TRIBUNJATIM.COM - Inilah kesaksian ABK KMP Tunu Pratama Jaya yang melihat langsung kapal tenggelam.
Detik-detik tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) diceritakan salah satu Anak Buah Kapal yang selamat.
Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya sekitar pukul 23.15 WIB.
Riko Anak Buah Kapal KMP Tunu Pramata Jaya menjelaskan saat itu kapal mengalami Blackout atau mati mesin. sehingga akhirnya miring ke kanan dan tenggelam.
Ia sudah bekerja selama 5 tahun di kapal KMP Tunu Pramata Jaya.
Saat kejadian berlangsung, Riko mengaku sedang beristirahat untuk bergantian jaga dengan ABK yang lainnya.
"Sekitar jam setengah 12 malam, kapal udah kerasa kayak miring ke kanan, saya langsung bangun ambil handphone langsung cari posisi tertinggi. Kapal ke kanan saya lari ke kiri karena jika posisi terendah ikut kapal tenggelam," kata Riko.
Setelah kapal benar-benar miring dan tenggelam, Riko berusaha melompat ke laut memanggil semua orang, baik ABK maupun penumpang yang ia lihat.
Setelah terkumpul, barulah ia berusaha menggunakan life raft atau jenis perahu karet seperti pelampung berwarna oranye.
"Saya naik itu (life raft) bersama belasan orang lainnya yang selamat saat ini.”
“Saat itu situasinya tidak bisa dibayangkan, orang-orang semua sudah kelelahan ada yang muntah, banyak minum air laut dan lain sebagainya hingga tak bisa mengayuh pelampung itu," sambungnya.
Karena kelelahan, belasan orang tersebut hanya bisa pasrah dan menunggu bantuan dari nelayan hingga pagi.
Keluarga Riko menyambut haru kedatangannya di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Menurutnya ketika itu Riko sempat video call dalam kondisi selamat dan sehat, ia berada di Pelabuhan Gilimanuk, Bali setelah berhasil diselamatkan oleh Tim SAR.
“Tadi sudah telepon video call, alhamdulillah selamat dan sehat, katanya sempat melihat kapalnya oleng setelah dihantam ombak besar dan langsung tenggelam dengan cepat,” kata salah satu keluarganya.
Riko sendiri melihat penumpang berhamburan ke laut setelah kapal miring dan tenggelam. Penumpang panik ketika kapal oleng dan miring lalu tenggelam.
Insiden tenggelamnya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya terjadi pada Rabu (2/7/2025) malam.
Kapal diketahui membawa 65 orang (53 penumpang dan 12 kru) serta 22 unit kendaraan tersebut akan bertolak dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.
Sekitar 25 menit setelah keberangkatan, atau sekitar pukul 23.20 WIB, kapal dilaporkan mengalami kebocoran di ruang mesin, yang memicu padamnya sistem kelistrikan (Blackout).
Tak lama kemudian, kapal kehilangan keseimbangan dan tenggelam di perairan Selat Bali sekitar pukul 23.35 WIB.
Kondisi gelombang laut yang mencapai 1,7 hingga 2,5 meter diduga menjadi faktor penyebab utama insiden tersebut.
Kondisi Cuaca
Sementara itu, pihak Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III buka suara terkait kondisi cuaca di Selat Bali saat kapal tenggelam.
Kapokja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, I Wayan Musteana mengatakan kondisi cuaca di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025) pukul 23:00 WIB terpantau berawan.
"Informasi yang kami terima dari BMKG Stasiun Meteorologi Banyuwangi-Pelabuhan Ketapang saat kejadian kapal tenggelam kondisi cuaca umumnya berawan," ujar Musteana kepada awak media, Kamis (3/7/2025).
“Sementara arah angin dari Selatan dengan kecepatan maksimum 8.7 knots dan pukul saat 00.00 WIB 8.9 knots,” sambungnya.
Musteana mengatakan gelombang laut pada saat kejadian terpantau memiliki ketinggian 1 meter.
"Masuk Peringatan Dini 1 atau status Waspada dengan Arus Kuat dengan kecepatan lebih 1.2 m/s, dan tinggi gelombang 1 meter," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, status waspada tersebut merupakan peringatan dini pertama kecepatan angin 10-15 knots, tinggi helombang 1-1,5 meter, sedangkan peringatan dini kedua berstatus Siaga kecepatan angin 15-20 knots tinggi gelombang 1,5 - 2 meter.