TIMESINDONESIA, SURABAYA – Galeri Prabangkara, di bawah naungan UPT Taman Budaya Jawa Timur secara resmi membuka pameran seni rupa bertajuk "Candi: Ingatan, dan Spirit Masa Lalu" pada Jumat (11/7/2025). Pameran yang akan berlangsung hingga 17 Juli 2025 ini menawarkan eksplorasi mendalam tentang candi sebagai warisan peradaban Nusantara yang abadi, sekaligus sumber inspirasi yang tak terbatas bagi seniman kontemporer.
Di tengah kekayaan sejarah dan kesuburan tanah Nusantara, candi-candi kuno berdiri megah sebagai saksi bisu perjalanan panjang peradaban masa lampau. Agus "Koecink" Sukamto, selaku Kurator pameran, menegaskan bahwa candi bukan sekadar struktur batu yang diukir indah.
"Candi adalah pengingat kuat tentang kejayaan, nilai-nilai spiritual, serta warisan budaya yang membentuk jati diri bangsa. Candi menyimpan lebih dari sekadar arsitektur: di dalamnya tersimpan ingatan kolektif dan spirit masa lalu yang terus hidup hingga kini. Semangat itu terus menginspirasi untuk penciptaan karya seni dari generasi ke generasi," papar Agus.
Setiap candi merekam kisahnya sendiri, melampaui fungsinya sebagai monumen untuk menjadi simbol perjalanan spiritual dari nafsu duniawi menuju pencerahan. Relief-relief yang terukir di dindingnya mengabadikan narasi moral, potret kehidupan masyarakat pada zamannya, serta filsafat hidup yang menyerukan harmoni dalam keberagaman.
Dengan demikian, candi berfungsi sebagai "buku" tempat generasi masa kini dapat menimba pemahaman tentang masa lalu.
Pemahaman akan ingatan kolektif yang melekat pada candi tidak hanya terbatas pada kejayaan raja-raja atau kemegahan kerajaan semata. Lebih jauh, candi juga merefleksikan bagaimana masyarakat kala itu membangun relasi yang selaras dengan alam, spiritualitas, dan sesama. Arsitektur yang menyatu dengan kosmologi, simbolisme spiritual yang kaya, serta keterlibatan berbagai lapisan masyarakat dalam pembangunannya menunjukkan bahwa candi adalah perwujudan dari kesadaran kolektif yang tinggi akan makna kehidupan.
Spirit masa lalu yang terpatri dalam candi tidak pernah padam, terus hidup melalui ritual-ritual yang dilestarikan, kunjungan para peziarah, serta upaya pelestarian yang gigih oleh generasi penerus. Candi bukanlah artefak masa lalu semata; ia berperan sebagai jembatan yang menghubungkan lintas zaman, mengajarkan bahwa kehidupan modern pun perlu berpijak pada nilai-nilai luhur yang telah diwariskan.
Bagi 26 seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini, candi menjadi sumber refleksi terhadap seni rupa era klasik, khususnya keindahan yang dihasilkan oleh para ahli seni pada masa lalu. Karya-karya monumental yang sarat makna tersebut memberikan inspirasi, mendorong mereka untuk melukiskan kembali hubungan erat antara candi dengan lingkungan di sekitarnya.
Pameran "Candi, Ingatan, dan Spirit Masa Lalu" di Galeri Prabangkara ini menjadi kesempatan istimewa bagi masyarakat. Bukan sekadar mengapresiasi keindahan visual candi, melainkan juga untuk menyelami makna filosofis dan spiritual yang terkandung di dalamnya, serta menyaksikan bagaimana warisan adiluhung ini terus menginspirasi kreativitas di era modern. (*)