TIMESINDONESIA, MALANG – Terobosan inovatif di bidang pendidikan agama kembali lahir dari kampus Universitas Islam Malang (UNISMA). Nilna Liana Nada R.K., mahasiswa Pascasarjana UNISMA Program Studi Pendidikan Agama Islam, berhasil merampungkan tesisnya, Selasa (8/7/2025) dalam bentuk modul ajar Fikih berbasis STEAM dan nilai-nilai multikultural untuk jenjang SMA.
Di bawah bimbingan Dr. Muhammad Fahmi Hidayatullah, S.Pd.I, M.Pd.I dan Dr. Muhammad Sulistiono, M.Pd, dan penguji Dr. Imam Syafi'i, M.Pd, karya ini dinilai sangat layak untuk diterbitkan dan dikembangkan lebih luas. Keunikan modul ini mengedepankan pendekatan STEAM atau Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics yang selama ini dikenal sebagai pendekatan khas dalam pendidikan sains atau mathematic saja. Namun, melalui riset dan pengembangan (R&D) yang dilakukan Nilna, pendekatan tersebut diaplikasikan secara kreatif dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).
“STEAM tidak hanya milik sains maupun matematika, pembelajaran lainnya seperti PAI juga bisa,” terang Nana. Dalam modul ini, Nana membuktikan STEAM bisa diadopsi dalam pembelajaran fikih. Misalnya, unsur science hadir melalui praktik alamiah nyata, technology lewat teknologi yang digunakan di dalam modul seperti QR code dan media interaktif. Lalu, engineering hadir melalui penyajian data dan konsep yang sesuai, art melalui visualisasi kreatif dan animasi yang mendukung pembelajaran, serta math untuk membantu siswa memecahkan masalah yang ada.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Keberanian Nilna mengambil pendekatan R&D untuk tesisnya mendapat apresiasi tinggi dari penguji utama, Dr. Imam Syafi’i, M.Pd, yang menyebutnya sebagai satu-satunya mahasiswa Pascasarjana UNISMA dalam angkatan 2023 periode ganjil yang berani memilih jalur riset inovatif tersebut dan berhasil lulus tepat waktu. “Modul sangat unik dan bagus, ada baiknya segera di sahkan dan diterbitkan,” puji Imam. Sementara itu, Dr. Muhammad Fahmi Hidayatullah, S.Pd.I, M.Pd.I selaku pembimbing pertama mendorong agar aspek multikultural dalam modul ini lebih ditonjolkan. Ia mengapresiasi penyusunan modul yang sangat bagus dan layak untuk beredar, “Harapannya nanti bisa kolaborasi mengembangkan modul ajar untuk semua jenjang.
Sejalan dengan hal itu, Dr. Muhammad Sulistiono, M.Pd, selaku pembimbing kedua menyoroti kekuatan modul ini pada sinergi STEAM dan nilai multikultural yang menjadikannya berbeda dan menarik. Ia sepakat karya ini tidak boleh berhenti pada satu mata pelajaran dan akan dikembangkan untuk semua mata pelajaran PAI di berbagai jenjang, mulai SMP hingga SMA. “Saat ini kami tengah mencari penerbit yang tepat agar modul ini bisa dimanfaatkan lebih luas oleh guru dan siswa," pungkasnya. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id