RI Jadi Incaran Vietnam buat Ekspor Beras
GH News July 11, 2025 09:59 AM
Jakarta -

Vietnam akan menandatangani perjanjian dengan Indonesia untuk meningkatkan pengiriman beras jangka panjang. Pernyataan itu muncul usai Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh bertemu Presiden Indonesia Prabowo Subianto di sela-sela KTT BRICS di Brasil, Selasa (8/7) lalu.

Menanggapi hal itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan kerja sama itu dapat membuka peluang Indonesia serta Vietnam mencari pangsa pasar secara bersama-sama untuk ekspor beras, tidak hanya sebatas impor semata.

"Bukan, maksudnya contoh nih kalau kita suatu hari Insya Allah ya, kelihatan stok kita lumayan besar. Nah, mungkin bisa jadi kita cari pasar bersama, ya kan negara mana itu kita tuju, kita ekspor ke mana gitu," kata Amran saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

Menurut Amran, ekspor beras itu akan dilakukan ke negara-negara yang membutuhkan. Dia menilai kerja sama ini bagus karena dapat membuka pangsa pasar ke depan.

"Kalau kita lebih, kita sama-sama mengekspor mungkin ya, pandangan saya kita ekspor ke negara yang butuh. Kolaborasi lah, itu sangat bagus," jelas Amran.

Saat ditanya lebih lanjut terkait perjanjian dagang tersebut, Amran menerangkan hal itu ranahnya Kementerian Perdagangan.

Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan keputusan tersebut diambil Prabowo pastinya telah melalui pertimbangan banyak hal. Arief menegaskan Prabowo mementingkan kepentingan petani Indonesia.

"Tugas kita nih sebagai kepala lembaga, menteri dan lain-lain itu ikut perintah Presiden. Karena Pak Presiden udah memikirkan, pasti ada hubungan bilateral, pasti ada trade-off, pasti ada banyak hal. Tapi yang jelas Pak Presiden itu mementingkan petani Indonesia," kata Arief saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Kamis (10/7/2025).

Saat ditanya lebih lanjut mengenai arah kerja sama itu berupa ekspor beras ke Indonesia, Arief menerangkan pemerintah tengah menyiapkan produksi dalam negeri dengan lebih baik. Kendati begitu, menurut dia, kondisi ke depan tidak dapat diprediksi sehingga Indonesia bisa saja membuka peluang impor beras.

"Kita nggak pernah tahu, kadang ada banjir, kadang ada gunung meletus, kadang El Nino, kadang La Nina. Di saat kondisi kayak gitu, terus nanti nyari-nyari beras susah disalahin lagi, kan enggak. Jadi kita kan nggak pernah tahu yang ke depan itu seperti apa. Tapi you have to prepare for the worst," terang Arief.

"Pada saat kamu memanage sesuatu, kamu harus memikirkan yang terburuk. Kalau terburuk itu apa? Kalau misalnya udah bisa dari dalam negeri, kenapa nggak?" tambah dia.

Terkait mencari pangsa ekspor beras dengan Vietnam, Arief menyebut hal tersebut bisa saja dilakukan asalkan stok beras dalam negeri telah melimpah. Kendati begitu, dia menegaskan produksi dalam negeri tetap menjadi prioritas utama.

Melansir dari Reuters, Vietnam dikabarkan akan menandatangani perjanjian dengan Indonesia untuk meningkatkan pengiriman beras jangka panjang. Perjanjian ini muncul usai ekspor beras Vietnam ke Indonesia anjlok 97% menjadi 19.000 metrik ton pada semester I-2025.

Pemerintah Vietnam mengatakan perjanjian perdagangan beras akan berkontribusi pada ekspor beras jangka panjang dan berkelanjutan bagi Vietnam. Perjanjian tersebut juga memastikan ketahanan pangan bagi Indonesia

Pada pertemuan itu, Chinh juga menginstruksikan Kementerian Perdagangan Vietnam untuk bekerja sama dengan instansi Indonesia agar lebih membuka pasar masing-masing.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.