Bukan Review Film Superman Biasa, Opini Tentang Dunia Hiburan
Kama July 10, 2025 12:34 PM

Laporan wartawan Nextren, Kama Adritya

Nextren.com -Mari kita bicara tentang film Superman.

Beda dengan biasanya, kali ini saya ingin bahas tentang review dari film Superman. Biasanya saya suka review film setelah saya menonton film yang saya tonton di bioskop. Selain untuk memberikan opini pribadi, juga untuk berbagi informasi kepada mereka yang mungkin seleranya sama atau mirip dengan saya. Hanya saja, perkembangan dan perubahan pada dunia dan sosial media pada khususnya, membuatku ingin menulis sedikit tentang film Superman ini.

Pertama-tama, saya ingin mengatakan bahwa saya fans Superman dari kecil. Sosok pahlawan super yang selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk makhluk hidup di sekitarnya sangat memberikan inspirasi terutama untuk seorang bocah yang lahir di era 70-80an ini. Superman adalah sosok selfless yang kemudian menjadi panutan bagi para superhero lainnya, bahkan sampai di publisher komik pesaingnya. Ketika diterjemahkan ke layar lebar, hanya Superman dari Christopher Reeve yang paling mendekati sosok tersebut. Walaupun ada beberapa Superman lainnya setelah beliau, tapi tak ada yang paling mendekati sosok pahlawan selfless tersebut. Sampai hadirnya David Corenswet. David bisa menghadirkan sosok tersebut dengan tepat dari penampilannya, perangainya, sampai cara pandangnya dia terhadap dunia yang sangat persis dengan di komik. David Corenswet IS Superman. Jadi jika kalian ada yang tertarik dengan Superman, maka pergilah menonton film ini dan bersiaplah terhibur oleh film komik ini.

Namun sayangnya, dunia saat ini tidaklah seindah dunia komik. Dunia saat ini sepertinya sangat sulit untuk dihibur. Bahkan film bioskop yang diciptakan semata-mata untuk menghibur kini dijadikan platform baru untuk menyebarkan agenda. Meskipun mungkin studio yang membuatnya tidak ada niat untuk itu, tapi orang lain atau netizen di era media sosial seperti sekarang ini bisa mendompleng film untuk agendanya masing-masing.

Inilah yang terjadi pada film Superman buatan James Gunn ini. Film ini di dompleng berbagai macam agenda oleh pihak lain. Awalnya, film ini dianggap memecah belah fan base Superman itu sendiri. Para fans Zack Snyder garis keras mati-matian berusaha membela sutradara pembuat film Superman sebelumnya itu. Mereka menyalahkan James Gunn yang ditunjuk sebagai bos baru DC Universe (DCU) dalam mematikan DC Extended Universe (DCEU) buatan Snyder yang kacau akibat masalah internal Warner Bros. Puncaknya adalah dipecatnya Henry Cavill sebagai Superman versi Snyder sesaat setelah dirinya mengumumkan bahwa ia akan memerankan Superman lagi. Fans Snyder garis keras ini sangat berisik membuat kampanye negatif terhadap film baru Superman dari James Gunn ini di media sosial (Lucunya, hal ini juga disinggung di dalam film baru Superman ini). Akibatnya, DC dan James Gunn harus menghabiskan tenaga dan waktu berharga untuk menepis kampanye negatif ini.

Lebih konyolnya lagi, film Superman ini juga menjadi kendaraan untuk agenda politik. Kisah Superman yang digambarkan oleh James Gunn sebagai kisah imigran menuai kritik di Amerika dan Eropa. Kondisi Amerika saat ini yang sedang panas akibat isu imigran menjadikan film yang bercerita tentang 'imigran' dari planet Krypton ini sebagai medium penyebaran agenda anti imigran mereka. Para pendukung MAGA dari Donald Trump beramai-ramai menghujat film ini sebagai film dengan agenda 'woke' untuk menarik simpati terhadap imigran di Amerika.

Tidak hanya tentang imigran, film ini pun dituduh sebagai film anti yahudi karena digambarkan sebagai film yang menampilkan perang Israel di Gaza. Hal yang aneh mengingat Jerry Siegel dan Joe Shuster sebagai pembuat karakter Superman adalah yahudi. Di saat yang bersamaan film ini juga dihujat oleh mereka yang pro gaza karena alasan yang sama.

Serba salah di mata semua pihak.

Sayangnya, hal ini tidak hanya terjadi pada film Superman saja. Film-film dengan profile tinggi biasanya dijadikan sasaran bagi pendompleng agenda ini. Sebut saja film seperti Snow White, Thunderbolt*, Sinners, sampai ke film animasi seperti Elio. Terlepas dari memang adanya agenda khusus dari studio pembuatnya itu sendiri, film-film tersebut menjadi sasaran yang empuk bagi netizen yang haus keributan.

Saat tulisan ini dibuat, nilai film Superman di Rotten Tomatoes sangat bagus di angka 85% di mata kritikus dan 96% di mata penonton. Namun, musti diingat nilai rating tersebut dirilis saat film Superman baru sehari diputar di bioskop, bahkan di Amerika pun belum diputar. Bisa dibilang, rating fresh tersebut adalah nilai dari para fans yang bela-belain nonton duluan. Itu saja sudah banyak media-media besar yang terjerumus agenda politik tadi.

Akhir kata, saat ini sepertinya sudah tidak relevan untuk menantikan review sebuah film. Jangankan dari media sosial, dari media besar saja sudah sarat agenda politik. Jadi, jika kamu memang ingin mencari hiburan, tonton lah film tanpa ekspektasi politik atau agenda tertentu. Tonton lah film hanya untuk dihibur. Superman adalah film yang menghibur jika kita tidak melihatnya sebagai film dengan agenda macam-macam. Superman adalah film yang layak ditonton untuk sebuah film dengan imajinasi dunia di komik, dan bukan dunia nyata.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.