Geramnya Dedi Mulyadi Dengar Pasien BPJS Diduga Meninggal Gegara Ditelantarkan RS, Sang Gubernur Gercep Lakukan Ini
Widy Hastuti Chasanah July 06, 2025 07:34 AM

Grid.ID - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ikut menanggapi soal pasien BPJS yang diduga meninggal gegara ditelantarkan rumah sakit (RS). Dedi bahkan mengambil tindakan usai mendengar kabar tersebut.

Seperti diketahui, baru-baru ini viral seorang pasien meninggal karena diduga tidak mendapat pelayanan cepat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat, Kota Cimahi. Dari video yang beredar, tampak seorang pria yang merupakan suami korban mengamuk di rumah sakit.

Ia juga tampak menangis seraya menunjuk tubuh istrinya yang terbaring di ranjang rumah sakit dan dikelilingi sejumlah tenaga medis. Ia menuding ada keterlambatan dalam penanganan medis istrinya.

Mendengar pasien BPJS diduga meninggal gegara ditelantarkan RS, Gubernur Dedi Mulyadi langsung buka suara. Ia juga langsung mengambil tindakan tegas.

Melansir Kompas.com, Dedi menyatakan akan melakukan investigasi terkait kematian pasien tersebut. Dedi meminta seluruh rumah sakit di wilayahnya agar tidak menolak pasien, termasuk yang terkendala biaya.

"Nanti ya kita investigasi," kata Dedi di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (2/7/2025).

"Kalau dia punya BPJS, maka pakai BPJS."

"Kalau tidak punya BPJS, dilayani kemudian tagihannya nanti dikirim ke Dinas Kesehatan provinsi. Karena di Dinas Kesehatan provinsi sudah ada plot anggaran untuk membantu masyarakat yang tidak punya BPJS," ujarnya.

Bukan ucapan belaka, Dedi juga meminta agar instruksi tersebut dituangkan dalam surat edaran. Hal itu dilakukan supaya rumah sakit milik pemerintah tetap memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat, terutama yang tidak memiliki jaminan kesehatan.

Tak hanya itu, gubernur itu juga tak segan akan memberikan sanksi ke rumah sakit yang tidak melayani dengan baik para pasiennya.


"Jadi kalau benar-benar tidak dilayani, berarti direktur rumah sakitnya itu mengabaikan surat gubernur.

"Kita akan memberikan sanksi," ucap Dedi Mulyadi usai mendengar pasien BPJS diduga meninggal gegara ditelantarkan RS.

Melansir TribunJatim.com, Direktur Utama RSUD Cibabat, Sukwanto Gamalyono menyebut bahwa pihak rumah sakit telah memberikan penanganan sesuai prosedur sejak pasien masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) pada 27 Juni 2025. Ia juga menyebut tidak ada penundaan dalam tindakan.

“Pasien langsung mendapatkan pemeriksaan berdasarkan kondisi medisnya. Tidak ada penundaan dalam tindakan,” ujar Sukwanto kepada wartawan, Selasa (1/7/2025).

Ia menjelaskan, korban yang diketahui bernama Ulfa itu sebelumnya sempat dirawat di beberapa fasilitas kesehatan lain sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD Cibabat dalam kondisi serius. Selama perawatan di ruang kelas III, kondisi pasien dipantau secara intensif.

Namun, kondisi Ulfa memburuk dan tim medis melakukan tindakan penyelamatan, termasuk resusitasi jantung paru (RJP).

“Meski segala upaya telah dilakukan, nyawa pasien tidak tertolong dan meninggal dunia pada 29 Juni 2025,” kata Sukwanto.

Adapun Ulfa diketahui menderita radang usus dan tumor jinak. Suami Ulfa sempat marah lantaran merasa istrinya seolah ditelantarkan.

Ia menyebut perawat mengabaikan permintaannya untuk segera menyedot cairan dari perut istrinya. Ia juga menuding adanya perlakuan berbeda antara pasien umum dan pengguna BPJS di rumah sakit tersebut.

"Aing ti kamari ngomong, sus tolong sedot itu perutnya udah penuh. Ayeuna tingali pamajikan aing kumaha ieu (Saya dari kemarin bilang, suster tolong sedot itu perutnya sudah penuh. Sekarang lihat istri saya bagaimana ini),” ucap pria dalam video, menggunakan bahasa Sunda.

“Teu narima lamun pamajikan aing teu benang ditulungan (Saya tidak terima kalau istri saya tidak mau ditolong),” tambahnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.