Semarang (ANTARA) - Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani menyebutkan bahwa Korea Selatan salah satu negara tujuan yang masih menjadi idola bagi pekerja migran Indonesia (PMI).

"Kami program G to G (government to government) ke Korea Selatan. Ini merupakan salah satu program yang sangat diminati ya," katanya saat meninjau "Skill Test Calon PMI Program G to G ke Korsel" di Semarang, Sabtu.

Ia menyebutkan pendaftar program kerja bidang perikanan di Korsel itu mencapai lebih dari 10.000 orang yang terdata dalam Sistem Komputerisasi untuk Pelayanan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (SISKOP2MI).

Dari 10.000 pendaftar, kata dia, tersaring sekitar 2.200 orang atau sekitar 21 persen untuk maju ke tahap berikutnya, yakni pengujian "skill tes" yang berlangsung di Semarang.

"Tentunya, kami mendorong mereka agar menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya karena sudah sampai di tahap ini. Kan sebelumnya hanya ujian tertulis lewat komputer," katanya.

Pada tahap kali ini, kata dia, akan ada tes-tes yang terkait dengan bidang pekerjaan yang nantinya mereka lakukan, selain wawancara langsung dengan tim dari Korsel.

Para peserta program G to G ke Korsel tersebut berasal dari 25 provinsi, yang didominasi Pulau Jawa, kemudian Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan terjauh Papua.

Menurut dia, kebutuhan pekerjaan yang paling besar di Korsel adalah sektor manufaktur, disusul perikanan, kemudian "road industri", seperti "welder" (pengelasan) meski secara kuantitas masih kecil.

"Tapi, kebutuhan paling banyak itu ada di sektor manufaktur ya. Jadi, sebetulnya G to G ini kan ada untuk sektor manufaktur, lalu sektor perikanan. Nah, kami juga sedang memulai untuk 'road industri' ya," katanya.

Dia mengakui besaran gaji untuk pekerja migran di Korsel memang cukup tinggi, berkisar Rp24 juta per bulan, sehingga membuatnya banyak dilirik para pencari kerja sebagai negara tujuan.

Jumlah pekerja migran Indonesia di Korsel pada 2022 tercatat 11.545 orang, pada 2023 (11.570), 2024 (10.110), dan untuk tahun ini per 14 Juli 2025 tercatat 3.828 orang.

Fauzan Azhari, pendaftar program kerja ke Korsel, mengaku berminat mendaftar bekerja ke luar negeri karena selama ini kesulitan mencari pekerjaan di dalam negeri, termasuk daerahnya.

"Sebelumnya sudah ada temen (kerja) di sana (Korsel). Jadi, pengin juga kerja ke Korea. Karena nyari kerja di Indonesia kan lumayan susah ya," kata pria asal Indramayu, Jawa Barat itu.

Bersama empat kawannya dari Indramayu, ia mencoba peruntungan untuk bisa bekerja di Negeri Ginseng, terutama di sektor perikanan meski sebelumnya tidak memiliki pengalaman di bidang tersebut.

"Seleksi tahap pertama di Jakarta, kemudian (tahap) kedua di sini, di Semarang. Harapannya sih bisa lulus program ini ya supaya bisa berangkat ke Korea tahun depan," kata lulusan SMA pada 2017 itu.