Grid.ID – Nama Melissa Siska Juminto tengah menjadi sorotan publik. Siapakah dia? Berikut profilMelissa Siska Juminto yang tengah diperbincangkan karena kasus yang menyeret namanya.
Melissa Siska Juminto dikenal sebagai mantan Presiden Direktur Tokopedia. Ia juga pernah menjabat posisi penting di Gojek. Sayangnya, kini ia terseret dalam kasus dugaan korupsi.
Kejaksaan Agung (Kejagung) memanggil dan memeriksa Melissa Siska Juminto sebagai saksi. Pemeriksaan ini terkait kasus dugaan korupsi pengadaan laptop berbasis Chromebook oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Nah, bagi yang penasaran, simakprofilMelissa Siska Juminto di bawah ini.
Profil Melissa Siska Juminto
Dikutip dari Tribun Timur, Rabu (16/7/2025), Melissa Siska Juminto adalah sosok wanita yang dikenal di dunia teknologi Indonesia. Ia menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai CEO Tokopedia.
Selain itu, Melissa Siska Juminto juga pernah menjabat sebagai Chief Human Resources Officer dan Direktur di GoTo Group. GoTo adalah perusahaan induk yang menaungi Tokopedia dan Gojek. GoTo dibentuk pada tahun 2021.
Melissa merupakan lulusan business information technology dari Temasek Polytechnic. Ia kemudian melanjutkan sarjananya di University of Washington. Di sana, ia mengambil jurusan Accounting and IS.
Melissa bergabung dengan Tokopedia pada Desember 2012. Ia adalah karyawan ke-44 di perusahaan itu.
Peran awalnya adalah satu-satunya akuntan di perusahaan. Pada tahun 2023, ia diangkat sebagai Presiden Tokopedia.
Pada Juni 2024, Melissa mengundurkan diri dari GoTo Group. Setelah itu, ia bergabung dengan ByteDance. Di sana, ia menjabat sebagai Presiden Direktur E-Commerce.
Dalam peran barunya ini, ia bertanggung jawab atas pengembangan bisnis e-commerce ByteDance di Indonesia. Ini termasuk Tokopedia dan ShopTokopedia.
Sekilas Tentang Kasus Korupsi dan Pemeriksaan
Kejaksaan Agung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi. Ini terkait pengadaan laptop berbasis Chromebook. Proyek ini dilakukan oleh Kemendikbudristek.
Pemeriksaan terhadap Melissa Siska Juminto dilakukan pada Senin (14/7/2025). Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, membenarkan informasi ini. “Iya (Melissa diperiksa),” ujar Harli saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/7/2025).
Namun, Harli mengaku belum dapat memberikan informasi secara detail. Ia masih harus memastikan dengan penyidik.
Berdasarkan rilis resmi dari Kejagung, Melissa Siska Juminto diperiksa dalam kasus ini. Ia diperiksa sebagai pemilik PT Gojek Indonesia.
Selain Melissa, penyidik juga memeriksa Mantan Direktur Utama (CEO) PT Gojek Tokopedia TBK (Goto), Andre Soelistyo. Substansi penyidikan terhadap Andre juga masih belum diperjelas oleh Kejagung.
Sebelumnya, kantor GOTO (Gojek dan Tokopedia) digeledah oleh Kejagung pada Selasa (8/7/2025). Harli Siregar, menjelaskan lebih lanjut mengenai penggeledahan ini. Ia mengatakan bahwa penggeledahan dilakukan pada Selasa (8/7/2025) lalu.
Dari penggeledahan tersebut, Harli menyebutkan bahwa penyidik berhasil menyita sejumlah barang bukti. Bukti tersebut mulai dari dokumen hingga bukti elektronik berupa flashdisk.
Setelah disita, penyidik saat ini sedang melakukan verifikasi terhadap barang bukti tersebut. "Kita harapkan dengan berbagai barang bukti yang disita bisa membuat terang tindak pidana yang sedang disidik," jelasnya.
Kasus dugaan korupsi di lingkungan Kemendikbudristek ini baru dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan. Ini dilakukan pada Selasa (20/5/2025). “Jajaran Jampidsus melalui penyidik pada tanggal 20 Mei 2025 dengan surat perintah penyidikan nomor 38 dan seterusnya, tanggal 20 Mei 2025 telah meningkatkan status penanganan perkara dari penyelidikan ke penyidikan dalam dugaan tindakan korupsi pada Kemendikbudristek dalam pengadaan digitalisasi pendidikan tahun 2019-2023,” kata Harli.
Saat ini, penyidik belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Mereka masih mendalami kasus yang ada, termasuk kerugian keuangan negara dalam proyek pengadaan bernilai Rp 9,9 triliun ini.
Harli menuturkan bahwa Kemendikbudristek diketahui mendapat anggaran pendidikan total sebesar Rp 9.982.485.541.000, atau sekitar Rp 9,9 triliun, untuk periode 2019-2022. Adapun rinciannya,sSebesar Rp 3.582.607.852.000, atau sekitar Rp 3,5 triliun, untuk pengadaan peralatan TIK atau Chromebook dan dana alokasi khusus (DAK) sebesar Rp 6.399.877.689.000, atau sekitar Rp 6,3 triliun.