TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Di tengah rendahnya tingkat literasi nasional, Polres Lombok Utara memantapkan langkah berani dengan menggulirkan Program Membaca 2 Lembar Sehari.
Inisiatif sederhana yang visioner ini lahir dari keprihatinan Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, yang juga seorang akademisi dan penulis aktif.
“Sebagai akademisi, saya sangat prihatin. Membaca adalah vitamin otak paling murah dan dianjurkan semua agama," ucapnya pada acara peluncuran program membaca 2 lembar sehari, Selasa (15/7/2025).
Sesuai Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan UNESCO selama ini menempatkan minat baca masyarakat Indonesia di angka yang memprihatinkan, hanya 1 dari 1.000 orang yang rutin membaca buku.
Di Kabupaten Lombok Utara (KLU) sendiri, angkanya hanya sekitar 3 dari 100 orang. Melihat realitas itu, Bhayangkari bersama Polres bertekad memecah kebekuan budaya baca yang mandek di ruang keluarga.
"Dengan kebiasaan membaca, kita berharap Lombok Utara keluar dari zona 3T (Tertinggal, terdepan, dan Terluar) dan bertransformasi menjadi daerah maju dalam beberapa tahun mendatang,” harapnya.
Program ini mewajibkan seluruh personel Polres hingga jajaran Polsek, termasuk Bhayangkari, untuk membaca minimal dua lembar setiap hari.
Targetnya sederhana, tetapi efeknya diharapkan berlipat. Dua lembar hari ini akan berkembang jadi empat lembar esok, delapan lembar lusa, hingga membaca menjadi budaya yang mengakar.
“Ini bukan beban, hanya butuh 10–15 menit bagi pemula. Bahkan 15 detik bagi yang terbiasa. Bisa dilakukan sambil menunggu apel, saat piket, atau di jam nonproduktif lainnya. Harapannya, budaya ini menular ke keluarga, lalu ke masyarakat,” imbuhnya.
Kapolres Lombok Utara, AKBP Agus Purwanta, S.I.K., menyebut program ini sejalan dengan visi Polri Presisi yang menuntut setiap penegakan hukum harus berbasis crime scientific identification. Penegakan hukum, menurutnya, harus berpijak pada literasi data dan pengetahuan yang terus diperbarui.
“Program membaca ini mendukung Asta Cita Presiden, yaitu penguatan SDM, sains, dan teknologi. Ke depan, anggota Polri dituntut cakap literasi untuk menghadapi dinamika kejahatan yang semakin kompleks,” jelasnya.
Selain menjadi kewajiban moral, program ini juga terintegrasi dengan sistem pembinaan SDM Polres Lombok Utara. Komitmen membaca akan menjadi salah satu parameter dalam penilaian kinerja dan promosi jabatan.
Untuk mendukung program ini, Polres menyiapkan pojok baca di berbagai sudut kantor, menyediakan buku fisik maupun digital, termasuk peraturan perundang-undangan terbaru.
Ke depan, Polres Lombok Utara juga merencanakan pengembangan perpustakaan digital yang dapat diakses anggota dan masyarakat yang datang mengurus layanan di Polres maupun Polsek jajaran.(*)