Kenapa Ada Orang yang Sering Bangun Pukul 3 Pagi? Ini Alasannya
kumparanSAINS July 10, 2025 12:00 PM
Apa kamu salah satu orang yang sering terbangun setiap pukul 3 pagi, lalu kemudian tidak bisa tidur lagi? Kenapa hal ini bisa terjadi?
Tenang, itu bukan berarti kamu disantet, apalagi diganggu hal mistis. Sebab ternyata ada penjelasan ilmiah terkait kebiasaan ini. Terbangun pukul 3 atau 4 adalah hal yang sangat wajar. Faktanya, kita semua sering terbangun beberapa kali di sela-sela waktu tidur, hanya saja kita biasanya tidak sadar, kecuali saat pikiran terjerumus ke dalam jurang kekhawatiran.
Sepanjang malam, tubuh kita mengalami beberapa siklus tidur. Setiap siklus dimulai dengan tidur ringan, lalu masuk ke tahap tidur nyenyak atau slow-wave sleep. Setelah itu, kita memasuki fase yang lebih aktif, yaitu tidur dengan gerakan mata cepat, alias REM (Rapid Eye Movement). Nah, setelah fase REM ini, besar kemungkinan kita akan terbangun sebentar sebelum tertidur lagi.
Satu siklus tidur biasanya berlangsung sekitar empat jam. Jadi kalau kamu biasa tidur pukul 11 malam, jangan heran suka tiba-tiba terjaga sekitar pukul 3 pagi. Dalam kondisi ideal, bangun ini hanya berlangsung sebentar. Tapi kalau pikiran lagi kacau, bisa-bisa malah enggak bisa tidur sampai siang.
Ilustrasi pria main handphone sebelum tidur. Foto: airdone/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pria main handphone sebelum tidur. Foto: airdone/Shutterstock
Dengan kata lain, stres sebenarnya bukan penyebab utama kenapa kita terbangun di malam hari. Tapi stres bisa memperburuk situasi, mengubah momen bangun singkat menjadi krisis mental kecil-kecilan. Apalagi saat malam, kita cenderung berpikir kurang rasional dibandingkan siang hari. Itulah mengapa masalah yang tadinya kecil bisa terasa luar biasa berat saat kita renungi pukul 3 pagi.
Dilansir IFL Science, menurut psikolog sekaligus terapis kognitif, Greg Murray, hal ini terjadi karena kita tahu bahwa malam hari bukan waktu yang memungkinkan untuk menyelesaikan masalah. Di siang hari, kita bisa bertindak dan mengambil keputusan. Tapi di malam hari? Yang bisa kita lakukan hanya khawatir.
Lalu apa solusinya? Murray menyarankan teknik meditasi mindfulness. Dengan fokus pada napas atau indra tubuh, kita bisa menenangkan pikiran dan menghindari terbawa badai kecemasan yang tak jelas ujungnya. Kalau beruntung, kamu bisa tidur lagi dengan cepat.
Tapi kalau semua itu tidak mempan, Murray punya saran pamungkas, yakni baca buku. Setidaknya, itu bisa mengalihkan pikiranmu dari bayangan kekhawatiran hidup yang tak pelik dan segala ketakutan absurd yang muncul saat dunia sedang sunyi.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.