Hasil autopsi ulang Juliana Marins yang dilakukan otoritas Brasil sudah keluar. Hasilnya tidak beda jauh dengan hasil autopsi di Bali.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Setelah berhasil dievakuasi dari Gunung Rinjani, jenazah Juliana Marins langsung dibawa ke Rumah Sakit Bali Mandara (RSBM), Denpasar, Bali. Hasil autopsi, pendaki asal Brasil itu disebut meninggal 20 menit setelah mengalami cedera.
Pihak keluarga kemudian membuat second opinion, autopsi kedua, kali di rumah sakit Brasil, di Institut Kedokteran Foreksik (IML) Rio de Janeiro. Hasilnya sudah dirilis pada Kamis (10/7) waktu setempat.
Mengutip Kompas.com, menurut hasil autopsi yang dirilis IML Rio de Janeiro, Juliana meninggal setelah jatuh dari ketinggian Penyebab langsung kematiannya adalah pendarahan internal yang disebabkan oleh cedera di berbagai lokasi dan beberapa trauma, sebagaimana dilansir Globo.
Menurut IML, Juliana mengalami beberapa cedera dan trauma seperti patah tulang panggul, dada, dan tengkorak, yang sesuai dengan jatuh dari ketinggian. Hasil autopsi di Brasil juga menunjukkan, Juliana meninggal antara 10 hingga 15 menit setelah menderita cedera.
Setelah terjatuh, Juliana tidak dapat bergerak atau meminta bantuan karena luka-lukanya. Laporan tersebut menunjukkan kemungkinan Juliana mengalami kesakitan yang parah yang menyebabkan penderitaan fisik dan psikologis sebelum meninggal.
Tak hanya itu, menurut laporan, jenazah Juliana telah diawetkan atau dibalsem. Pengawetan tersebut membuat beberapa analisis terhambat, seperti memperkirakan waktu kematian dan memverifikasi tanda-tanda klinis yang lebih akurat.
Kita tahu, Juliana terjatuh saat pendakian menuju puncak atau summit attack dari tepi jurang Cemara Nunggal ke arah Danau Segara Anak pada 21 Juni. Jenazahnya berhasil dievakuasi pada 25 Juni setelah tim pencari dan penyelamat berjibaku hingga mempertaruhkan jiwanya. Autopsi ulang Juliana
Otoritas Brasil memutuskan untuk melakukan autopsi ulang setelah jenazah Juliana tiba di Brasil. Autopsi dilakukan pada 2 Juli oleh dua ahli forensik dari Kepolisian Sipil Rio dan didampingi oleh seorang ahli dari Kepolisian Federal dan seorang asisten teknis dari keluarga. Autopsi dimulai pukul 08.30 dan berakhir sekitar pukul 11.00 waktu setempat.
Hasil autopsi menunjukkan, Juliana meninggal akibat luka dalam dan fraktur di berbagai bagian tubuh tanpa adanya tanda-tanda hipotermia. Tim forensik menyimpulkan bahwa korban hanya bertahan hidup kurang dari 20 menit setelah mengalami trauma. Namun, hasil tersebut ternyata belum memuaskan pihak keluarga Juliana. Mereka mengungkapkan kekecewaan karena hasil autopsi diumumkan ke publik sebelum disampaikan secara pribadi kepada mereka.