Rusia Luncurkan Serangan Udara Terbesar Sejak Perang, Serangan Drone Ukraina Bikin Moskow Gelap
TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang di Kiev, Ukraina mengatakan Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya dalam perang tersebut pada Kamis (3/7/2025) malam.
Di sisi lain, dalam laporan perkembangan situasi peperangan, pejabat regional di Rostov, Rusia mengatakan Ukraina juga melancarkan serangan drone ke wilayah Rusia.
Serangan drone Ukraina itu membuat seorang wanita tua tewas dan puluhan ribu orang kehilangan aliran listrik setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina menargetkan bagian selatan dan tengah negara itu, tulis laporan MT, Jumat (4/7/2025).
"Sebuah pesawat tak berawak jatuh ke sebuah gedung apartemen dua lantai di desa Dolotinka di wilayah Rostov, menewaskan seorang guru pensiunan," tulis penjabat Gubernur Rostov, Yury Slyusar di Telegram.
Di kota terdekat Shakhty, serangan lain menyebabkan 2.000 rumah tanpa listrik, meskipun tidak ada korban luka yang dilaporkan, kata Slyusar .
Di wilayah Moskow, Gubernur Andrei Vorobyov mengatakan empat pesawat tak berawak jatuh di distrik Sergiyev Posad, melukai dua orang dan merusak gardu listrik.
Pihak berwenang di Sergiyev Posad mengatakan 42.000 penduduk tidak mendapatkan pasokan listrik.
Penyedia layanan listrik daerah Rosseti Moscow Region kemudian mengatakan bahwa listrik telah pulih sebagian.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pertahanan udara menembak jatuh 48 pesawat nirawak Ukraina di lima wilayah semalam.
Kementerian itu mengklaim 26 pesawat nirawak dicegat di wilayah Rostov, tetapi tidak melaporkan satu pun yang jatuh di wilayah Moskow.
Otoritas penerbangan sipil sempat menghentikan penerbangan di Volgograd, Samara, Saratov, Yaroslavl, Kazan dan Nizhnekamsk sebagai tindakan pencegahan.
Sementara itu, Ukraina melaporkan kalau Rusia telah melancarkan serangan udara terbesarnya sejak dimulainya invasi besar-besaran.
Juru bicara angkatan udara Ukraina, Yuriy Ihnat mengatakan Rusia menggunakan total 550 pesawat nirawak dan rudal dalam satu serangan semalam.
Di Kiev, serangan Rusia melukai sedikitnya 23 orang dan merusak jalur kereta api, memaksa kereta penumpang dialihkan dengan penundaan hingga dua jam, menurut Walikota Kiev, Vitali Klitschko dan perusahaan kereta api nasional Ukraina.
Serangan di kedua negara itu terjadi beberapa jam setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden AS Donald Trump, yang mengatakan bahwa dia "tidak membuat kemajuan apa pun" dalam mengakhiri perang di Ukraina selama percakapan selama satu jam itu.
Sejak menjabat pada bulan Januari, Trump telah berupaya memediasi penyelesaian damai antara Keiv dan Moskow, membantu memfasilitasi negosiasi perdamaian langsung pertama antara pihak yang bertikai sejak hari-hari awal invasi skala penuh.
Namun, meskipun menyetujui sejumlah pertukaran tahanan, Ukraina dan Rusia belum dapat berkomitmen pada gencatan senjata sementara, yang telah didorong oleh Gedung Putih selama beberapa bulan terakhir.
Dan minggu lalu, Putin mengatakan Moskow dan Kiev masih jauh dari mencapai kesepakatan damai, dan menyebut tuntutan Rusia dan Ukraina untuk perdamaian "benar-benar kontradiktif."