menangani kasus kematian anaknya. 

"Minta tolong jangan diindikasikan ke hal-hal yang apa, yang aneh-aneh, yang enggak bener ya. Dugaannya sakit jantung. Iya (dugaan serangan jantung itu penyelidikan polisi)," katanya.

*) DISCLAIMER:

Kontak bantuanBunuh diri bisa terjadi ketika seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Apabila Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.

Hubungi layanan kesehatan jiwa atau konseling terdekat. Kemenkes RI menyediakan Call Center 24 jam di 1500-567 atau layanan pesan singkat di 081281562620.

Jangan menyerah, ada orang-orang yang peduli dan siap membantu Anda.

Penulis: Luhur Pambudi

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.