TRIBUNJATIM.COM - Penyelamatan Juliana Marins menggunakan tali mendapat kritik dari Dewan Perwakilan Rakyat.
Berkaca dari kritik tersebut, memang berapa anggaran yang dimiliki Basarnas tahun 2025?
Anggota Komisi V DPR dari Fraksi NasDem, Mori Hanafi, mengkritik Basarnas terkait penyelamatan pendaki asal Brasil, Juliana Marins, yang terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani.
Ada pun kritiknya terkait masih digunakannya tali agar bisa mengangkat jenazah Juliana saat melakukan penyelamatan tersebut.
"Tapi, juga penyelamatan terhadap korban dengan cara digotong oleh Agam itu kalau menurut saya, itu manual sekali. Walaupun kita bukan tidak punya heli."
"Tapi apakah penyelamatan dengan cara yang sangat manual itu, Pak. Bapak bayangkan tali itu bentangannya 600 meter sampai ke (lokasi jenazah Juliana)," katanya di depan Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI Mohammad Syafi'i, dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/7/2025).
Hanafi menilai cara semacam itu sudah ketinggalan zaman dan diharapkan tidak dilakukan lagi di kemudian hari jika terjadi peristiwa serupa.
"Tentunya kami menghargai itu, tapi menurut saya ke depan sangat tradisional jika seperti itu," tuturnya.
Berkaca dari pernyataan Hanafi tersebut, berapa anggaran Basarnas untuk tahun ini?
Pada kesempatan yang sama, Kepala Basarnas pun turut membeberkan terkait anggaran pada tahun ini.
Syafi'i mengungkapkan pagu awal 2025 hanya Rp1,4 triliun. Padahal, anggaran yang dibutuhkan sebenarnya mencapai Rp3,7 triliun.
Di sisi lain, pagu awal tersebut tidak seluruhnya diterima oleh Basarnas karena masih terblokir sebesar Rp282,17 miliar.
Sehingga, jika berkaca dari hal tersebut, anggaran Basarnas tahun ini sebesar Rp1,2 triliun.
Menurut Syafii, faktor tersebut berpengaruh dalam kinerja Basarnas dalam melakukan kerjanya.
"Backlog ini berpotensi memengaruhi kesiapan operasi SAR yang langsung berdampak pada keselamatan nyawa," jelasnya.
Dalam pemaparannya, Basarnas mengungkapkan realisasi anggaran Basarnas sebesar Rp555,72 miiar atau 37,11 persen dari total keseluruhan.
Ada pun mayoritas penggunaan anggaran itu untuk belanjar pegawai sebesar Rp323,4 miliar, yang lalu diikuti belanjar barang Rp231,51 miliar, dan belanja modal senilai Rp782 juta.
Minta Tambahan Anggaran Rp1,09 Triliun untuk Tahun 2026
Demi meningkatkan kinerja Basarnas, Syafii pun meminta adanya penambahan anggaran Rp1,09 triliun kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bappenas.
Dia menjelaskan perlunya penambahan anggaran untuk tahun 2026 tersebut karena merosotnya posisi Basarnas ke peringkat delapan Asia Pasifik pada tahun 2025.
Padahal, dua tahun yang lalu, Basarnas sempat masuk lima besar.
"Tahun 2023 kita sempat masuk lima besar, lalu turun ke peringkat enam pada 2024, dan sekarang 2025 ini ke delapan," kata Syafi'i.
Dia mengungkapkan setelah adanya audit organisasi internasional terkait kemaritiman dan keselamatan, anggaran yang dimiliki Basarnas untuk memenuhi standar pelayanan SAR global belum mencukupi.
Ditambah, Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan bencana dan berada di dalam lingkar cincin Asia Pasifik.
"Anggaran itu akan digunakan untuk pemenuhan peralatan, sumber daya manusia, dan penguatan fasilitas pendukung. Ini penting agar Indonesia tetap diperhitungkan dan dipercaya di forum SAR internasional," katanya.
Anggaran Basarnas 5 Tahun Terakhir
Di sisi lain, dalam lima tahun terakhir, anggaran Basarnas terus mengalami perubahan dan bersifat fluktuatif.
Pada 2020, Basarnas sebenarnya memiliki anggaran sebesar Rp2,25 triliun. Namun karena adanya refocusing, maka menjadi Rp1,58 triliun atau dipotong sebesar Rp670 miliar.
Lalu tahun 2021, anggaran Basarnas senilai Rp1,86 triliun setelah menurut perencanaan semula sebesar Rp2,26 triliun.
Kemudian anggaran Basarnas tahun 2022 sebesar Rp1,67 triliun. Lalu setahun setelahnya, anggaran naik menjadi Rp1,88 triliun.
Selanjutnya, di tahun lalu, anggaran Basarnas mengalami kenaikan menjadi Rp2,05 triliun. Sementara, untuk tahun ini, anggaran mengalami penurunan menjadi 1,4 triliun.
