Ambisi Hidupkan Burung Purba Moa, Raksasa yang Punah 6 Abad Lalu
GH News July 20, 2025 09:04 AM
Jakarta -

Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Colossal Biosciences mengumumkan burung moa raksasa menjadi objek hewan yang akan mereka hidupkan kembali (). Kabar ini kembali bikin heboh dunia sains, sebelumnya perusahaan tersebut mengklaim telah menghidupkan serigala yang punah 12.500 tahun lalu.

Moa raksasa Pulau Selatan () yang dulu menghuni Selandia Baru dibangkitkan kembali dengan memodifikasi genetik kerabat terdekatnya yang masih hidup.

Rencana burung yang punah 600 tahun lalu ini didukung oleh Pusat Penelitian Ngāi Tahu di Universitas Canterbury, Selandia Baru dan pembuat film , Sir Peter Jackson. Proyek belakang ini menjadi perbincangan di kalangan ilmuwan dan memunculkan skeptisme dari masyarakat.

"Nenek moyang kami yang paling awal di tempat ini hidup berdampingan dengan moa, dan catatan kami, baik arkeologis maupun lisan, memuat pengetahuan tentang burung-burung ini dan lingkungannya. Kami sangat antusias untuk membahas hal ini dengan sains mutakhir Colossal sebagai bagian dari visi yang berani untuk restorasi ekologi," kata salah satu tim peneliti dari Maori, Kyle Davis dikutip dari .

Seberapa besar kemungkinan moa raksasa bisa dihidupkan kembali pada zaman modern ini?

Keunikan Burung Moa Raksasa

Moa memang tidak seperti burung pada umumnya yang bisa terbang. Moa raksasa mempunyai tinggi sampai 10 kaki atau sekitar 3 meter.

Direktur Fasilitas Lanjutan untuk Penelitian Unggas di Western University di London, Scott MacDougall-Shackleton menyebut para arkeolog telah menemukan fosil moa dalam bentuk tulang, fragmen cangkang teluar dan bulu.

Hewan ini diperkirakan hidup pada ribuan tahun yang lalu. Kepunahan burung moa bersamaan dengan kedatangan warga Polinesia awal di Selandia Baru pada 600 tahun lalu.

"Penjelasan utama kepunahan mereka adalah perburuan berlebihan dan perubahan habitat setelah kedatangan masyarakat Polinesia ke pulau tersebut," jelasnya dikutip dari CNN.

Ribuan tahun lalu, predator moa cukup sedikit. MacDougall-Shackleton mengatakan burung moa adalah spesies yang lemah dan rentan terhadap perburuan atau pemangsaan.

"Jika kita peduli dengan konservasi burung di pulau ini, ada ratusan spesies yang terancam dan sangat terancam punah di Selandia Baru, Hawaii, dan pulau-pulau Pasifik lainnya yang membutuhkan sumber daya konservasi yang lebih mendesak," katanya.

Cara De-Extincian Burung Moa Raksasa

burung moa raksasa akan memanfaatkan DNA dari fosil. Lalu, gen kerabat terdekat akan dimodifikasi, misalnya burung emu. Setelah melewati tahap lainnya, burung hasil rekayasa akan ditetaskan dan dilepaskan ke lokasi yang tertutup.

Di balik rencana-rencana tersebut, banyak pihak yang skeptis terhadapnya. Seperti yang disampaikan anggota Kelompok Kerja Pengembangan Kebijakan Persatuan Internasional, Aroha Te Pareake Mead. Ia khawatir bahwa projek ini keliru.

" adalah istilah yang keliru, sebuah janji palsu, yang lebih berakar pada ego daripada upaya tulus untuk melestarikan spesies. Ini adalah latihan dalam kenikmatan egois dalam produksi teatrikal 'penemuan' tanpa pertimbangan etika, lingkungan, dan budaya. Mengembalikan moa? Ke mana? Ke kualitas hidup apa? Untuk berkeliaran bebas?" ungkapnya.

Seorang ahli biologi evolusi dari Universitas Sheffield, Dr Tori Herridge pun sependapat. Ia adalah peneliti yang pernah ditawarkan jadi dewan penasihat Colossal Biosciences, tetapi menolaknya.

"Saya rasa kita tidak akan bisa menciptakan sesuatu yang perilakunya mirip mammoth berbulu hanya berdasarkan genomnya. Banyak perilaku gajah yang dipelajari. Kita tahu ada masalah dengan perilaku gajah setelah kita memisahkan matriarki dari suatu kelompok," ujarnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.