Reformasi Kebun Binatang untuk Meningkatkan Konservasi dan Kesejahteraan Hewan
Azizul Rahman July 10, 2025 11:40 AM
Tragedi kematian bayi harimau Sumatera di Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi pada 1 Juli 2025 mengingatkan kita akan pentingnya konservasi satwa dan kesejahteraan hewan. Bayi harimau yang baru lahir ini meninggal akibat dehidrasi dan kekurangan gizi, mengungkap kegagalan dalam pengelolaan kebun binatang yang seharusnya berfungsi sebagai pusat konservasi dan edukasi, bukan sekadar tempat hiburan. Tragedi ini membuka mata kita untuk bertanya, bagaimana kebun binatang dapat lebih efektif melindungi satwa langka yang semakin terancam punah?
Kebun binatang seharusnya menjadi tempat perlindungan bagi satwa langka yang terancam punah. Kebun binatang seharusnya berfungsi sebagai pusat konservasi, di mana satwa dilindungi, dipelihara dengan baik, dan bahkan diperbanyak untuk memastikan kelangsungan hidup mereka di masa depan. Namun kenyataannya, banyak kebun binatang di Indonesia yang lebih memfokuskan diri pada keuntungan finansial daripada pada konservasi yang sesungguhnya.
Tragedi kematian bayi harimau ini menegaskan sebuah kenyataan pahit: kita tidak cukup serius dalam merawat satwa-satwa yang ada di kebun binatang. Bayi harimau yang baru berusia beberapa hari ini meninggal karena kekurangan nutrisi yang seharusnya bisa diberikan dengan mudah. Masalah utama yang terungkap adalah manajemen kebun binatang yang buruk dan ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar satwa. Satwa yang seharusnya menjadi pusat perhatian malah menjadi korban dari kelalaian manusia.
Bukan hanya di Bukittinggi, masalah serupa juga sering terjadi di kebun binatang lain di Indonesia. Kebun binatang Medan, misalnya, mengalami masalah serupa dengan kematian beruntun harimau Sumatera dalam waktu yang relatif singkat. Kematian ini diduga akibat pengelolaan yang buruk dan kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan satwa.
Di kebun binatang Bandung, sejumlah satwa mati akibat masalah manajerial yang menyebabkan ketidaksesuaian antara fasilitas yang ada dan kebutuhan satwa itu sendiri. Masalah utama dalam kebun binatang Indonesia adalah manajemen yang tidak profesional. Banyak pengelola kebun binatang yang tidak terlatih dengan baik dalam merawat satwa.
Kurangnya pengetahuan tentang perilaku satwa, gizi, dan perawatan medis yang tepat sering kali mengarah pada kematian dan penderitaan satwa. Tidak jarang, kebun binatang yang dikelola dengan baik memiliki masalah keuangan yang serius, yang pada akhirnya menghambat kemampuan mereka untuk merawat satwa secara optimal.
Selain itu, ada masalah besar yang terus berulang: kurangnya pengawasan dan akuntabilitas. Banyak kebun binatang di Indonesia yang tidak mendapatkan pengawasan yang memadai dari pihak pemerintah atau lembaga konservasi. Tanpa pengawasan yang ketat, kebun binatang tidak punya insentif untuk memenuhi standar kesejahteraan satwa yang seharusnya mereka penuhi. Bahkan jika ada peraturan yang ada, sering kali pengawasan dilaksanakan secara tidak konsisten atau bahkan dikesampingkan demi keuntungan jangka pendek.
Mengapa Kita Harus Bertindak?
Kebun binatang tidak boleh hanya berfungsi sebagai tempat hiburan. Mereka harus menjadi lembaga yang berfungsi sebagai tempat perlindungan satwa, terutama spesies langka yang semakin terancam punah. Kebun binatang seharusnya menjadi benteng pelestarian alam yang memberikan tempat aman bagi satwa-satwa untuk berkembang biak, bukan hanya tempat untuk dilihat oleh pengunjung.
Kematian bayi harimau Sumatera ini menunjukkan bahwa kita gagal menjaga spesies yang seharusnya dilindungi. Harimau Sumatera adalah salah satu dari tujuh spesies harimau yang masih ada di dunia, dan hanya sekitar 400 individu yang tersisa di alam liar. Jika kebun binatang Indonesia tidak mampu merawat mereka dengan baik, siapa lagi yang bisa diharapkan?
Pengelolaan kebun binatang harus didasarkan pada pengetahuan yang mendalam tentang kebutuhan satwa. Petugas kebun binatang harus terlatih dalam merawat satwa, memahami perilaku mereka, dan memberikan perawatan medis yang diperlukan. Di banyak kebun binatang, kurangnya pelatihan dan pengetahuan yang memadai menjadi masalah utama.
Oleh karena itu, penting untuk melibatkan para ahli konservasi dalam manajemen kebun binatang untuk memastikan satwa-satwa tersebut mendapatkan perawatan yang terbaik. Salah satu cara untuk meningkatkan pengelolaan kebun binatang adalah dengan memastikan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan mereka. Pengunjung dan masyarakat berhak mengetahui bagaimana kebun binatang mengelola dana, merawat satwa, dan menjalankan program konservasi. Kebun binatang yang tidak terbuka tentang pengelolaannya cenderung kehilangan kepercayaan publik, yang pada akhirnya akan berdampak pada dukungan terhadap mereka.
Langkah-Langkah yang Harus Dilakukan: Reformasi Kebun Binatang Indonesia
1. Standar Kesejahteraan Hewan yang Ketat
Pemerintah harus segera menetapkan dan menegakkan standar kesejahteraan hewan yang lebih ketat. Setiap kebun binatang harus mematuhi standar internasional mengenai ukuran kandang, makanan, perawatan medis, dan fasilitas lainnya. Standar ini harus diawasi secara ketat dan dijalankan oleh semua kebun binatang di Indonesia. Kebun binatang yang tidak memenuhi standar ini harus ditutup dan tidak diizinkan beroperasi lagi.
2. Pelatihan Profesional untuk Petugas Kebun Binatang
Petugas kebun binatang harus mendapatkan pelatihan yang memadai dalam merawat satwa. Pelatihan ini harus mencakup pemahaman mendalam tentang perilaku satwa, cara memberi makan yang tepat, cara merawat satwa yang sakit, dan pengetahuan dasar tentang konservasi. Dengan pelatihan yang tepat, para petugas kebun binatang akan dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan mencegah terjadinya masalah yang tidak diinginkan.
3. Edukasi dan Kesadaran Publik tentang Konservasi
Kebun binatang harus lebih dari sekadar tempat hiburan. Mereka harus menjadi pusat edukasi yang mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap konservasi. Program-program edukasi harus diadakan untuk mengajarkan pengunjung, terutama anak-anak, tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan mengapa kita harus melestarikan satwa. Dengan cara ini, kebun binatang dapat berperan aktif dalam pelestarian alam.