Transit di Bandara Tersibuk Amerika Latin, Cerita Dari Balik Antrean GRU Sao Paulo
Adi Suhendi July 04, 2025 11:32 PM

TRIBUNNEWS.COM, SAO PAULO – Di Bandara Internasional Guarulhos Sao Paulo (GRU), Brasil pengalaman transit bisa berubah jadi maraton mini, apalagi saat datang dari rute antar-benua.

Bandara GRU bukan bandara sembarangan, bandara tersibuk di Amerika Latin tersebut melayani lebih dari 40 juta penumpang per tahun. 

Tingginya pelayanan penerbangan ternyata membawa sejumlah tantangan, termasuk bagi jurnalis dari Indonesia yang sedang melanjutkan penerbangan peliputan menuju KTT BRICS di Rio De Janerio, Brasil.

Satu hal yang cukup mengejutkan adalah saat rombongan jurnalis dari Indonesia yang sudah lolos imigrasi, ternyata masih harus melalui pemeriksaan tambahan oleh petugas keamanan bandara sebelum masuk ke area boarding. 

Padahal, pemeriksaan imigrasi sudah ketat sebelumnya.

“Sudah lewat imigrasi, dicegat lagi di pintu masuk menuju area gate. Diminta masukkan koper yang dibawa menuju metal detektor,” ujar seorang jurnalis dari Indonesia untuk peliputan KTT BRICS, Leonardo.

Pemeriksaan ekstra ini memang jadi prosedur standar di GRU, terutama untuk penumpang dari negara tertentu atau saat transit menuju Eropa dan Amerika Utara. 

Sementara itu, bagi penumpang yang melakukan transit sambil berganti maskapai atau rute, proses check-in ulang bisa jadi cobaan tersendiri. 

Di area check-in Terminal 3, antrean panjang mengular karena mayoritas maskapai menerapkan bag drop mandiri atau self bag drop.

Sayangnya, tak semua penumpang paham cara kerja mesin itu.

Banyak yang kebingungan menimbang koper, menempelkan stiker bagasi sendiri, hingga akhirnya butuh bantuan petugas.

“Barisannya panjang banget. Mesin check-in banyak, tapi banyak yang stuck karena orang bingung cara pakainya. Apalagi banyak petugas yang tidak bisa memakai bahasa Inggris," ucap Leonardo.

Setelah lolos dari imigrasi dan memasukkan bagasi, perjuangan belum selesai.

Jarak antara pintu pemeriksaan keamanan hingga gate keberangkatan bisa mencapai 600 hingga 700 meter. 

Tidak ada travelator atau eskalator horizontal sepanjang jalur, dan hanya sedikit kursi di tengah jalan.

Beberapa penumpang tampak terburu-buru menarik koper kabin khawatir boarding ditutup.

Apalagi, jurnalis dari Indonesia yang transit di bandara GRU Sao Paulo hanya memiliki waktu 3 jam saja sejak kedatangan.

“Jadi jalannya harus cepat apalagi waktu transitnya singkat, waspada antrean aja,” ucapnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.