Grid.ID –Pernikahan bukan hanya soal cinta, tapi juga tentang komitmen, tanggung jawab, dan perjalanan panjang menuju ridha Allah. Banyak orang terjebak dalam pernikahan karena hanya mengikuti hawa nafsu tanpa mempertimbangkan petunjuk agama.
Dalam Islam, pernikahan adalah ibadah yang suci dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup tak bisa dilakukan sembarangan.
Berikut ini panduan lengkap memilih pasangan dalam Islam agar pernikahan berjalan sakinah, mawaddah, wa rahmah. Apa saja?
Empat Kriteria Utama dalam Memilih Pasangan Menurut Rasulullah SAW
Banyak orang yang menikah hanya mengikuti hawa nafsunya, tanpa berlandaskan ilmu untuk mencari pasangan. Akibatnya, mereka seringkali menghadapi banyak masalah dalam perjalanan pernikahan dan menyesali pilihannya.
Untuk menghindari hal tersebut, Rasulullah SAW telah menganjurkan empat kriteria utama dalam memilih pasangan hidup. Meskipun hadis ini secara spesifik menyebutkan wanita, kriteria ini berlaku pula untuk pria. Hadis tersebut berbunyi:
تنكح المرأة لاربع؛ لمالها ولحسبها وجمالها ولدينها، فظفر بذات الدين تربت يداك
Artinya:
"Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya, dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih wanita yang bagus agamanya (keislamannya). Kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi." (HR Bukhari dan Muslim).
Dikutip dari Tribun Lombok, Senin (14/7/2025), berikut penjelasan mengenai masing-masing kriteria tersebut. Kira-kira apa yang paling utama atau penting?
Harta atau Kekayaan
Kekayaan berupa materi memang sangat menarik untuk dijadikan alasan memilih pasangan. Ini bukan berarti harta adalah segalanya.
Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa harta sangat penting untuk menopang kehidupan rumah tangga. Jika memiliki harta, setidaknya semua kebutuhan dasar dapat terpenuhi, sehingga tidak perlu terlalu khawatir mengenai aspek finansial.
Terkait hal ini, TGH Lau Anas Hasyri, QH, menjelaskan bahwa harta di sini maksudnya adalah pasangan yang mampu menjaga dan mengelola harta pasangannya dengan baik. Meskipun jumlah hartanya sedikit, tetapi dengan pengelolaan yang tepat, pasangan tersebut mampu menjaga keseimbangan pemasukan dan pengeluaran rumah tangga, menciptakan stabilitas finansial.
Nasab atau Keturunan
Islam sangat menganjurkan penganutnya untuk memiliki keturunan yang baik. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan nasab atau keturunan pasangan. Seseorang harus mengetahui "bebet" (kualitas asal usul) dan "bobot" (kualitas karakter) keturunan pasangan.
Dengan mempertimbangkan aspek ini, diharapkan dapat memperoleh keturunan yang baik pula. Nasab yang baik seringkali mencerminkan lingkungan keluarga yang kondusif untuk membentuk karakter mulia.
Paras
Memiliki kriteria pasangan yang cantik atau tampan bukanlah suatu kesalahan, melainkan salah satu anjuran dari Rasulullah SAW. Hal ini disebabkan seseorang yang memiliki paras yang bagus tentu saja akan memberikan ketenangan kepada pasangannya.
Dengan memiliki pasangan yang cantik atau tampan, hati akan merasa lebih nyaman dan bisa menghilangkan kesusahan ketika memandangnya. Penting untuk diingat bahwa kecantikan atau ketampanan memiliki standar masing-masing bagi setiap individu.
Maka tidak heran, jika seseorang menganggap orang lain cantik atau tampan, banyak orang lain yang mengatakan sebaliknya. Namun, perlu disadari bahwa paras itu sifatnya sementara. Lambat laun, paras yang cantik atau tampan akan memudar seiring bertambahnya usia.
Agama
Ini adalah hal yang paling penting dalam kriteria memilih pasangan menurut Nabi Muhammad SAW. Jika pasangan dengan harta, keturunan, dan paras yang baik tidak didapatkan secara lengkap, maka carilah pasangan yang baik agamanya.
Aspek agama merupakan prioritas utama dari yang lainnya. Carilah pasangan yang selalu memperhatikan agama dan taat beribadah. Sebab, harta, keturunan, dan paras pun tidak menjadi jaminan utama kebahagiaan dalam pernikahan.
Namun, agama bisa menjadi pedoman yang kokoh dan petunjuk untuk menggapai kebahagiaan, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Pasangan yang religius akan menjadi penuntun dan pengingat dalam menjalankan nilai-nilai Islam dalam rumah tangga.
Delapan Kriteria dalam Memilih Pasangan Menurut Imam Al-Ghazali
Imam Al-Ghazali, seorang ulama besar, juga menyebutkan delapan hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pasangan. Ini agar akad perkawinan menjadi langgeng dan kebahagiaan perkawinan terwujud.
Dikutip dari situs NU.co.id, pertama adalah ketaatan pada agama dan kedua adalah akhlak. Ini menunjukkan pentingnya dua aspek ini sebagai fondasi rumah tangga yang kokoh. Selain itu, Al-Ghazali juga menyebutkan kecantikan, keringanan mahar, kesuburan, status keperawanan, nasab, dan bukan termasuk kerabat dekat.
أما الخصال المطيبة للعيش التي لا بد من مراعاتها في المرأة ليدوم العقد وتتوفر مقاصده ثمانية الدين والخلق والحسن وخفة المهر والولادة والبكارة والنسب وأن لا تكون قرابة قريبة
Artinya, “Adapun hal-hal menyenangkan kehidupan pasangan rumah tangga yang harus diperhatikan pada perempuan agar akad perkawinan menjadi langgeng dan tujuan perkawinan terpenuhi berjumlah 8 hal: yaitu ketaatan pada agama atau religiusitas, akhlak, kecantikan, keringanan mahar, kesuburan, status keperawanan, nasab, dan bukan kerabat dekat,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2015 M], juz II, halaman 43).
Tanpa menafikan atau meremehkan poin lainnya, agama/religiusitas dan akhlak mendapat tempat yang cukup penting. Ini mengingat urgensinya yang cukup tinggi dalam kehidupan pernikahan kelak.
Agama menempati poin pertama sebagaimana hadis nabi yang sangat populer terkait kriteria calon pasangan. Perempuan salihah akan membantu ketenangan hati suami. Kalau tidak salehah, tentu perempuan tersebut akan menjadi ujian bagi kehidupan rumah tangganya.
إِنَّ الْمَرْأَةَ تُنْكَحُ لَدِينِهَا، وَمَالِهَا، وَجَمَالِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ، تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya, “Perempuan dinikahi karena agama, harta, dan keelokannya. Pilihlah karena agamanya. Celakalah kamu (kalau tidak agamanya itu),” (HR Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, dan Ahmad).
Tentu saja delapan poin ini bukan sesuatu yang mutlak dan absolut bagi semua orang. Tidak semua orang setuju dengan delapan hal yang disebutkan di atas. Tetapi semua orang bersepakat pada sebagian poin di atas, misalnya soal religiusitas atau akhlaknya.
Dengan kata lain, setiap orang berhak memiliki kebahagiannya masing-masing. Sehingga, setiap orang memiliki rumusan sendiri dalam memilih calon pasangannya. Sebagian orang merasa nyaman memilih pasangan yang disukainya tanpa mempertimbangkan status keperawanan, nasab, dan kesuburan.
Tetapi seyogianya seseorang perlu mempertimbangkan aspek religiusitas dan akhlak pasangan. Keduanya sangat berpengaruh pada kehidupan rumah tangganya ke depan.
Delapan poin ini juga tidak hanya berlaku bagi laki-laki dalam memilih pasangan, tetapi juga berlaku sebaliknya. Semoga panduan ini dapat membantu Anda dalam mempersiapkan pernikahan yang berkah dan bahagia.