Jakarta (ANTARA) - Sederet aktivitas, mulai dari kelas seni tari, pertunjukan musik, pameran produk dan ruang bercakap-cakap dihadirkan untuk merayakan kebahagiaan warga di "Benang Merah Festival", Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada 17 Juli-21 Juli 2025.

"Kami membayangkan festival itu bisa menjadi ruang pertemuan untuk kemudian saling merayakan setiap pengetahuan, setiap pengalaman, setiap pergerakan kita di dalamnya," ujar Direktur "Benang Merah Festival", Josh Marcy di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, festival ini bukan hanya untuk seniman, sutradara dan koreografer tetapi juga menjadi ruang untuk warga bisa berkumpul, bertemu dan melakukan berbagai aktivitas.

"Ada sekitar 40-an komunitas dari sanggar, komunitas tari, ada komunitas seni rupa yang berpartisipasi," kata Josh.

Direktur Pelaksana "Benang Merah Festival", Chriskevin menargetkan festival dapat dinikmati siapapun dari generasi apapun dan dari mana saja.

Ini termasuk para penyandang disabilitas. Sebab, festival dirancang agar dapat dinikmati mereka dengan kebutuhan khusus seperti teman tulis.

Kurator "Benang Merah Festival", Rebecca Kezia menyampaikan bahwa di antara beragam kegiatan yang bisa pengunjung lakukan. Salah satunya berwisata dari Stasiun Cikini ke Hutan Universitas Indonesia (UI).

"Sebuah perjalanan untuk memaknai ulang, apa sih artinya bebas? Dan juga melihat lagi kedekatan kita sama pengalaman inderawi yang mungkin makin susah sekarang karena ada sosial media," kata dia.

Selain itu, akan pula dihadirkan pertunjukan reflektif dari Ari Dwianto (Inyong) dan cerita tentang migrasi yang dimulai dari Indonesia sampai ke Amerika.