Nelayan Pesisir Suramadu Bangkalan Alami Masa Sulit, Tiga Bulan Melaut Hanya untuk Dikonsumsi
Ndaru Wijayanto July 07, 2025 05:30 PM

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Ahmad Faisol

TRIBUNJATIM.COM, BANGKALAN – Mei hingga Juni biasanya menjadi periode berkah bagi para nelayan di kawasan pesisir Suramadu, Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan.

Namun hingga memasuki awal pekan Juli 2025, hasil melaut tidak kunjung bernilai ekonomis, melainkan hanya cukup untuk menopang kebutuhan konsumsi.

Kondisi sulit hasil tangkapan laut yang sudah berjalan hampir tiga bulan ini memaksa sebagian besar nelayan memilih untuk menambatkan perahu. Beberapa di antara mereka pergi melaut, hanya untuk memenuhi kebutuhan makan bersama keluarga.  

“Kasihan melihat teman-teman nelayan, bisa dikatakan paceklik karena memang cuaca sedang tidak menentu. Dulu ketika memasuki bulan lima dan bulan enam, hasil tangkapan udang lumayan,” ungkap salah seorang tokoh nelayan Desa Sukolilo Barat, Nur Hadi kepada Tribun Jatim Network, Senin (7/7/2025).

Masyarakat nelayan desa setempat biasanya melaut dengan hasil tangkapan utama adalah udang. Mereka biasanya beroperasi menjelajahi kawasan perairan di sekitar Jembatan Suramadu, ke perairan Kecamatan Kwanyar, bahkan hingga ke perairan Kenjeran, Surabaya.  

Nur Hadi menjelaskan, paceklik hasil tangkapan udang dan ikan telah berlangsung sekitar tiga bulan terakhir. Kalaupun ada yang pergi melaut, itu pun karena terpaksa karena untuk memenuhi kebutuhan konsumsi sehari-sehari.

“Sekarang banyak perahu parkir karena cuaca, ombak, dan angin sedang tidak menentu, beberapa nelayan memilih memperbaiki jaring dan perawatan perahu. Tangkapan ya dapat tetapi tidak bisa dijual karena cukup untuk dimakan,” pungkas Nur Hadi.  

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangkalan, Rizal Mardiansyah melalui Plt Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Fitrisa Wahyu Puspitasari mengimbau masyarakat nelayan lebih mengutamakan keselamatan di tengah terpaan anomali cuaca.  

“Imbauan kami agar tidak melaut terlebih dahulu karena berdasarkan informasi mingguan secara periodik dari BMKG Maritim menyebutkan, anomali cuaca juga terjadi di tengah laut hingga pekan depan,” ungkap Fitri melalui sambungan selulernya.

Ia juga berharap, masyarakat nelayan bisa terlebih dahulu mengakses aplikasi berkaitan dengan cuaca atau bertanya terlebih dahulu. Apakah kira-kira masih berpotensi terjadi angin kencang atau apakah kondisi seperti ini layak atau tidak untuk pergi melaut.

“Apabila posisi sudah berada di tengah laut dan tiba-tiba datang angin kencang, lebih baik balik kanan,” harapnya

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.