Bingungnya Keluarga Korban Air India Dengar Laporan Awal Kecelakaan
GH News July 14, 2025 09:03 AM
London -

Keluarga korban Air India sudah mengetahui laporan awal kecelakaan Air India nomor penerbangan 171. Mereka kebingungan mendengar laporan awal tersebut.

Data yang dikumpulkan dari dalam pesawat menunjukkan bahwa kedua sakelar kontrol bahan bakar pesawat berpindah dari posisi "run" ke posisi "cut-off" dalam hitungan detik, tak lama setelah lepas landas.

Sakelar-sakelar ini biasanya hanya dimatikan ketika pesawat telah mendarat dan mencapai gerbang keberangkatan, atau dalam situasi darurat. Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) tidak merinci apakah telah terjadi situasi darurat di dalam pesawat dalam laporan awalnya.

Pemutusan tersebut kemudian menyebabkan kedua mesin kehilangan daya dorong, demikian temuan laporan AAIB yang dirilis hari Jumat 11 Juli lalu. Perwakilan keluarga korban mengatakan laporan awal atas insiden tersebut tidak lengkap dan mereka tidak bisa tenang tanpa meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang bertanggung jawab.

"Ini memang membawa kita sedikit lebih dekat untuk memahami apa yang terjadi. Saya ingin mendapatkan penyelesaian," ujar Ria Patel, cucu dari Manju Mahesh Patel, korban kecelakaan Air India.

Dr. Mario Donadi, rekan dari korban lain yang tewas dalam kecelakaan Air India, Prateek Joshi, menggambarkan temuan awal tersebut sebagai sebuah 'tamparan keras'. Rekan Donadi, Prateek Joshi, sedang dalam perjalanan kembali ke Inggris bersama keluarganya. Joshi memotret dirinya sendiri, istri, dan ketiga anaknya beberapa saat sebelum lepas landas.

Korban Air IndiaKorban Air India yang selfie sebelum kecelakaan Foto: NDTV

"Bagaimana mungkin sesuatu yang sepele seperti sakelar sederhana yang dinonaktifkan menyebabkan hilangnya nyawa, impian yang begitu besar?" tanya Donadi.

Seorang juru bicara Departemen Transportasi Inggris mengatakan kepada BBC bahwa pemerintah akan meninjau laporan awal secara rinci dan mempertimbangkan apakah ada tindakan yang diperlukan. Namun laporan kecelakaan secara lengkap diperkirakan baru rampung dalam 12 bulan.

Rekaman suara kokpit

Dalam perekam suara kokpit, terdengar seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya, "Mengapa mematikan bahan bakar?"

Pilot lainnya menjawab ia "tidak melakukannya," kata laporan itu.

Laporan tersebut tidak mengidentifikasi pernyataan mana yang dibuat oleh kapten pesawat, dan mana yang dibuat oleh kopilot, atau pilot mana yang menyampaikan "Mayday, Mayday, Mayday" tepat sebelum kecelakaan.

Di lokasi kecelakaan, kedua sakelar bahan bakar ditemukan dalam posisi "run," dan laporan tersebut mengatakan ada indikasi kedua mesin menyala kembali sebelum kecelakaan di ketinggian rendah.

Kedua pilot tersebut merupakan pilot jet berpengalaman dengan total jam terbang sekitar 19.000 jam, termasuk lebih dari 9.000 jam terbang di pesawat 787.

Perpindahan sakelar yang membingungkan

Pakar keselamatan penerbangan AS, Anthony Brickhouse, mengatakan pertanyaan kuncinya adalah mengapa sakelar dipindahkan dengan cara yang tidak sesuai dengan operasi normal.

"Apakah sakelar tersebut bergerak sendiri atau karena pilot. Dan jika dipindahkan karena pilot, mengapa," ujarnya.

Sedangkan pakar keselamatan penerbangan AS, John Cox, mengatakan seorang pilot tidak mungkin secara tidak sengaja memindahkan sakelar bahan bakar yang memasok daya ke mesin.

Memindahkan sakelar ke posisi cutoff hampir seketika mematikan mesin. Cara itu paling sering digunakan untuk mematikan mesin setelah pesawat tiba di gerbang bandara, atau dalam situasi darurat, seperti kebakaran mesin.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.