Pengelolaan Lokasi Wisata Pacitan yang Ceroboh hingga Makan Korban Siap-siap Berurusan dengan Hukum
GH News July 05, 2025 08:04 PM

TIMESINDONESIA, PACITAN – Waspadalah. Ini peringatan keras bagi para pengelola lokasi wisata di Pacitan

Kapolres Pacitan, AKBP Ayub Diponegoro Azhar, menegaskan bila masih ditemukan kelalaian yang membahayakan keselamatan pengunjung hingga memakan korban jiwa, polisi tidak segan menyeret kasusnya ke jalur hukum.

 “Terkait pariwisata kemarin sudah dikumpulkan para pengelola tempat wisata. Jika ada kelalaian kembali akan menempuh jalur hukum,” kata Ayub, Jumat (5/7/2025) malam.

Peringatan itu bukan tanpa alasan. Dalam enam bulan terakhir saja, sudah sembilan wisatawan dilaporkan tewas tenggelam di laut Pacitan. 

Kasus terbaru menimpa satu keluarga asal Mojokerto yang terseret arus di muara Pantai Pancer Dorr sisi timur. Tragedi ini memukul citra Pacitan sebagai destinasi wisata unggulan Jawa Timur.

Kapolres tak mau kejadian serupa terulang. Menurutnya, keselamatan pengunjung adalah harga mati yang tak boleh ditawar.

“Jangan hanya mikir tiket laku, tapi abai sama nyawa orang,” tegasnya di hadapan para wartawan. 

Siapkan Pos Polair di Tujuh Kecamatan Pantai

Guna memperkuat pengamanan, Polres Pacitan juga tengah mematangkan rencana pembangunan pos polisi air (polair). Lahan sudah disiapkan, tinggal menunggu proses berikutnya.

“Untuk polair sudah menjadi fungsi perencanaan. Sudah ada progres lahan yang diberikan ke Polres Pacitan untuk membangun polair. Karena Pacitan ini ada tujuh kecamatan yang langsung berbatasan dengan pantai. Jadi kita memang fokus meningkatkan faktor keamanannya,” jelas Ayub.

Dengan keberadaan polair di tiap titik rawan, diharapkan respon penanganan bila terjadi kecelakaan laut bisa jauh lebih cepat. Selain itu, kehadiran aparat akan mendorong pengelola wisata lebih disiplin memenuhi standar keselamatan.

Gagasan Lomba Keamanan Wisata

Tak hanya mengandalkan patroli, Kapolres juga punya ide unik agar tempat-tempat wisata berlomba-lomba memperketat sistem pengamanannya. Polres Pacitan berencana menggulirkan lomba bertajuk Presisi Panca Wisata, bekerja sama dengan BNPB.

Lewat lomba ini, destinasi wisata akan dinilai langsung dari sisi mitigasi risiko bencananya. Hasilnya akan dituangkan dalam bentuk sertifikat atau produk hukum, lalu diajukan ke pemerintah daerah. Tujuannya agar wisatawan bisa memilih lokasi liburan dengan standar keamanan terbaik.

“Ada ide lomba Presisi Panca Wisata supaya BNPB bisa menilai langsung tempat-tempat wisata, lalu nanti kita ajukan ke pemda. Jadi pengelola juga terpacu untuk serius meningkatkan kualitas keamanan,” ujar Ayub.

Masalah Lama: Minim Life Guard

Masalah klasik di pantai-pantai Pacitan tak kunjung tuntas: minimnya penjaga pantai alias life guard. Padahal, kawasan pesisir Pacitan terkenal dengan ombaknya yang ganas karena langsung menghadap Samudera Hindia.

PMII Pacitan sebelumnya sempat menyoroti hal ini. Mereka menilai banyak pengelola pantai yang hanya sibuk menarik karcis tanpa memikirkan keselamatan pengunjung.

Sementara itu, Kepala Disbudparpora Pacitan, Turmudi hingga berita ini ditulis belum memberikan keterangan berapa jumlah life guard di seluruh lokasi wisata pantai. 

Selain soal keselamatan, kelalaian pengelola juga terlihat dari buruknya sarana penunjang wisata. Beberapa tempat populer seperti Pantai Srau, Buyutan, hingga Goa Tabuhan masih kesulitan sinyal internet. Padahal, di era digital, koneksi internet bukan hanya soal unggah foto liburan, tapi juga penting untuk mencari info darurat.

Tak sedikit pula fasilitas wisata yang rusak akibat bencana alam seperti gelombang pasang. Ironisnya, perbaikan sering lambat dilakukan. Hal ini mengundang kekhawatiran wisatawan.

Aspek sosial budaya masyarakat Pacitan juga ikut terancam. Wisata yang tak tertata bisa mengubah tradisi sakral menjadi sekadar tontonan komersial. Bila dibiarkan, lama-lama nilai-nilai lokal akan terkikis.

Ekonomi Pacitan Sangat Bergantung Wisata

Pariwisata memang penyumbang besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pacitan. Namun, jika citra destinasi rusak karena sering terjadi kecelakaan, dikhawatirkan jumlah kunjungan akan menurun tajam. Ujungnya, masyarakat sendiri yang terkena imbas secara ekonomi.

Karena itu, Kapolres menekankan semua pihak harus kompak. Mulai dari pemerintah daerah, pengelola tempat wisata, hingga masyarakat sekitar wajib peduli terhadap keselamatan pengunjung.

 “Kami harap tidak ada lagi kejadian serupa. Ini jadi pelajaran penting untuk kita semua,” tandasnya.

Sikap tegas Kapolres mendapat dukungan penuh dari warga. Mereka mengaku resah setiap kali mendengar ada wisatawan tewas di laut Pacitan.

 “Kalau ada pengelola yang cuek soal keselamatan, memang harus ditindak. Jangan tunggu makan korban lagi,” ujar warga Arjosari, Mashadi (58), secara terpisah. 

 “Kita ini kan hidup juga dari wisata. Tapi kalau tiap bulan ada orang meninggal di pantai, nanti siapa yang mau datang lagi?” sambungnya. 

Kini harapan masyarakat Pacitan cuma satu, tak mau lagi melihat keluarga pulang liburan membawa duka. Sebaliknya, mereka ingin wisata Pacitan maju dan aman, supaya ekonomi tetap bergerak dan budaya lokal terjaga. (*) 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.