---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Apa pentingnya metode CASEl dalam sistem pendidikan? Bagaimana Anda sebagai guru memandang pentingnya CASEL dalam pembelajaran di kelas?
Metode CASEL adalah sebuah metode pembelajaran yang fokus pada pengembangan lima kompetensi sosial emosional: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Penerapan CASEL di kelas melibatkan berbagai aktivitas dan strategi yang bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung perkembangan sosial emosional siswa, seperti menciptakan ruang kelas yang nyaman, mengenali emosi siswa, menggunakan permainan untuk belajar, mengajak diskusi tentang perasaan, dan menciptakan kegiatan kolaboratif.
Bentuk pembelajaran yang menerapkan CASEL di kelas adalah integrasi yang berkesinambungan antara pengembangan kompetensi sosial-emosional dengan semua aspek kegiatan belajar-mengajar, bukan sekadar materi tambahan. Hal ini mewarnai setiap interaksi dan aktivitas, baik yang terencana maupun yang muncul secara spontan.
Berikut adalah gambaran konkretnya:
1. Pembiasaan Harian yang Menguatkan PSE (Rutinitas)
Setiap hari, kami memulai dengan aktivitas singkat untuk membangun kesadaran diri dan kesadaran sosial. Ini bisa berupa:
"Cek-in Emosi Pagi": Kami memulai dengan berbagi satu kata atau ekspresi (misalnya dengan emoji atau isyarat tangan) tentang perasaan mereka hari itu dan alasannya. Ini membantu siswa mengenali emosi diri dan memahami keberagaman perasaan orang lain.
Latihan Pernapasan atau Mindfulness Singkat: Sebelum memulai pelajaran yang menantang atau setelah transisi, kami melakukan latihan napas dalam 1-2 menit. Ini melatih manajemen diri dan fokus, membantu siswa kembali ke kondisi tenang dan siap belajar.
Sesi Apresiasi/Syukur: Sesekali, kami meluangkan waktu untuk siswa mengucapkan terima kasih atau mengapresiasi satu hal baik yang dilakukan teman atau guru. Ini memperkuat keterampilan berelasi dan menciptakan atmosfer positif.
2. Integrasi PSE dalam Konten Akademik (Kurikulum)
PSE tidak diajarkan terpisah, melainkan disisipkan dalam mata pelajaran.
Diskusi Kritis: Dalam pelajaran Bahasa Indonesia atau IPS, kami menganalisis karakter dalam cerita atau peristiwa sejarah, fokus pada motivasi, perasaan, dan konsekuensi keputusan mereka. Ini melatih kesadaran sosial (empati) dan pengambilan keputusan bertanggung jawab.
Proyek Kolaboratif: Untuk tugas kelompok, kami secara eksplisit membahas strategi kerjasama, pembagian tugas yang adil, penyelesaian konflik, dan komunikasi efektif. Saya akan menjadi fasilitator, bukan pemecah masalah, saat konflik muncul, membimbing mereka menemukan solusi sendiri (keterampilan berelasi, manajemen diri).
Refleksi Diri dalam Penugasan: Setelah mengerjakan tugas, siswa diminta merefleksikan tidak hanya hasil akademiknya, tetapi juga prosesnya. "Apa yang membuatmu frustrasi?" "Bagaimana kamu mengatasi kesulitan itu?" "Apa yang kamu pelajari tentang dirimu saat bekerja dalam kelompok ini?" Ini mengembangkan kesadaran diri dan manajemen diri.
3. Pengajaran PSE Secara Eksplisit (Sesi Terfokus)
Meskipun terintegrasi, terkadang diperlukan sesi khusus untuk mendalami kompetensi tertentu.
"Kotak Alat Emosi": Kami membahas berbagai strategi sehat untuk mengelola emosi sulit (misalnya, mengambil napas dalam, menulis jurnal, berbicara dengan orang dewasa). Ini membangun manajemen diri.
Permainan Peran (Role Play): Kami mempraktikkan skenario sosial, seperti menolak ajakan yang tidak baik, meminta maaf, atau menyelesaikan perselisihan dengan teman. Ini melatih keterampilan berelasi dan pengambilan keputusan bertanggung jawab.
Menetapkan Tujuan: Siswa belajar menetapkan tujuan akademik atau pribadi yang SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) dan merencanakan langkah-langkah untuk mencapainya, termasuk antisipasi hambatan (manajemen diri, kesadaran diri).
4. Budaya Kelas yang Mendukung PSE (Lingkungan)
Cara guru bersikap dan norma yang dibangun di kelas sangat memengaruhi penerapan CASEL.
Modeling (Teladan): Saya berusaha menjadi contoh dalam mengelola emosi saya sendiri, mengakui kesalahan, dan menunjukkan empati.
"Keyakinan Kelas": Kami membuat seperangkat norma atau "keyakinan kelas" bersama yang berfokus pada rasa hormat, tanggung jawab, dan saling mendukung. Siswa ikut berkontribusi dalam menyusunnya.
Umpan Balik Holistik: Umpan balik yang saya berikan tidak hanya mencakup nilai akademik, tetapi juga upaya dalam kolaborasi, ketekunan, atau cara mereka mengelola emosi.
Secara keseluruhan, bentuk pembelajaran yang menerapkan CASEL di kelas saya adalah sebuah ekosistem yang dirancang untuk mendukung siswa tidak hanya menjadi pintar secara akademik.
Namun juga menjadi individu yang utuh, tangguh secara emosional, dan bertanggung jawab secara sosial. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kesuksesan hidup mereka.
Selain itu, ketika siswa menunjukkan emosi negatif seperti marah, kecewa, dan gelisah saat itulah guru hadir memberi ruang waktu tenang sebelum melanjutkan aktivitas pembelajaran. Guru juga harus mencontohkan cara menelola stres saat ujian seperti daengan teknik pernapasan dan juga siswa diberi dilema moral sederhana.
Lalu bagaimana Anda sebagai guru memandang pentingnya CASEL dalam pembelajaran di kelas?
Sebagai seorang guru, CASEL tentu sangat penting dalam pembelajaran di kelas karena beberapa alasan berikut:
1. Pengembangan Kompetensi Sosial dan Emosional
CASEL membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang esensial, seperti mengelola emosi, berempati, berkomunikasi efektif, dan bekerja sama dengan orang lain. Kompetensi ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan pribadi siswa.
2. Meningkatkan Prestasi Akademik
Penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kemampuan sosial dan emosional yang baik cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi. Dengan CASEL, siswa belajar fokus, mengatur diri, dan menghadapi tantangan belajar dengan lebih baik.
3. Mencegah Masalah Perilaku
Dengan pembelajaran yang menekankan pengembangan sosial dan emosional, siswa lebih mampu mengelola konflik dan stres. Dengan begitu, perilaku negatif dan bullying di kelas akan berkurang.
4. Membangun Lingkungan Kelas yang Positif
CASEL mendukung penciptaan budaya kelas yang inklusif, saling menghargai, dan suportif, di mana siswa merasa aman secara emosional dan termotivasi untuk belajar.
5. Mempersiapkan Siswa untuk Kehidupan Nyata
Keterampilan sosial dan emosional yang dikembangkan melalui CASEL tidak hanya berguna di sekolah, tetapi juga penting untuk kehidupan sehari-hari dan masa depan, termasuk dunia kerja dan hubungan antarpribadi. Secara keseluruhan, saya percaya bahwa integrasi CASEL dalam pembelajaran bukan hanya meningkatkan hasil akademik, tetapi juga membentuk karakter siswa yang lebih baik dan siap menghadapi berbagai tantangan hidup dengan lebih bijak dan percaya diri.