Grid.ID – Pernikahan merupakan ikatan suci yang melampaui dimensi duniawi. Menikah tidak hanya menyatukan dua insan dalam kehidupan di dunia, tetapi juga menjadi jalan untuk meraih kebahagiaan di akhirat.
Dalam Islam, pernikahan bukan sekadar hubungan lahiriah antara suami dan istri. Ini juga merupakan amanah besar yang menuntut tanggung jawab, kesabaran, serta pemahaman mendalam tentang hak dan kewajiban masing-masing. Oleh karena itu, memilih pasangan hidup menjadi keputusan krusial yang harus didasarkan pada pertimbangan matang.
Ini bukan sekadar dorongan hawa nafsu atau kepentingan duniawi semata. Islam telah memberikan panduan dalam memilih pasangan agar pernikahan yang dibangun dapat berjalan harmonis, penuh keberkahan, serta mampu menghadirkan keturunan yang saleh dan salehah.
Kriteria Calon Istri Idaman dalam Pandangan Islam
Dikutip dari laman NU.co.id, Selasa (15/7/2025), Islam menekankan bahwa faktor utama dalam memilih pasangan hidup adalah agamanya. Seorang wanita yang taat beragama akan menjalankan kehidupan sesuai tuntunan syariat.
Ia tidak hanya menjaga ibadah seperti shalat, puasa, dan zakat, tetapi juga memenuhi hak dan kewajiban sebagai seorang istri. Istri yang paham dan taat kepada agama akan menjaga diri dan kehormatannya.
Dengan demikian, ia dapat menjaga keharmonisan rumah tangga. Rasulullah SAW telah menekankan bahwa faktor agama menjadi pilihan utama seorang wanita dinikahi:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِمَالِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا، فَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya: “Seorang wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, kecantikannya, nasabnya, dan agamanya. Maka pilihlah wanita yang memiliki agama (kesalehan), niscaya engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain itu, wanita idaman juga harus menghormati hukum yang berlaku. Baik itu hukum Islam maupun hukum negara, selama tidak bertentangan dengan syariat. Ketaatan ini menunjukkan kedewasaan dalam bersosial dan membangun keluarga yang harmonis.
1. Taat kepada Agama dan Hukum
Ketaatan pada agama menjadi fondasi utama. Seorang istri yang religius akan membimbing keluarga ke jalan yang benar. Ia juga akan menjadi penenang hati suami.
Ketaatannya tidak hanya terbatas pada ibadah ritual, juga mencakup penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ia akan menjaga kehormatan diri dan keluarga. Ia juga akan mendidik anak-anak dengan landasan agama yang kuat.
Wanita yang memahami hukum Islam dan hukum negara akan menjadi warga negara yang baik. Ia akan menciptakan keluarga yang patuh hukum.
2. Berakhlak Baik Terhadap Ipar, Mertua, dan Keluarga Besar Suami
Pernikahan tidak hanya menyatukan dua insan. Ia juga menyatukan dua keluarga besar. Oleh karena itu, seorang wanita yang memiliki akhlak baik terhadap keluarga suami adalah kriteria penting.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ مِنْ أَكْمَلِ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَأَلْطَفُهُمْ بِأَهْلِهِ
Artinya, “Sesungguhnya di antara orang-orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut terhadap keluarganya.” (HR. Tirmidzi).
Wanita salehah akan menghormati mertuanya. Ia menghormati mertuanya sebagaimana ia menghormati orang tuanya sendiri. Ia juga akan menjaga hubungan baik dengan ipar dan keluarga suami.
Ini akan menghindari konflik yang tidak perlu. Ia akan selalu berusaha menciptakan kedamaian dalam keluarga.
Seorang wanita yang memiliki akhlak baik dalam berinteraksi dengan keluarga suami akan membawa keberkahan dalam rumah tangga. Hubungan yang harmonis dengan keluarga besar akan menciptakan lingkungan yang nyaman dan penuh kasih sayang.
3. Memiliki Wawasan Parenting
Salah satu tugas penting seorang istri dalam rumah tangga adalah menjadi seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya. Dalam Islam, ibu memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak.
Sebagaimana yang disampaikan oleh penyair terkenal Hafidz Ibrahim dalam syairnya:
الأُمُّ مَدْرَسَةٌ إِذَا أَعْدَدْتَهَا * أَعْدَدْتَ شَعْبًَا طَيَّبَ الأَعْرَاقِ
Artinya, “Ibu adalah sekolah; jika engkau mempersiapkannya dengan baik, maka engkau telah mempersiapkan sebuah bangsa yang luhur akhlaknya.”
Wanita yang memiliki wawasan parenting akan lebih siap dalam mendidik anak dengan baik. Ia memahami cara mengasuh anak sesuai dengan tahapan usia mereka.
Ia memberikan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam serta mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak. Wawasan parenting ini akan membantu menciptakan generasi penerus yang berakhlak mulia dan cerdas.
4. Siap Menjalani Hidup Bersama
Pernikahan bukan hanya tentang kebahagiaan tapi juga tentang kesiapan untuk menghadapi berbagai ujian dalam kehidupan rumah tangga. Wanita idaman adalah yang memiliki kesiapan mental, emosional, dan fisik untuk menjalani kehidupan bersama suami. Ia akan bersama dalam keadaan suka maupun duka.
Kesiapan ini mencakup kesabaran dalam menghadapi ujian rumah tangga. Ia juga memiliki komitmen untuk tetap bersama dalam keadaan apa pun. Ia memiliki kematangan emosional yang memungkinkan seorang wanita untuk mengelola emosi dengan baik.
Ini menghindari pertengkaran yang tidak perlu. Ia juga selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Wanita yang siap menjalani hidup bersama tidak akan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan.
Sebaliknya, ia akan berusaha menjadi pendamping yang selalu mendukung suami dalam kondisi apa pun. Teladan terbaik dalam hal ini adalah Sayyidah Fatimah, putri Rasulullah SAW dan istri Sayyidina Ali. Sayyidah Fatimah menjalani kehidupan yang penuh keterbatasan bersama Ali.
Namun, dalam setiap keadaan, ia tak pernah mengurangi rasa hormat dan kasih sayangnya kepada suaminya. Ali, sebagai seorang pejuang dan pemimpin keluarga, selalu mendapat dukungan penuh dari Fatimah.
Kesetiaan dan perhatiannya menjadi bukti betapa ia memahami arti cinta yang sesungguhnya. Cinta itu tidak hanya dalam kebahagiaan, tetapi juga dalam kesulitan. Meskipun mereka sering menghadapi kesulitan ekonomi, Fatimah tak pernah mengeluh.
Dengan hati yang penuh kesabaran, ia menjalani kehidupan dengan ketabahan. Ia menyadari bahwa kebersamaan mereka adalah anugerah yang tak ternilai. Demikian dikisahkan dalam buku Perempuan-Perempuan Surga (Fathi Fawzi, Jakarta: 2008).
5. Bebas dari Penyakit Kelamin
Kesehatan fisik adalah faktor penting dalam pernikahan. Salah satu aspek kesehatan yang harus diperhatikan adalah kebersihan. Ia juga harus bebas dari penyakit menular, termasuk penyakit kelamin.
Penyakit ini bisa berdampak buruk bagi pasangan baik dari segi kesehatan maupun keharmonisan hubungan suami istri. Memilih pasangan yang bebas dari penyakit kelamin adalah bentuk kehati-hatian. Ini agar tidak terjadi penularan penyakit berbahaya.
Dalam sebuah hadis disebutkan:
لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ
Artinya, “Tidak boleh melakukan sesuatu yang berbahaya dan menimbulkan bahaya bagi orang lain.” (HR. Ibnu Majah dan Ad-Daruquthni).
Kriteria Tambahan yang Dicari Pria
Setiap orang punya kriteria tersendiri untuk memilih pasangan. Mungkin kebanyakan orang akan mencari pasangan yang tampan/cantik, mapan, baik hati, setia, dan berbagai hal baik lainnya.
Namun, pria ternyata tidak selamanya mencari pasangan dari penampilan fisiknya saja. Selain rasa cinta, mereka juga mencari kriteria lain seperti ini, sebagaimana dikutip dari Tribun Timur, Selasa (15/7/2025):
6. Menaruh Respek
Sikap respek berlaku untuk pria maupun wanita. Jika seorang istri tidak dapat menghargai suaminya, maka suami pun tidak akan menghargai sang istri.
Kehidupan pernikahan tanpa rasa saling menghargai satu sama lain ini tidak akan bertahan lama. Suami mungkin akan mencari orang lain yang lebih menghargainya. Hargailah suami ketika ia sedang berbicara, meskipun Anda sudah tahu tentang apa yang disampaikannya.
Lakukan hal-hal yang diinginkannya (sejauh hal itu tidak melenceng dari prinsip-prinsip Anda). Beri dia pujian. Selama Anda berupaya membuat suami senang dan bahagia, ia tak akan meninggalkan Anda.
7. Passionate
Tidak ada pria yang tahan menjalani hubungan dengan wanita yang tidak memiliki daya tarik dan tidak mampu bersikap passionate terhadap dirinya. Anda boleh saja baik, pintar, dan sukses dalam karier.
Namun, jika Anda selalu bersikap kaku dalam suasana yang intim, gengsi untuk balas memeluk dan menciumnya, bahkan tidak pernah merespons obrolan yang menyangkut impian-impian dan harapan-harapannya, kehidupan pernikahan Anda akan hambar. Passion dalam hubungan menunjukkan ketertarikan dan semangat untuk menjaga api cinta tetap menyala.
8. Dewasa secara Emosional
Dalam suatu hubungan, pastilah ada situasi di mana Anda dan pasangan menanggapi sesuatu secara berbeda. Ini bisa menyebabkan salah pengertian. Bagaimana cara Anda merespons perbedaan ini dan berbagi perasaan Anda?
Perempuan yang matang secara emosional tentu tidak akan menyalahkan atau mengkritik pasangan karena perasaan tak nyaman yang ditimbulkannya. Sebaliknya, ia akan mengungkapkan perasaannya dengan cara yang jujur untuk membantu pria memahaminya.
Bagaimana Anda mengatasi emosi adalah salah satu hal terpenting yang dicari pria ketika memutuskan untuk menjalani hubungan serius dengan seorang perempuan. Jika Anda selalu berlagak bak drama queen untuk menunjukkan kemauan Anda, si dia pasti akan berpikir dua kali untuk meminta Anda menikahinya.
Sebaliknya, jika Anda dapat menunjukkan ketidaksepakatan mengenai pemikiran-pemikiran pria dengan sikap yang tenang, Anda akan memenangkan rasa respeknya. Ia akan merasa bahwa Anda lah tipe perempuan yang akan menjadi pendampingnya seumur hidup.
9. Independen
Pria pasti akan senang jika Anda melibatkan dirinya dalam hidup Anda. Namun, tidak sepanjang waktu. Sesekali menunjukkan rasa kecewa karena si dia membatalkan janji karena mendadak ada meeting dengan atasannya, boleh saja.
Tetapi, jika Anda selalu menanggapinya dengan marah-marah, mengunci diri di dalam kamar, lalu melarangnya menelepon Anda lagi (tetapi tetap marah-marah jika ia melakukan permintaan Anda), ini akan menjadi beban berat baginya. Tidak selamanya pria merasa harus menjadi sosok yang lebih pintar, mampu melindungi, dan memutuskan segala sesuatu.
Ketika ia harus bertugas di luar kota, ia juga berharap Anda memiliki banyak aktivitas lain untuk mengisi waktu Anda. Pria sejati menginginkan wanita yang mampu menginspirasinya. Ini karena wanita ini punya hal-hal menarik dalam hidupnya.
Pria tersebut tak akan terintimidasi oleh independensi dan kesuksesan Anda. Asalkan, Anda masih punya ruang untuk menjalani hubungan yang hebat bersamanya. Ketika Anda sedang bersamanya, hadirkan diri Anda seutuhnya.
10. Feminitas
Menjadi perempuan feminin tidak berarti harus selalu memakai rok dan pintar memasak. Anda bisa menjadi seorang tomboi, namun tetap memiliki kesantunan seorang perempuan sejati. Ciri feminin itu bisa dilihat dari sikap, misalnya, tidak membuang ludah sembarangan, berdandan dengan pantas (meski Anda suka sekali memakai jaket bergaya militer), menjaga higienitas diri (rambut bersih, tidak bau badan, dan lain-lain), serta mampu membuat pria merasa jadi laki-laki sejati.
Sama halnya jika Anda tidak menginginkan pria yang terlalu gemar bersolek untuk menjadi pasangan Anda, bukan? Tentu, feminitas juga bisa dikaitkan dengan sikap yang mampu mencintai, merawat, dan memelihara. Mampu memasak, cekatan melakukan pekerjaan rumah tangga, mengasuh anak, memasangkan kancing kemejanya yang lepas, akan menjadi nilai lebih Anda di matanya.
Memilih pasangan hidup untuk pernikahan yang langgeng adalah keputusan besar yang harus dilakukan dengan penuh pertimbangan. Dalam Islam, wanita idaman bukan hanya yang cantik secara fisik, tetapi juga yang memiliki kualitas agama, akhlak, wawasan parenting, kesiapan mental dan emosional, serta kesehatan yang baik.