Sejak 2016, Tercatat Tiga Kapal Tenggelam di Selat Bali karena Kelebihan Muatan
GH News July 05, 2025 08:04 PM

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Sejak 2016, tercatat ada tiga kapal tenggelam di selat Bali. Ketiganya adalah Kapal Motor Penumpang (KMP) Rafelia 2, KMP Yunicee dan KMP Tunu Pratama Jaya.

Mirisnya, ketiga kapal yang melayani penyeberangan dari pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju pelabuhan Gilimanuk, Bali dan sebaliknya tersebut mengalami kecelakaan lantaran faktor kelebihan muatan.

Berikut ini adalah ulasan singkat tenggelamnya kapal di selat Bali, sejak 2016 lalu :

KMP Rafelia 2

Pada Jumat, 4 Maret 2016 silam, KMP Rafelia 2 milik PT Dharma Bahari Utama, tenggelam di selat Bali, saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali, menuju Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.

Dalam kecelakaan ini, 76 orang penumpang berhasil selamat. Terdiri dari 64 orang penumpang dan 12 orang awak kapal. Tercatat 6 orang tewas, termasuk nahkoda dan mualim I kapal.

Hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan laporan investigasi lainnya, penyebab tenggelamnya KMP Rafelia 2 adalah factor kelebihan muatan.

KMP Yunicee

Lima tahun berselang, tepatnya pada Selasa, 29 Juni 2021 malam, KMP Yunicee, tenggelam di perairan Selat Bali, tak jauh dari Pelabuhan Gilimanuk. Kapal milik PT Surya Timur Line tersebut terbalik dan tenggelam saat mengantri untuk sandar di Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Dari total 76 orang penumpang, 51 orang berhasil selamat, 7 orang meninggal dunia, dan 18 korban lainnya hingga kini masih dinyatakan hilang.

Hasil investigasi KNKT, penyebab tenggelamnya KMP Yunicee, salah satunya faktor kelebihan muatan.

KMP Tunu Pratama Jaya

Terbaru, pada Rabu malam, 2 Juli 2025, KMP Tunu Pratama Jaya menambah daftar panjang kecelakaan laut di selat yang dikenal memiliki arus kuat ini. Kapal milik PT Raputra Jaya tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Data yang dihimpun TIMES Indonesia, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 65 orang penumpang. Hingga hari ini, Sabtu (5/7/2025), sebanyak 36 orang penumpang berhasil ditemukan, dengan rincian 30 orang selamat dan 6 lainnya meninggal.

Dugaan sementara, penyebab tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, adalah akibat kelebihan muatan.

Rentetan insiden tersebut, tentunya harus menjadi catatan penting bagi pemerintah. Khususnya dalam memperketat regulasi penyeberangan Jawa-Bali, guna menghindari kembali jatuhnya nyawa manusia.

Diantaranya dengan melakukan pengawasan ketat terhadap kondisi kapal, alat-alat keselamatan kapal, daftar manifest hingga tonase muatan. Termasuk menerapkan prosedur keselamatan selama pelayaran. (*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.