Bela Bahasa Indonesia dari Chiang Mai
GH News July 13, 2025 02:03 AM

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pada 2023, UNESCO melaporkan bahwa lebih dari 40% dari sekitar 6.000 bahasa di dunia terancam punah. Salah satu cara paling efektif menjaga eksistensi bahasa adalah memperluas penggunaannya secara lintas batas negara. 

Di tengah gempuran globalisasi dan dominasi bahasa-bahasa dunia seperti Inggris dan Mandarin, Bahasa Indonesia justru tumbuh sebagai bahasa strategis di Asia Tenggara. Salah satu indikatornya adalah meningkatnya minat pembelajar asing terhadap program BIPA-Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.

Seiring tren tersebut, Fakultas Ilmu Sosial, Budaya, dan Politik (FISIBPOL) Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur menunjukkan langkah konkret lewat penyelenggaraan BIPA Joint Course 2025, sebuah program kolaboratif antara UPNVJT dan Faculty of Humanities, Chiang Mai University (CMU), Thailand.

Program short course yang berlangsung dari 24 Juni hingga 18 Juli 2025 ini tak sekadar mempertemukan dua lembaga pendidikan lintas negara, tetapi juga memperkuat posisi Bahasa Indonesia sebagai kekuatan lunak (soft power) diplomasi budaya di kawasan Asia Tenggara.

Internasionalisasi Kampus Lewat Bahasa

Dalam program ini, sepuluh mahasiswa asing dari CMU belajar Bahasa Indonesia secara intensif selama satu bulan. Mereka didampingi oleh 13 mahasiswa Prodi Linguistik Indonesia UPNVJT melalui kelas kolaboratif daring yang dirancang untuk mendorong pembelajaran dua arah, berbasis konteks budaya dan praktik kebahasaan sehari-hari.

Sebanyak 15 dosen dari kedua kampus terlibat aktif, tidak hanya mengajar tetapi juga mengembangkan konten, modul, dan evaluasi pengajaran yang akan dilanjutkan ke tahap publikasi ilmiah bersama.

Program ini menjadi bagian dari upaya internasionalisasi kampus untuk mendukung capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) pendidikan tinggi yang ditetapkan Kemendikbudristek.

Salah satu target utama dari BIPA Joint Course ini adalah menghasilkan MoA (Memorandum of Agreement) antara FISBP UPNVJT dan Faculty of Humanities CMU sebagai dasar kerja sama yang lebih luas, mencakup pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat internasional.

Dari Kelas Bahasa Menuju Diplomasi Akademik

Meski diselenggarakan secara daring, kerja sama ini bukan sebatas formalitas institusional. Di balik inisiasi program terdapat jejaring kolegial antara Dewi Puspa Arum, S.Pd., M.Pd. dari UPNVJT dan Dr. Suhailee Sohnui dari CMU. Keduanya telah lama memiliki minat bersama dalam pengembangan Bahasa Indonesia sebagai bahasa regional.

Dr. Suhailee dikenal luas di Thailand sebagai akademisi yang tidak hanya fasih berbahasa Indonesia, tetapi juga konsisten mengenalkan budaya Indonesia di berbagai forum publik.

Dalam banyak hal, beliau menjadi representasi dari semangat “Bela Bahasa Indonesia” sebuah semangat yang sangat sejalan dengan nilai-nilai kebangsaan dan bela negara yang diusung UPNVJT.

Pengaruh akademik beliau dan jejaringnya yang luas menjadi modal penting untuk menjembatani hubungan antarlembaga. Bahkan, usulan untuk menjadikan Dr. Suhailee sebagai Adjunct Professor di FISBP menjadi gagasan strategis yang bisa memperkuat ekosistem akademik lintas negara dalam jangka panjang.

Integrasi Pengajaran dan Riset Bersama

Tidak berhenti pada pengajaran, BIPA Joint Course juga menjadi bagian dari program Joint Research antara kedua institusi. Pengajaran yang berlangsung selama sebulan menjadi bahan analisis untuk publikasi ilmiah bersama di jurnal terindeks Scopus. 

Proses ini melibatkan perencanaan riset, pengembangan instrumen, hingga penulisan artikel yang menggambarkan efektivitas metode pembelajaran kolaboratif lintas negara.

Kerja sama riset ini dikembangkan sebagai model keberlanjutan akademik, tidak hanya mengandalkan proyek pendek, tetapi juga membentuk komunitas riset antarnegara yang solid. 

Dalam waktu dekat, kedua institusi juga tengah menyiapkan program pengabdian masyarakat internasional yang akan dilaksanakan secara luring di Chiang Mai, Thailand.

Langkah ini memperluas makna “pengabdian” bukan hanya pada komunitas lokal, tetapi juga pada pemajuan budaya bangsa melalui bahasa dan literasi lintas budaya.

Simpul Strategis Menuju MoU Internasional

Di balik capaian program ini, terdapat harapan besar agar MoA antara dua fakultas dapat berkembang menjadi MoU tingkat universitas antara UPNVJT dan CMU. Sebagai informasi, CMU merupakan salah satu universitas terbaik di Thailand, menempati posisi top 801-1000 dalam pemeringkatan QS World University Rankings 2025.

Memiliki MoU dengan universitas sekelas CMU tentu menjadi lompatan besar bagi UPNVJT dalam memperkuat reputasi internasionalnya. Terlebih, kemitraan ini tidak dibangun atas dasar birokrasi semata, tetapi lahir dari kolaborasi nyata dan mutual trust antarkolegial yang telah teruji.

Penutupan Bernas dengan Kuliah Pakar

Program BIPA Joint Course 2025 ini akan ditutup dengan Kuliah Pakar Internasional pada 21 Juli 2025. Acara ini menghadirkan lima tokoh akademik dari Indonesia dan Thailand, termasuk Dr. Suhailee Sohnui (CMU), Dr. Rattanaporn Muhry (Sarasas Suvarnabhumi Institute of Technology), serta dosen-dosen FISBP UPNVJT: Dewi Puspa Arum, Syifa Syarifah Alamiyah, dan Laksmi Diana.

Kuliah ini tidak hanya menutup program secara formal, tetapi menjadi forum refleksi dan penguatan komitmen bersama untuk menjaga Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya yang layak diperjuangkan di tingkat global.

Bahasa Indonesia, Identitas Global

Melalui program seperti BIPA Joint Course 2025, UPNVJT menegaskan bahwa misi bela negara bisa dijalankan bukan hanya melalui militer dan pertahanan, tetapi juga melalui bela bahasa dan budaya.

Penguatan Bahasa Indonesia sebagai identitas global memerlukan strategi kolaboratif lintas negara, dan program ini menjadi model baik yang bisa direplikasi oleh institusi lain.

Bahasa Indonesia bukan hanya milik Indonesia. Ia adalah kekayaan bersama, yang ketika diajarkan, dikaji, dan dicintai oleh bangsa lain justru memperkuat jati diri kita sendiri.(*)

***

*) Oleh : Dewi Puspa Arum, Prodi Linguistik Indonesia UPN “Veteran” Jawa Timur.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.