TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Upaya pengungkapan dugaan kasus pungutan liar (pungli) dan modus penggunaan tiket palsu di kawasan objek wisata Pangandaran mendapatkan dukungan penuh dari Dewan Rakyat Perwakilan Daerah (DPRD) Kabupaten Pangandaran.
Asep Noordin, Ketua DPRD Kabupaten Pangandaran menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap sistem tiket yang saat ini dinilai masih memiliki banyak celah.
Menurutnya, pengelolaan wisata memerlukan pengawasan yang intens dan berkelanjutan. Saat ini masih banyak variabel yang memungkinkan praktik pungli terjadi, terutama di area pintu tol gate menuju kawasan wisata.
"Kalau oknum, di mana-mana juga ada. Oleh karena itu, harus ada pola pengawasan yang ketat dan intens dari internal," katanya.
Asep menambahkan, pengawasan secara teknisnya bisa dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Pangandaran, agar setiap potensi penyimpangan bisa segera ditindaklanjuti.
"Pemkab Pangandaran harus berbenah. Ini jadi evaluasi bersama. Sistem digitalisasi harus benar-benar diimplementasikan. Sistem monitoring juga harus diperkuat untuk mencegah pungli dan praktik curang lainnya," tegasnya.
Salah satu kelemahan yang ia soroti adalah petugas yang kerap tidak mengecek barcode tiket saat pengunjung masuk. Ia menyayangkan sistem tiket yang belum sepenuhnya digital, karena itu masih membuka peluang bagi oknum untuk bermain.
"Seringkali barcode tidak dicek, sehingga tiket palsu bisa saja lolos. Sistem tiketing harus dikaji ulang, agar kedepan lebih tertib administrasi, lebih menguntungkan daerah, dan tentunya lebih termonitor," ujarnya.
Asep menilai, tidak mungkin skema seperti itu dijalankan oleh pihak luar saja. Ia bahkan mencurigai adanya keterlibatan “orang dalam” dalam praktik pungli ini.
"Kemungkinan ada orang dalam yang bermain secara terstruktur. Tidak mungkin hanya orang luar," tuturnya.
DPRD Kabupaten Pangandaran menyatakan akan terus mendukung pengembangan kasus ini, dan mengapresiasi langkah aparat yang telah mulai mengungkap persoalan tersebut.
"Saya apresiasi langkah tim yang telah mengungkap hal ini. Semoga pengusutan terus berlanjut dan bisa dibenahi sampai ke akarnya," pungkasnya. (*)