Grid.ID- Padel kini tengah naik daun di Indonesia. Lapangan padel makin menjamur, dan olahraga ini jadi bagian dari gaya hidup. Namun, di balik keseruannya, penting memahami tips olahraga padel yang benar agar tidak berujung cedera serius.
Olahraga padel memang sedang booming. Dari kalangan remaja hingga orang dewasa, banyak yang tergoda mencoba.
Namun, dokter spesialis kedokteran olahraga, dr Sophia Hage, mengingatkan bahwa padel bukan sekadar olahraga ringan. Ini tetap menuntut kesiapan fisik yang matang.
Dokter Sophia Hage mengatakan, semakin banyak pasien cedera padel yang datang ke kliniknya. Mereka kebanyakan pemain pemula yang langsung main tanpa latihan teknik atau pendampingan pelatih. Untuk itu, berikut ini beberapa tipsolahraga padel agar tidak mengalami cedera parah.
Memahami olahraga padel sangat penting, karena teknik padel berbeda dengan tenis atau bulu tangkis. Raket padel lebih berat, dan hentakan bola menghasilkan tekanan yang lebih besar ke tangan.
Cedera paling umum terjadi di siku, sering disebut padel elbow. Selain itu, pergelangan tangan, bahu, engkel, dan lutut juga rentan.
Bahkan, dr Sophia pernah menangani pasien dengan robekan tendon bahu karena padel. Cedera ini sangat menyakitkan hingga aktivitas harian pun terganggu.
Masalah utamanya bukan pada padelnya, tetapi pada cara bermain yang keliru. Banyak yang tidak pemanasan, tidak latihan kekuatan otot, dan memakai sepatu yang salah.
Sepatu lari, misalnya, tidak cocok untuk gerakan lateral padel yang eksplosif. Pemakaian sepatu yang tepat menjadi bagian penting dari tips olahraga padel agar aman dan efektif.
Coach Rere dari Padel Life menambahkan bahwa pendampingan pelatih sejak awal sangat dianjurkan. Banyak orang ikut padel karena FOMO, tapi tidak tahu risiko teknik yang salah.
Menurut Coach Rere, ada empat hal utama dalam tips olahraga padel untuk mencegah cedera. Dikutip dari Kompas.id, Jumat (11/7/2025), pertama, lakukan pemanasan sebelum bermain.
Kedua, gunakan peralatan yang sesuai, terutama sepatu. Ketiga, kenali batas tubuh. Jangan paksakan saat tubuh sudah merasa lelah.
Keempat, lakukan latihan kekuatan otot di luar sesi padel. Tubuh butuh adaptasi. Jangan berharap jago dalam semalam. Jika tangan terasa pegal, itu pertanda tubuh butuh istirahat.
Ia juga menyarankan penggunaan pelindung siku atau pergelangan, terutama bagi pemula. Dalam olahraga tenis, perlindungan ini umum digunakan. Sayangnya, di padel masih belum populer. Padahal, pelindung ini bisa sangat membantu mencegah cedera.
Windy Mayang, seorang fisioterapis, turut menyoroti kesalahan teknik pukulan. Banyak pemain padel menggunakan pergelangan tangan untuk memukul bola.
Padahal, seharusnya dorongan berasal dari bahu, bukan pergelangan. Ini menjadi kesalahan umum yang berisiko tinggi.
Windy juga mengingatkan pentingnya pemanasan dan pendinginan dalam tips olahraga padel. Sayangnya, banyak pemain melewatkan dua hal ini. Padahal, tahap ini sangat penting untuk mencegah cedera.
Teknik dasar padel pun masih belum banyak dipahami. Banyak yang menyamakan padel dengan bulu tangkis. Padahal, perbedaannya signifikan.
Akibatnya, cedera pada pergelangan dan siku sangat sering terjadi. Dikutip dari BolaSport, Windy menyebut, cedera tendon bisa butuh pemulihan 6–12 bulan tergantung tingkat keparahannya.
Cedera padel bisa melibatkan otot, ligamen, tendon, bahkan saraf. Oleh karena itu, sebelum bermain, pemanasan dan penguatan otot tidak boleh diabaikan. Pemain harus paham bahwa padel bukan hanya untuk seru-seruan.
Tips olahraga padel bukan hanya soal teknik, tapi juga soal tanggung jawab terhadap tubuh sendiri. Bermain padel seharusnya menyehatkan, bukan membuat bolak-balik ke klinik.
Sophia Hage dan Windy Mayang sama-sama menekankan bahwa edukasi sangat penting. Tanpa pemahaman teknik dan kesiapan fisik, tren padel hanya akan menambah daftar cedera, bukan kebugaran. Dengan begitu, padel akan menjadi gaya hidup yang sehat dan menyenangkan, bukan sekadar tren yang menyakitkan.