TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Suhu udara di Kota Probolinggo beberapa hari terakhir terasa lebih dingin. Ternyata, penyebabnya bukan cuma fenomena aphelion, tetapi karena angin musiman yang dikenal sebagai angin Gending.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Probolinggo, Nur Kholiq menyatakan fenomena ini sudah mulai terasa sejak awal Juni 2025.
“Salah satu ciri akan adanya siklus angin Gending ini sebenarnya sudah tampak di awal bulan kemarin. Ciri-cirinya salah satunya tudung awan di puncak Gunung Lemongan,” ujarnya, Kamis (10/7/2025).
Secara kearifan lokal, tudung awan di Gunung Lemongan diyakini sebagai pertanda angin Gending akan datang.
Angin tersebut merupakan hembusan angin fon kering atau monsun Australia yang bergerak dari selatan khatulistiwa menuju daratan Asia.
Uniknya, angin ini dipercaya hanya berembus hingga wilayah Desa Gending, Kabupaten Probolinggo.
Saat ini, kecepatan angin terpantau cukup tinggi. Pagi tadi sempat mencapai 26–29 km/jam sebelum turun ke kisaran 17 km/jam, dan diperkirakan makin sore makin landai di bawah 10 km/jam.
Selain membuat udara terasa lebih dingin, angin ini juga bisa berdampak pada potensi bencana, salah satunya pohon tumbang.
Walau angin kencang biasanya hanya terjadi pagi hari dan tidak berlangsung lama, namun tetap perlu diwaspadai, terutama jika pohon dalam kondisi rapuh atau akar terganggu akibat perbaikan gorong-gorong atau bekas pembakaran.
Yang tak kalah penting, lanjut Nur Kholiq, adalah dampak sekunder dari angin Gending. Salah satunya kualitas udara yang menurun drastis.
“Tadi saya lihat di AccuWeather, polutan terlarut di udara menunjukkan angka 70 ppm. Normalnya hanya sekitar 23 ppm,” ujarnya.
Kondisi ini bisa memicu penyakit seperti iritasi mata dan ISPA. Karena itu, BPBD mengimbau warga untuk tetap waspada saat beraktivitas di luar rumah, termasuk memperhatikan keamanan saat berkendara.
Warga juga diminta tidak membakar sampah sembarangan, karena kombinasi angin kencang dan udara kering bisa memicu kebakaran lahan maupun rumah.
BPBD sendiri sudah siaga. Informasi potensi bencana terus disebar lewat portal dan media sosial resmi. Tim BPBD juga bersiaga di Posko Pusdalops, lengkap dengan personel, peralatan, dan logistik dasar untuk merespons jika terjadi kondisi darurat. (*)