TRIBUNNEWS.com - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan tantangan kepada Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, untuk membongkar Teras Cihampelas, proyek yang dikerjakan semasa pemerintahan Ridwan Kamil.
Dedi menilai keberadaan Teras Cihampelas di Kota Bandung membuat jalan menyempit dan menimbulkan aroma tak sedap.
"Pak Wali Kota harus berani merapikan Jalan Cihampelas karena kalau lewat ke situ jalannya menyempit dan bau asam," kata Dedi kepada Farhan saat menghadiri peresmian Susi Air rute Bandung-Yogyakarta di Bandara Husein Sastranegara, Rabu (2/7/2025), dikutip dari TribunJabar.id.
Tak tanggung-tanggung, Dedi bahkan langsung meminta kepastian, kapan Teras Cihampelas bakal dibongkar.
"Kapan itu kira-kira bersih?" lanjut Dedi.
Menanggapi hal itu, Farhan membenarkan memang ada usulan pembongkaran Teras Cihampelas dari Dedi.
Namun, Farhan menekankan, proses pembongkaran tidak mudah sebab ada proses administrasi yang harus dilalui.
Terlebih, kata dia, proses administrasi itu panjang dan rumit.
"Untuk Teras Cihampelas itu ada yang menyarankan agar dilakukan pelepasan aset. Dijual enggak mungkin, disewakan enggak mungkin. Nah, itu (dibongkar)."
"Namun, proses pelepasan aset tidak semudah itu," jelas Farhan di kesempatan yang sama, Rabu, dilansir Kompas.com.
"Kemungkinan (dibongkar), tetapi itu baru usul dari Pak Gubernur, saya mesti menjalani dulu proses administrasi yang tidak sederhana dan panjang," imbuh dia.
Farhan lantas menambahkan, ia akan berkomunikasi dengan sejumlah pihak sebelum Teras Cihampelas dibongkar.
Sebagai langkah awal, Farhan akan meminta Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) untuk membersihkan fasilitas dan vandalisme yang merusak pandangan di Teras Cihampelas.
Lalu, mengutus Dinas Perhubungan agar memasang penerangan jalan.
"Sambil menunggu usulan-usulan lainnya, karena saya mesti bicara dengan DPRD, saya mesti bicara dengan Badan Keuangan dan Aset Daerah, yang akan kami lakukan satu, Satpol PP standby 24 jam untuk keamanan," ungkapnya.
"DSDABM akan memperbaiki toilet, membersihkan segala macam vandalismenya."
"Kemudian dari Dinas Perhubungan akan memasang penerangan jalan lingkungan plus pedestrian di bawah sehingga tidak gelap dan (bau) asam," pungkas Farhan.
Wacana pembongkaran Teras Cihampelas mendapat protes dari pedagang kaki lima (PKL) setempat.
Seorang PKL, Taufik Budi Santoso, menyarankan agar Teras Cihampelas ditata kembali alih-alih dibongkar.
Ia mengakui suasana Teras Cihampelas memang kumuh karena banyaknya vandalisme.
"Buat apa dibongkar, sudah ditanggung. Mendingan ditata lagi saya biar lebih nyaman," kata Taufik, Kamis (3/7/2025), masih dari Kompas.com.
"Ya sangat disayangkan sekali Teras Cihampelas yang dulu bersih sekarang banyak gambar-gambar kaya gini, jadi enggak enak dilihat. Mudah-mudahan ke depan bisa rapi lagi," imbuh dia.
Terpisah, pedagang nasi ayam goreng, Aan Suherman, menolak keras wacana pembongkaran Teras Cihampelas.
Sebab, selama berjualan di kawasan itu, Aan meraup omzet yang tak sedikit.
Dalam sehari, ia bisa mendapatkan Rp800 ribu, bagkan Rp1,5 juta jika suasana ramai.
Karena itu, Aan enggan harus pindah tempat berjualan apabila Teras Cihampelas dibongkar.
"Alhamdulillah saya banyak pelanggan dari karyawan yang kerja di Cihampelas Walk (Ciwalk) sama kantor-kantor lain seperti PT KAI," ungkap Aan, Kamis.
"Enggak perlu dibongkar, kalau dibongkar saya mau pindah ke mana, langganan saya sudah pada tahu di sini," keluhnya.
Seperti Taufik, pedagang dan Bendahara Koperasi Paguyuban Pedagang Teras Cihampelas, Irahayu, juga menyarankan agar dilakukan penataan ulang saja.
Sebab, jumlah pengunjung di Teras Cihampelas sudah mulai meningkat.
Saat ini, dari 191 kios yang ada di Teras Cihampelas.
Dari jumlah itu, hanya 32 pedagang yang tetap bertahan. Irahayu menambahkan, banyak pedagang yang bangkrut sejak pandemi Covid-19, sehingga tidak memiliki modal untuk membuka kios.
"Mending uang buat bongkarnya dikasihin ke ibu-ibu yang jualan di sini."
"Pak Dedi, Pak Farhan, tolonglah lebih bijaksana, kami dari awal pembangunan sudah berjuang dan bertahan di sini, jadi mohon dipertimbangkan lagi (pembongkaran)" tandasnya.
Sebagai informasi, Teras Cihampelas dibangun pada September 2016, ketika Ridwan Kamil masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.
Proyek itu diketahui memakan biaya hingga Rp48 miliar.
(Pravitri Retno W, TribunJabar.id/Rheina Sukmawati, Kompas.com/Putra Prima)