Kenali Tentang Fenomena Post Wedding Blues, Depresi Ketika Acara Pernikahan Selesai, Begini Cara Mengatasinya
Faza Anjainah Ghautsy July 19, 2025 09:34 PM

Grid.ID- Kenali tentang fenomena post wedding blues, depresi pengantin ketika acara pernikahan selesai. Ternyata begini cara mengatasinya.

Pernikahan kerap dianggap sebagai salah satu momen paling membahagiakan dalam hidup seseorang. Persiapan panjang yang melibatkan banyak energi, waktu, dan emosi dilakukan demi menciptakan hari istimewa yang sempurna.

Namun setelah acara selesai dan kehidupan pernikahan resmi dimulai, sebagian pasangan justru merasakan kekosongan emosional, kesedihan, hingga gejala depresi ringan. Kondisi ini dikenal sebagai post wedding blues.

"Post-wedding blues menggambarkan rasa kecewa atau kesedihan yang dirasakan beberapa orang setelah kegembiraan pernikahan mereka berlalu," kata neuropsikolog Sanam Hafeez, PsyD, dilasnir dari Kompas.com.

Post wedding blues merupakan kondisi emosional yang tidak bisa dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan dapat berkembang menjadi depresi.

Menurut Lauren Auer, LCPC, seorang terapis dan pakar kesehatan mental dari Steadfast Counseling, post wedding blues adalah titik rendah secara emosional yang dapat dirasakan oleh individu maupun pasangan setelah pesta pernikahan usai. Selama masa persiapan dan menjelang hari pernikahan, banyak pasangan mengalami kegembiraan dan antusiasme tinggi, namun, setelah acara selesai, muncul perasaan kosong dan penurunan suasana hati yang drastis.

“Emosi yang semula sangat tinggi bisa menurun tajam setelah pernikahan berakhir,” jelas Auer.

Salah satu penyebab umum dari post wedding blues adalah perasaan puas setelah menyelenggarakan pesta pernikahan yang sesuai harapan. Saat momen tersebut berlangsung, suasana penuh kehangatan dengan keluarga dan sahabat menciptakan kebahagiaan mendalam.

Ketika momen itu telah berlalu, muncul kekhawatiran bahwa kebahagiaan serupa tidak akan terulang. Adapun, faktor finansial ternyata juga berperan dalam kondisi ini,yaitutekanan akibat pengeluaran besar selama persiapan pernikahan bisa menimbulkan rasa menyesal, apalagi jika anggaran yang dikeluarkan melebihi kemampuan.

"Beban keuangan bisa memicu penyesalan, terutama jika pasangan merasa telah mengalokasikan dana untuk hal-hal yang kini dianggap kurang penting," tambah Auer.

Selain itu, perubahan perhatian dari lingkungan sekitar juga bisa menjadi pemicu. Saat pesta pernikahan berlangsung, kedua mempelai menjadi pusat perhatian.

Namun setelah hari istimewa itu berlalu, sorotan terhadap mereka perlahan hilang. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak lagi dianggap penting.

Geoff Lamb, seorang terapis hubungan, mengatakan bahwa kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian sebenarnya adalah hal yang wajar. Hal ini lantaran adanya perasaan bahagia sebagai tokoh utama di hari pernikahan.

"Pada hari pernikahan, Anda dan pasangan adalah tokoh utama. Banyak orang menyukai perhatian tersebut, meskipun secara emosional kita tidak selalu membutuhkannya sebagai orang dewasa," ujarnya.

Dia juga menambahkan, dorongan untuk mendapatkan perhatian yang berlebih bisa berkaitan dengan pengalaman masa kecil yang kurang mendapatkan validasi emosional. Adapun kondisi post wedding blues ini sebaiknya tak dibiarkan berlarut.

Melansir dari Weddingku.com untuk mengatasi kondisi ini, pasangan bisa mulai mencari aktivitas baru seperti mengikuti kelas, menata rumah bersama, atau kembali ke rutinitas pekerjaan. Meluangkan waktu untuk kencan juga penting agar tetap terhubung secara emosional.

Selain itu, me time seperti berjalan santai, membaca buku di kafe, atau relaksasi di spa bisa membantu menenangkan pikiran. Hal tersebut juga bisa berfungsi untuk mempersiapkan diri menjalani peran baru dalam kehidupan pernikahan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.