Grid.ID - Seorang anak penjual es di Ponorogo mendadak viral usai rumahnya sempat dikira toko piala. Kini lolos ITB (Institut Teknologi Bandung) berkat kerja keras dan prestasinya.
Media sosial dihebohkan dengan penampakan rumah seorang penjual es di Ponorogo. Sebab dalam rumah tersebut terlihat jejeran piala yang memenuhi ruangannya.
Siapapun yang melihat akan menyangka rumah itu merupakan tolo piala. Namun siapa sangka, deretan piala yang berjejer di etalase itu merupakan hasil kerja keras Avan Ferdiansyah Hilmi (19).
Ia merupakan anak yang berprestasi dan pintar. Avan tinggal di kelurahan Mankujayan, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
Bahkan kabarnya Avan lolos masuk di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur Seleksi Nasional berdasarkan Prestasi (SNBP). Hal ini seakan menjadi bukti bahwa Avan merupakan seorang yang cerdas dan berbakat.
Diketahui ratusan piala sudah diterima lulusan SMA N 1 Ponorogo itu sejak SD hingga SMA. Seluruh piala ditata di ruang tamu.
Sang ibu, Umi Latifah mengungkap bahwa Avan memang sering mengikuti berbagai lomba. Bahkan ia bisa memenangkan dua lomba hanya dalam waktu sebulan.
“Avan itu ikut lomba sejak sebelum masuk SD di salah satu mal di Madiun. Dan dia langsung jadi juara. Sejak saat itu kadang sebulan dua kali dia ikut lomba dan pasti membawa pulang piala maupun trofi juara,” ujar Umi Latifah, dikutip dari Tribun Jakarta.
Berbagai kompetisi yang Evan ikuti memiliki jenjang yang tak main-main. Ia bahkan memperoleh prestasi pada tingkat Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).
Umi Latifah pun mengungkap rahasia sang anak bisa menjadi sosok yang berprestasi. Dikatakannya bahwa Avan sudah pandai membaca meski belum masuk sekolah dasar.
Avan sangat suka membaca. Selain itu, ia dan suaminya juga selalu memfasilitasi anaknya dengan membelikan buku.
"Satu buku harganya bisa Rp 100.000. Karena suka membaca mau tidak mau kita belikan," imbuh Latifah.
Setelah viral, kisah anak penjual es di Ponorogo yang lolos masuk ITB pun semakin menjadi perhatian. Terlebih Avan disebut tak pernah mendapat beasiswa atas prestasinya yang segudang itu.
Hal itu diungkap oleh ayahnya, Eko Yudianto. Bahkan Eko mengaku sering meminta keringanan biaya dari pihak sekolah.
“Enggak pernah dapat beasiswa untuk sekolah. Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” ujarnya, dikutip dari Kompas.com.