Bunga anggrek kimilsungia menjadi simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara. Bunga itu diberikan Bung Karno kepada Kim Il-sung pada 1965.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Ternyata Indonesia dan Korea Utara punya hubungan yang manis. Manisnya hubungan keduanya bahkan ditandai dengan keberadaan bunga anggrek kimilsungia. Bunga anggrek itu diberikan Bung Karno kepada pemimpin Korea Utara saat itu, Kim Il-sung.
Mengutip National Geographic Indonesia, bunga anggrek tergolong sebagai bunga langka. Bunga ini disebut sudah ada sejak 80 juta tahun silam, ketika dinosaurus masih menguasai Bumi. Tumbuhan ini memiliki habitat di daerah tropis dan subtropis.
Indonesia, dengan bentang alam tropisnya, adalah surganya anggrek. Beragam jenis anggrek tumbuh di Negeri Jamrud Khatulistiwa ini.
Kebun Raya Bogor sendiri adalah rumah bagi lebih dari 500 jenis anggrek. Tujuannya, untuk mencegah kepunahan anggrek akibat hilangnya hutan tropis yang merupakan habitat bunga yang menjadi simbol dari rasa cinta, kemewahan, dan keindahan tersebut.
Di antara ratusan jenis anggrek itu ada anggrek yang menjadi simbol persahabatan Indonesia dan Korea Utara. Namanya anggrek kimilsungia, yang diambil dari nama pemimpin tertinggi Korea Utara saat itu, Kim Il-sung dan Indonesia.
Saat kunjungan Presiden Kim Il-Sung ke Indonesia pada 1965, Sukarno menghadiahkan anggrek hasil penyilangan Dendrobium Ale ale Kai (induk betina) dan Dendrobium Lady Constance (induk jantan) kepada Presiden Korea Utara Kim Il-Sung.
Kim Il-sung awalnya menolak. Tapi dia akhirnya menerima hadiah anggrek dari Presiden Sukarno tersebut. Hingga kini, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang selalu memberikan sambutan pada acara Festival Bunga Kimilsungia di Korea Utara.
Sampai saat ini jenis Anggrek Kimilsungia masih menjadi koleksi Griya Anggrek dan pada 2015 lalu Kedutaan Korea Utara mengunjungi Griya Anggrek untuk memperingati 50 tahun bunga anggrek Kimilsungia.
Meskipun demikian, Kimilsungia bukan bunga nasional Korea Utara. Bunga nasional negeri itu adalah Magnolia sieboldii.
Anggrek kimilsungia punya tinggi 30 hingga 70 cm. Daunnya menempel pada buku-bukunya secara bergantian dan setiap tangkai menghasilkan 3-15 bunga. Tiap bunganya memiliki tiga kelopak yang masing-masing berukuran 6 hingga 8 sentimeter. Bunga ini mekar selama 60–90 hari dan tumbuh paling baik pada suhu siang hari 25 hingga 30°C dan 18 hingga 23 °C pada malam hari.
Ketika itu Presiden Kim Il Sung sedang berkunjung ke Indonesia dan dia diajak Bung Karno berkeliling Kebun Raja Bogor. Saat itulah Kim terpihat kepada sekuntum anggrek yang berasal dari Makassar yang telah dibudidayakan dan ndilalah mekar selama kunjungannya.
Bung Karno jika tamunya itu sangat tertarik. Dia pun mengusulkan supaya bunga itu diberi nama Kimilsungia, sebagai simbol persahabatan abadi antara kedua negara. Seperti disebut di awal, awalnya Kim Il Sung menolak, tetapi atas desakan Bung Karno dia akhirnya menerimanya.
Di Korea Utara, bunga ini berhasil dibudidayakan pada bulan April 1975, bertepatan dengan ulang tahun Kim Il Sung. Tak lama kemudian bunga itu diperkenalkan kepada penduduk Korea Utara untuk pertama kalinya pada April 1977, bertepatan dengan ulang tahun Kim Il Sung yang ke-65.
Anggrek Kimilsungia sejak saat itu menjadi simbol mendiang King Il-sung dan digunakan dalam rangkaian bunga yang mewakili negara Korea Utara.
Sejak 1998, ada festival tahunan bertajuk FestivalKimilsungia yang diadakan sekitar Hari Matahari. Festival bunga Kimilsungia diadakan setiap tahun di Pyongyang. Biasanya, saat acara itu, kedutaan besar-kedutaan besar negara-negara akan mempersembahkan karangan bunga mereka sendiri untuk pameran tahunan tersebut.
Ingatan masa kecil Megawati
Anggrek kimilsungia juga mengingatkan mantan presiden Megawati dengan masa kecilnya. Kepada Kompas.ID, Megawti mengaku akan selalu teringkat masa kecilnya jika berbicara tentang anggrek, terutama jenisDendrobium Clara Bundt atau dikenal sebagai anggrek Kimilsungia.
Seperti disebut di awal, Kimilsungia merupakan anggrek hibrida Dendrobium yang diberikan Presiden Soekarno kepada Presiden Korea Utara Kim II Sung saat berkunjung ke Bogor pada April 1965. Anggrek itu diberikan sebagai lambang persahabatan dan kerja sama bilateral Indonesia dan Korea Utara.
Presiden Soekarno memberikan nama Kimilsungia, yang merupakan singkatan dari nama Kim Il Sung dan Indonesia. Tidak hanya sebagai lambang persahabatan, anggrek itu menjadi simbol bunga nasional Korea Utara. "Ternyata bunga Indonesia itu dijadikan bunga bangsa mereka. Senang orang asing menghargai itu. Dengan rekayasa teknologi mereka, bunga itu berbunga tidak musiman,” ujar Megawati.